Pembalasan Saudari Kembar

Keyra tak mengindahkan pandangan Dominic yang dingin, dia berjalan ke arah koper mengambil satu set pakaian favorit nya lalu dengan perlahan membuka handuk yang menutupi tubuh polosnya tanpa malu. Ia mengeraskan hatinya, jika Dominic akan bersikap dingin padanya maka dia pun bisa bersikap cuek.

Mata Dominic tampak bergetar melihat Keyra membuka handuk yang menutupi tubuh tanpa malu ataupun terganggu ada dirinya di dalam ruangan. Saat Keyra mulai memakai pakaian da lam satu persatu, tangan Dominic bergetar ingin menarik tubuh wanita itu ke dalam dekapan. Dominic menghela nafas pelan, dia akhirnya mendekat dan tanpa aba-aba merangkul tubuh Keyra dan menempelkan pada tubuh panasnya.

Namun...

Bugh!

Keyra yang kesal melihat pandangan dingin Dominic padanya, langsung mendorong tubuh suaminya lalu menendaang perut lelaki itu. Dengan hanya menggunakan pakaian da lam, telunjuk Keyra mengarah pada wajah syok Dominic.

"Beraninya Kau! Setelah mendapatkan manis dari tubuh ku, kau berubah jadi dingin! Lalu, karena sekarang kau terangsaang lagi... kau malah mendekati ku kembali! Kau ingin menikmati tubuhku lagi dengan wajah dingin mu itu...!

Dominic memegang perutnya yang terkena tendaangan, bibirnya meringis karena tendangaan Keyra sangat keras. "Kapan aku bersikap dingin padamu?"

"Wajahmu dan pandangan matamu saat aku keluar dari kamar mandi tadi__"

Dominic mengangkat tangan, menghentikan ucapan Keyra yang berapi-api.

"Sepertinya ada kesalahpahaman di sini, aku baru saja mendapatkan telepon dari anak buahku yang mengamati kelompok Salvatori. Mereka membawa mayat dari markas mereka, dan mayat itu dilempar di depan markas mu. Aku hanya memikirkan mu tadi, kamu pasti akan sedih saat mendengar anak buahmu mati... lalu aku jadi merasa marah dan ingin membunuh Salvatori."

Keyra mengerutkan keningnya dalam, ternyata dia salah paham. Dia pikir, seorang lelaki mafia seperti Dominic yang mengenal dunia hitam dan tentunya sudah berpengalaman dengan perempuan akan langsung merasa bosan setelah melakukan hubungan dengannya tadi malam jadi itu alasan Dominic bersikap dingin padanya.

"Aku akan menelepon Damian, mungkin dia belum sempat menelepon ku masalah ini." Keyra meneruskan memakai pakaian nya.

"Kamu masih salah paham padaku?" Dominic masih ingin memperjelas situasi mereka.

"Tidak."

"Benar?" tanya Dominic lagi.

"Ya."

"Setelah berpakaian, makan lah sarapan mu. Aku keluar dulu, ada sesuatu yang harus aku urus. Kita bertemu saat makan siang, lalu kita pergi ke rumah keluarga Alston. Kau siap, kan?"

"Tentu saja, asal kau juga siap bersandiwara dengan ku."

Dominic melembutkan wajahnya, lalu mengelus kepala Keyra. "Baik, aku akan selalu menurut padamu."

Keyra melihat wajah lembut suaminya dan memalingkan muka. Aneh sekali, Dominic menampakkan wajah dingin dia tak suka sekarang lelaki itu menampilkan wajah lembut dia malah merasa canggung.

.

.

.

Sesuai pembicaraan, setelah makan siang Dominic dan Keyra pergi ke rumah keluarga Alston. Mereka berdua disambut baik oleh Nyonya Scarlett dan Tuan Austin.

Keyra hanya tersenyum palsu, dia tahu Nyonya Scarlett hanya berpura-pura seperti dirinya. Yang membuat Keyra aneh, ternyata ada Vander dan Becca ikut menyambut padahal seharusnya Vander berada di perusahaan.

Apa karena masih berhalusinasi, Vander sementara tak bekerja?

"Selamat datang, kakak. Selamat datang, kakak ipar." Vander bahkan bersikap sopan.

"Terimakasih, adik ipar." Keyra tersenyum, senyumnya begitu mirip dengan Karyl.

Jantung Vander tersentak kembali, namun dia berusaha untuk mengontrol dirinya jika Keyra bukanlah Karyl. Dia sendiri yang telah menyia-nyiakan Karyl selama wanita itu menjadi istrinya, dia merasa tak pantas jika mempunyai perasaan lain pada Keyra sebagai ipar.

"Ibumu sudah menyiapkan makan siang, ayo makan bersama." Ajak Tuan Austin.

"Kami berdua sudah makan siang, Keyra juga kelelahan dan ingin langsung beristirahat di dalam kamar. Maklumlah, pengantin baru." Dominic tersenyum jahil, lalu mengecup pipi Keyra. Tangan nya tak pernah lepas dari pinggang Keyra, terus merangkul.

Becca melihat mata Vander terus menatap pada Keyra, dia sangat kesal lalu berdiri di samping Vander dan merangkul lengan Vander.

"Kita berdua sebentar lagi juga akan segera menjadi pengantin. Iya kan, sayang." Dengan manja Becca bicara pada Vander.

Keyra tersenyum tipis namun matanya menyorot tajam, "Sepertinya rumor di luaran tentang Nona Becca yang selalu menempeli suami saudariku itu benar! Nyatanya... baru sebulan saudari ku meninggal, kalian berdua tak sabar untuk segera menikah. Apa itu artinya, saudari kembarku telah dikhianati dalam pernikahan?"

Jleb!

Kata-kata Keyra mampu membuat Vander merasa semakin menyesal, dia mengingat betapa Karyl selalu mengeluh dengan kedekatan nya bersama Becca dan memintanya menjauhi Becca. Bahkan dia pun pernah berjanji akan menjauhi Becca, namun dengan angkuhnya dia malah membela Becca di depan istrinya saat di rumah sakit.

Vander segera melepaskan rangkulan Becca darinya, dia menatap Keyra dengan wajah bersalah. "Itu nggak benar! Aku hanya menganggap Becca adikku, tentang pernikahan kami... itu nggak akan pernah terjadi sampai kapanpun! Aku hanya mencintai Karyl, hanya dia."

Keyra sungguh ingin tertawa, menertawakan obsesi Vander sekarang pada saudarinya. Bukankah benar-benar sudah sangat terlambat untuk menyesal?

"Jangan membahasnya lagi, lagipula orang yang sudah mati nggak akan hidup lagi. Biarkan situasi menjadi tenang, kau juga jangan banyak bicara lagi!" Nyonya Scarlett menatap Becca, dia tak ingin membuat putranya lebih gila lagi terus memikirkan menantunya yang sudah mati.

Becca tadinya ingin protes dengan kata-kata Vander tentang tak akan menikah dengan nya, namun mendapatkan peringatan dari Nyonya Scarlett dia pun hanya menggeram dan menahannya. Apalagi tak ada bantuan dari kakak lelakinya, dia harus bertahan untuk sementara ini menghadapi penolakan Vander dan juga kedatangan Keyra yang kini bergabung dalam keluarga Alston.

*

*

*

Bersambung...