Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.
Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu atau Dia
"Lily, boleh aku bertanya?". Kata Zack
"Apa aku pernah melarangmu?". Tanya Lily.
Zack tersipu malu mendengarnya. "Bagaimana?".
"Apa?".
"Pendapatmu".
"Mereka terlalu baik, sangat baik". Jawab Lily antusias.
"Bukan. Maksudku, jawabanmu tentang yang aku bicarakan di Rumah Sakit".
"Ah! Soal itu". Lily menggantung ucapannya. "Saat ini...aku...".
"Kamu menyukai duda gila itu?". Tanya Zack serius.
Lily spontan memasang wajah terkejutnya. "Kau melantur Zack!". Elak Lily.
"Kalian masih belum baikan? Jujur lebih baik, Lily. Kalau terus seperti ini, kalian hanya akan saling menyakiti". Ungkap Zack
Lily menatap Zack serius, "Kau bicara apa,Zack". Lily tertawa garing.
"Aku bisa melihat kejujuran perasaan dari dalam diri kalian masing-masing. Aku merasa kamu dan Yu-Seok sama-sama memiliki ikatan yang kuat. Aku tidak tahu pasti apa itu, namun seriring berjalannya waktu semakin aku sadar kalau kalian memang menginginkan satu sama lain,". Jelas Zack.
"Kamu terlalu berlebihan, dia hanya majikanku, Zack!". Ucap Lily penuh penekanan.
"Apa Yu-Seok melihatmu sebagai pengasuh Ju-Anh?". Tanya Zack. "Tentu tidak. Dia melihatmu sebagai ibu dari Ju-Anh, itu berarti pasangan dirinya".
"Zack, berhenti". Ketus Lily.
"Baiklah aku akan berhenti. Sepertinya kamu sudah mengerti apa yang aku katakan."
"Zack, aku harus pulang cepat!". Ucap Lily menatap ponsel ditangannya.
"Ada aja alesannya". Ketus Zack.
Lily benar-benar menunjukkan layar ponselnya pada Zack. Dengn jelas, Zack melihat sebuah foto dimana seorang pria dan seorang anak laki-laki yang sedang berbaring diatas kasur.
Zack memicingkan mata, memfokuskan penglihatannya. "Mereka siapa?".
"Tuan Yu-Seok dan Ju-Anh".
Zack yang sudah tahu alasan Yu-Seok tidak bisa datang hari ini, menatap Lily dengan serius. "Pergi sekarang?". Tanyanya.
Lily mengangguk cepat. "Ju-Anh tidak bisa dekat dengan ayahnya, mereka selalu saling menularkan penyakit satu ke yang lainnya". Jelas Lily sambil berjalan keluar perusahaan dengan Zack.
Zack terdiam. "Sudah kuduga. Sejak awal, aku memang tidak pernah memiliki ruang dihati Lily. Bahkan, dia tidak menyisakan sedikit saja ruang untukku disana ". Batin Zack.
...
Lily sampai di Rumah Sakit diantar oleh Zack sampai lapangan parkir. Diruangan Yu-Seok, ia melihat Ju-Anh yang ikut berbaring disamping Yu-Seok dengan tangan saling berpelukan.
"Ju-Anh!". Panggil Lily
"mama...". Seru Ju-Anh bangun.
"Kenapa kamu disini,Ju-Anh?". Tanya Lily menatap Ju-Anh. "Lalu, Anda kenapa Tuan?".
Tu-Seok hendak bangun dari tidurnya, namun Lily melarangnya dan kembali tidur. Sementara Ju-Anh benar-benar menempel pada ayahnya.
"Kamu tidak perlu mengkhawatirkanku, ajak Ju-Anh keluar dari sini. Aku takut dia akan tertular olehku". Ucap Yu-Seok
"Biarkan saja, dia merindukan ayahnya". Ucap Lily.
"Kalau dia sakit, gimana?".
Lily mendengus kesal. "Orang tua mana yang berharap anaknya sakit? Hanya Anda, Tuan".
"Kalau Ju-Anh sakit, kamu yang kerepotan". Ucap Yu-Seok.
"Jangan bilang, Tuan seperti ini gara-gara kehujanan?". Tebak Lily mengalihkan pembicaraan.
Yu-Seok mengangguk. "Bagaimana perasaan tuan sekarang?". Tanya Lily.
"Aku tetap mencintaimu, Ly". Gumam Yu-Seok serius.
Lily mengerlingkan matanya. "Maksud saya, badannya!". Ucapnya.
"Kamu mau memeriksanya sendiri?". Tanya Yu-Seok.
"Ju-Anh kesini sama siapa?". Lily mengalihkan.
"Ju-Anh". Panggil Lily lembut karena tak ada sahutan dari Ju-Anh.
Yu-Seok memeriksa anak yang dipelukannya. "Stt!!!".
"Tidur?". Tanya Lily.
Yu-Seok mengangguk. "Lebih baik kamu istirahat juga". Sarannya melirik sekilas kasur khusus tamu di sampingnya.
Lily menggeleng cepat. "Siapa yang bawa Ju-Anh kesini?".
"Siapa lagi kalau bukan neneknya". Ucap Yu-Seok membelai rambut Ju-Anh.
"Nenek? Lim? Park? Atau siapa?". Lily tak sabar.
"Lah, kamu tinggal dirumah siapa?". Ketus Yu-Seok.
Lily tertegun sejenak mendengar jawaban Yu-Seok. "Kenapa?". Lirihnya.
"Lalu kamu, kesini sama siapa?". Kini giliran Yu-Seok yang mengalihkan.
"Zack". Ucap Lily langsung ke intinya.
Yu-Seok mengangguk faham diwarnai dengan sedikit denyutan didadanya. Dia cemburu. "Bagaimana dengan hadiah dariku, apa kamu menyukainya?". Tanyanya.
"Hadiah?". Gumam Lily. "Hadiah apa?"
"Memangnya mereka gak ngasih kamu hadiah dariku?". Tanya Yu-Seok penasaran.
"Mereka tidak memberitahumu kalau aku tidak bisa hadir, diacara tadi?".
"Kamu tidak menerimanya?". Cerocos Yu-Seok menantikan jawaban.
Lily terdiam meruntut semua ucapan Yu-Seok dalam kepalanya. "Jadi, tuan juga termasuk..."
"Ya". Yu-Seok berbangga diri.
Lily duduk disofa dan mulai membuka tasnya mencari sesuatu. "Tuan memberiku apa?". Tanya Lily masih fokus mencari.
"Amplop kecil berwarna coklat. Kamu menerimanya". Tanya Yu-Seok memperhatikan aktivitas Lily.
Lily kembali mendekat, memperlihatkan beberapa amplop yang Yu-Seok sebutkan. "Yang mana,tuan?".
Yu-Seok memperhatikan satu persatu karena semua jenis dan bentuk amplopnya sama. "Bukalah semuanya! Disana ada sesuatu tertulis diujung kertas".
Lily langsung membuka satu persatu dibawah pengawasan Yu-Seok. Hingga akhirnya Lily menemukan sebuah surat yang pernah ia buka sebelumnya. Lily heran, karena tadi ia tidak melihat tulisan kecil diujung kertasnya.
Lily menutup mulutnya dengan tangan. "Jadi, tuan yang memberi saya aset saham?". Lily tak percaya lalu mencari tulisan yang dimaksud oleh Yu-Seok.
"Will you merry me?". Lirih Lily.
Tangan Lily melemas, tapan sengaja menjatuhkan kertas yang ia pegang. Tatapannya menjadi kosong seketika.
"Kenapa?"
"Ada apa?"
"Ly"
"Lily kenapa?".
Yu-Seok khawatir dengan respon Lily, mencoba memanggilnya namun belum ada reaksi apapun. "Lily!". Teriak Yu-Seok.
"Ah! Ya, Tuan?". Lily tersentak kaget.
"Ada apa?". Yu-Seok kembali melembut.
"Apa maksudnya tuan?". Ucap Lily kembali mengambil lembaran kertas tadi.
"Itu untukmu". Jawab Yu-Seok.
"Tapi...".
"Kamu harus menerima hadiahku, tapi bukan berarti aku memaksamu untuk menerima perasaanku". Jelas Yu-Seok.
Lily kembali membaca ulang . "Kepemilikan saham sebesar 45% atas nama Lily. Ini sangat berlebihan".
"Itu belum seberapa jika dibandingkan dengan perasaanku, Lily".
"Tuan, tapi..."
"Tidak masalah jika kamu lebih memilih Zack. Aku faham".
Lily membulatkan matanya "Maksud Tuan?". Lily penasaran.
"Aku tahu kalau Zack menyukaimu, bahkan dia lebih awal menyatakan perasaannya padamu dari pada aku. Aku tidak akan menyalahkan siapapun, dan aku tidak akan memaksamu untuk terus disampingku selama sisa hidupmu. Aku hanya ingin memberitahumu sebesar apa rasa cintaku padamu". Jelas Yu-Seok
"Bagaimana tuan tahu kalau Zack...". Ucapan Lily terpotong.
"Aku pria, aku tahu arti tatapan pria, Lily. Bahkan dalam waktu dekat, Zack akan comeback musik terbarunya. Dan kamu tahu? Itu terinspirasi darimu". Lanjut Yu-Seok.
Kalian tahu ekspresi Lily seperti apa?. Lily bengong tak percaya dengan apa yang ia dengar. Hari ini hari yang penuh kejutan untuk Lily, yang membuat hatinya terus terperosok kejurang ambigu.
Ju-Anh terganggu tidurnya oleh suara dua orang dewasa yang lupa kalau ada anak kecil sedang dialam mimpi.
"Hi Ju-Anh, berisik ya? Maaf". Ucap Lily menggendong Ju-Anh menurunkannya dari samping Yu-Seok.
"Ju-Anh mau punya mama gak?". Tanya Yu-Seok.
Lily mengelus-elus pelan punggung Ju-Anh. "Ju-Anh butuh waktu buat ngumpulin tenaga". Ucap Lily.
"Ju-Anh mau punya mama gak?". Yu-Seok mengulangi.
"Mama?...ini...". Jawab Ju-Anh menunjuk Lily.
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.