Seorang gadis tampak kaget melihat kedua orang tuanya bersimbah darah dihadapan seorang pria yang dengan santainya menatap kearah sang mayat kedua orang tua sang gadis tersebut. Sang pria mengatakan pada gadis tersebut kedua orang tuanya memiliki hutang dan jaminannya adalah si gadis tersebut. Sang Pria tau kondisi sang gadis susah menawarkan sang Gadis untuk menikah dengan pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
Malam itu, rencana mereka mulai terbentuk. Tidak ada lagi pelarian sekarang waktunya menyerang balik. Joon duduk di depan laptopnya, menyusun pesan terenkripsi yang akan dikirim ke seseorang yang bisa membantu mereka. Sementara itu, Young Ji dan Lee Young memilah dokumen yang paling berbahaya, memastikan mereka memiliki bukti kuat untuk menekan S.Coups.
"Aku punya seorang kenalan," kata Joon tanpa mengalihkan pandangannya dari layar.
"Dia bekerja sebagai hacker dan punya akses ke jaringan bawah tanah. Jika kita bisa menyebarkan informasi ini di tempat yang tepat, S.Coups tidak akan bisa mengontrol semuanya lagi."ucap Joon sambil mengotak - atik komputer di depannya
"Tapi kita harus berhati-hati. Kalau dia tahu kita akan menyebarkan ini, dia bisa menyerang duluan." ucap Lee Young mengangguk.
"Apa tidak ada cara lain? Apa kita tidak bisa bernegosiasi dulu?" tanya Young Ji menatap mereka berdua dengan cemas.
"Dengan S.Coups? Lupakan. Dia tidak akan mau berunding kecuali kita punya sesuatu yang benar-benar menakutinya."ucap Joon tertawa kecil.
Lee Young menggigit bibirnya. Ia tahu Joon benar. S.Coups tidak akan menyerah hanya karena mereka meminta.
"Kita buat dia berpikir bahwa kita sudah mengunggah dokumen ini," kata Lee Young akhirnya. "Jika dia percaya bahwa rahasia ini sudah tersebar, dia tidak punya alasan lagi untuk mengejar kita."
"Itu bisa berhasil, tapi kita harus pintar memainkan waktunya."ucap Joon menatapnya sejenak sebelum mengangguk.
"Ini masih berisiko tinggi." ucap Young Ji menghela napas.
"Tapi ini satu-satunya cara." ucap Lee Young menatapnya dengan yakin.
"Baik. Aku akan mengatur semuanya. Setelah ini, S.Coups akan berpikir dua kali sebelum mengejar kita lagi." ucap Joon mengetik beberapa baris kode di laptopnya.
Lee Young menarik napas dalam. Ia sudah cukup lelah menjadi buronan. Sekarang, perang ini benar-benar dimulai.
Beberapa jam kemudian, Joon selesai dengan pekerjaannya. Ia berbalik menghadap Lee Young dan Young Ji, wajahnya menunjukkan kepuasan.
"Aku sudah menyebarkan informasi palsu," kata Joon.
"Sekarang, dunia bawah akan berpikir bahwa dokumen ini sudah diunggah ke server anonim. Kalau S.Coups atau siapa pun mencoba menghentikan kita, mereka akan panik karena takut informasinya benar-benar bocor." sambung Joon
"Lalu, langkah kita selanjutnya? tanya Lee Young mengangguk, matanya penuh tekad.
"Kita jebak dia. Kita buat seolah-olah kita ingin bernegosiasi, tapi sebenarnya kita akan menggiringnya ke dalam perangkap." ucap Joon menyeringai
"Dan kalau dia tidak tertipu?" tanya Young Ji terlihat ragu
"Kalau begitu, kita harus siap untuk menghadapi semuanya. Aku tidak akan lari lagi."ucap Lee Young mengepalkan tangannya.
Joon mengambil ponselnya dan mulai mengetik pesan.
"S.Coups, kita harus bicara. Aku tahu ini bukan hanya tentang uang. Aku punya sesuatu yang bisa mengubah permainan. Temui aku di Pelabuhan Selatan, sendirian. Kalau kau membawa anak buahmu, semuanya akan tersebar dalam hitungan detik."
Ia menunjukkan pesan itu pada Lee Young, yang hanya mengangguk.
"Tekan kirim," ucap Lee Young tegas.
Beberapa menit kemudian, sebuah balasan datang.
"Kamu pikir kamu bisa mengendalikan permainan ini? Baiklah, aku akan datang. Tapi aku akan membawa jaminan bahwa kamu tidak bisa kabur lagi." balas S.Coups
"Dia pasti merencanakan sesuatu." ucap Young Ji
"Dan kita juga." ucap Joon
Lee Young menatap ke luar jendela, melihat langit malam yang gelap.
Ini akan menjadi pertarungan terakhir.
Dan kali ini, ia akan memastikan bahwa S.Coups-lah yang jatuh.
Malam itu, udara di Pelabuhan Selatan terasa dingin dan berangin. Lampu-lampu redup menerangi area dermaga yang sepi, menciptakan suasana mencekam. Lee Young berdiri di dekat salah satu kontainer besar, mengenakan hoodie hitam untuk menyamarkan dirinya dalam kegelapan.
Joon dan Young Ji bersembunyi di balik mobil yang diparkir agak jauh, memantau situasi. Joon memegang laptopnya, bersiap dengan rencana cadangan jika keadaan berbalik buruk.
Tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar.
S.Coups muncul dari bayangan, berjalan dengan santai tetapi penuh kewaspadaan. Ia tidak datang sendiri dua anak buahnya berdiri beberapa meter di belakangnya, tangan mereka siap meraih senjata jika dibutuhkan.
"Aku bilang datang sendiri." ucap Lee Young menatapnya tanpa gentar.
"Dan aku bilang aku akan membawa jaminan. Kamu pikir aku akan mempercayaimu begitu saja?"tanya S.Coups menyeringai.
Lee Young tidak menjawab. Ia hanya mengangkat ponselnya dan menunjukkan layar yang menampilkan email terjadwal.
"Kalau aku tidak membatalkan ini dalam waktu sepuluh menit, seluruh isi dokumen itu akan terkirim ke media, polisi, dan orang-orang yang ingin melihatmu jatuh."
"Dokumen apa maksudmu Lee Young? Kamu berbuat apa sekarang? Kamu bermain dengan api, Lee Young."tanya S.Coups mengeras.
"Aku sudah cukup lama menjadi korban dalam permainan ini. Sekarang, aku yang pegang kendali." ucap Lee Young melangkah maju, matanya penuh tekad.
S.Coups terdiam sejenak, menatapnya dengan tajam.
"Apa yang kau inginkan?" tanya S.Coups
"Hapus semua catatan hutang keluargaku. Bebaskan aku dari ini, dan aku akan memastikan informasi ini tidak pernah bocor."ucap Lee Young menarik napas dalam.
"Dan aku harus percaya begitu saja?" tanya S.Coups terkekeh pelan.
Tiba-tiba, suara ponsel S.Coups berbunyi. Ia melirik layar dan ekspresinya berubah.
"Aku baru saja meretas sistem keuangan perusahaanmu," ucap Lee Young
"Dan anak buahmu pasti menerima laporan bahwa sebagian uangnya tiba-tiba ‘hilang’ dari catatan transaksi." sambung Lee Young
S.Coups menatap Lee Young dengan tatapan marah. "Kau benar-benar sudah keterlaluan."
Lee Young tetap tenang. "Ini pilihanmu, S.Coups. Aku bisa mengakhiri semuanya di sini, atau kau bisa pergi dan membiarkanku hidup dengan tenang."
S.Coups mengepalkan tangannya, lalu setelah beberapa detik yang terasa seperti seumur hidup, ia akhirnya menghela napas panjang.
"Baik. Aku akan menghapus utang itu. Tapi jika kamu mencoba menipuku. Dan ingat ini Lee Young ssi ini belum berakhir" ucap S.Coups
"Aku bukan orang yang bodoh. Dan aku harap kamu juga tidak."ucap Lee Young menatapnya tajam.
S.Coups memberi isyarat kepada anak buahnya, lalu mereka pergi meninggalkan pelabuhan. Begitu mereka menghilang, Young Ji dan Joon segera berlari menghampiri Lee Young.
"Kita berhasil," bisik Young Ji, masih tak percaya.
"Untuk sekarang, ya. Tapi kita harus tetap waspada. S.Coups tidak akan melupakan ini begitu saja." ucap Joon tersenyum.
"Aku tahu." ucap Lee Young mengangguk.
Namun untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa bebas.
Dan kali ini, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.