Pesona Istri Orang

"Arght!!" geram Aslan.

Di antara semua kekacauan pikirannya, Aslan coba untuk berpikir pelan-pelan.

Bagaimana bisa dia menjalani hidupnya setelah ini.

Akar permasalahan semua ini jelas karena perselingkuhannya dengan Cindy. Dan setelah dia hancur berkeping, Aslan tak ingin hanya hancur sendirian.

Cindy harus selalu ada di dekatnya, menggantikan posisi Nadia yang kini telah hilang.

Wanita itu tidak boleh pergi meski dia sudah jatuh miskin.

"Ya, aku harus segera menikahi Cindy, setidaknya dia akan tetap bekerja selama kita menikah, Cindy bisa menggunakan uang gajinya untuk kebutuhan rumah," gumam Aslan.

Itu adalah keputusan yang dia ambil dari semua kekacauan yang terjadi.

Aslan sungguh tak ingin hancur sendirian, Cindy akan dia jerat untuk jadi pendampingnya seumur hidup.

Sudah yakin dengan keputusannya, Aslan lantas menelpon sang kekasih, meminta Cindy untuk segera masuk ke dalam ruangannya.

Aslan akan bersandiwara jika semuanya masih baik-baik saja, dia bahkan belum akan mengatakan tentang perceraiannya dengan Nadia.

Tidak lama setelah dia menghubungi sang kekasih, akhirnya Cindy pun masuk ke dalam ruangan itu.

Mereka berdua sama-sama tidak sadar jika saling membohongi dan munafik, memperlihatkan yang baik-baik dan menyembunyikan kebusukan diri di hati masing-masing.

Semua yang ada di antara mereka berdua hanyalah kepalsuan. Bahkan cinta yang selama ini selalu mereka berdua gaungkan rasanya perlu untuk dipertanyakan.

"Mas," panggil Cindy lirih.

"Sini," panggil Aslan, Dia meminta Cindy untuk duduk di atas pangkuannya.

"Aku tidak peduli lagi tentang Nadia, sekarang juga Aku ingin kita menikah," ucap Aslan langsung, tanpa basa basi, tanpa perlu pikir panjang.

Dan mendengar kalimat itu Cindy pun terkejut sesaat. Namun kemudian dia langsung tersenyum lebar ketika akhirnya menyadari bahwa dia telah menang dari Nadia.

Suami wanita itu telah berhasil direbut dan kuasai sendiri.

"Benarkah? kamu tidak bohong kan?" tuntut Cindy, menunjukkan raut wajahnya yang berseri dengan kedua mata berbinar.

Aslan tersenyum dan mengangguk.

"Tapi aku ingin pernikahan kita resmi Mas? aku tidak mau hanya jadi istri yang tidak punya hak apa-apa," pinta Cindy pula dan Aslan menyanggupinya dengan mudah.

"Hari ini juga aku akan daftarkan pernikahan kita resmi secara hukum," terang Aslan.

Cindy lantas memekik kesenangan, dia bahkan langsung memeluk Aslan dengan erat.

Belum apa-apa dia sudah membayangkan akan mengusir Nadia dari rumah itu, lalu rumah tersebut akan dia tempati bersama Aslan.

Astaga, hanya membayangkannya saja aku sudah merasa sangat bahagia sekali. Rasakan kamu Nad! kamu akan dibuang seperti sampah! batin Cindy, benar-benar merasa puas dengan apa yang dia dapatkan sekarang.

Dan Aslan pun benar-benar melakukan apa yang dia katakan kepada Cindy.

Hari itu dia melengkapi semua berkas dan mendaftarkan pernikahannya dengan Cindy di pencatatan sipil.

Berkilah ada pekerjaan di luar, Mereka berdua mengurus semua itu dengan perasaan yang bahagia.

"Mas, malam ini juga aku sudah bisa pulang ke rumah kamu kan?" tanya Cindy.

Saat ini waktu sudah menunjukkan jam 3 sore dan mereka berdua sudah resmi menjadi sepasang suami dan istri.

Bahkan mereka berdua pun membuat surat perjanjian menikah, bawa harta yang dimiliki Mereka berdua adalah harta bersama, tak menghitung hari sudah berapa lama mereka menikah.

Yang jelas sekarang harta kedua belah pihak adalah milik bersama.

"Tidak Cin, kita tidak pulang ke rumah ku, tapi kita akan pulang ke rumah kontrakan kamu," jawab Aslan.

Sebuah pertanyaan yang membuat Cindy seketika mendelik.

"Apa maksud mu Mas?"