Rangga adalah seorang pemuda yang mendapatkan warisan sepasang mata sakti. mata sakti mampu menembus benda apapun, juga memberikan kemampuan medis dan ilmu beladiri.
Namun untuk mendapatkan mata sakti itu, Rangga menjadi bisu selama 5 tahun. tanpa di duga dia menikahi seorang wanita yang sangat cantik. Namun istrinya tidak mencintainya sama sekali.
Namun dirinya selalu di rendahkan oleh keluarga istrinya karena bisu dan tidak berguna.
Setelah 5 tahun berlalu, Rangga akan menggunakan mata saktinya untuk merubah takdirnya dan mendapatkan hati istrinya.
Bagaimana kelanjutannya bisa di baca di novel ini ya !!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 31 KAKAK KELAS DELON
Mereka baru bertemu sekali, Rangga juga tidak mengenalnya, jadi Rangga tidak terlalu memikirkan tentang hidup dan matinya. Jika Rangga memang di takdirkan untuk mengobati penyakitnya, pasti mereka akan bertemu lagi.
"Aku lebih baik mati, dari pada di lecehkan oleh pria tidak tahu diri seperti mu," teriak Lidia memaki Rangga yang sudah pergi meninggalkan nya.
Lidia tampak begitu marah dan tidak suka kepada Rangga. Padahal Rangga lumayan tampan, tidak di sangka hanyalah seorang pria mesum, pikir Lidia.
Satu jam kemudian Rangga telah kembali ke rumah dengan membawa berbagai bahan obat untuk membuat krim.
Rangga membawa bahan-bahan itu ke dapur untuk langsung meraciknya. Rangga langsung memasukkan semua bahan obat ke dalam lesung dan mulai menumbuknya secara perlahan.
Cahaya keemasan dari mata Rangga tampak begitu terang. Energi spiritual mengalir masuk ke dalam bahan obat melalui setiap tumbukan yang di lakukan oleh Rangga.
Bahan-bahan obat ini terlihat biasa saja, namun karena energi spiritual milik Rangga yang akan membuatnya menjadi sangat luar biasa. Pada intinya, hal yang luar biasa hanya bisa di lakukan oleh Rangga saja.
Setelah semua bahan obat menjadi sangat halus, Rangga mulai menambahkan sedikit air panas. Bahan-bahan itu mulai di aduk hingga mengental dan menjadi bentuk krim.
Rangga telah selesai membuat krimnya dan sekarang hanya tinggal menunggu Miranda pulang dari kantor saja.
Sore hari Miranda juga sudah pulang dari kantornya. Kini Rangga dan Miranda juga sudah berada di kamarnya.
Rangga memberikan sebuah mangkuk kecil yang di dalamnya ada krim yang di buat sebelumnya. Krim itu berwarna hitam, namun aromanya begitu wangi.
"Miranda kamu cobalah," ujar Rangga memberikan krimnya.
Miranda juga mulai mengoleskan krim itu ke seluruh bagian wajahnya dengan perlahan dan merata.
"Setelah 5 menit kamu bisa membilasnya dengan air," ujar Rangga.
5 menit kemudian Miranda juga telah keluar dari kamar mandi sambil mengusapkan handuk kecil di wajahnya.
Setelah Miranda selesai mengeringkan bekas air di wajahnya dan meletakkan handuknya, Rangga tampak terbengong melihatnya.
"Kamu kenapa?" tanya Miranda melihat Rangga menatapnya dengan bengong.
"Miranda, kamu tampak cantik sekali," jawab Rangga.
Miranda juga langsung bercermin di kaca kamarnya dan mendapati wajahnya kini sudah lebih cantik dari sebelumnya.
Bukan hanya jerawatnya saja yang sudah menghilang tanpa meninggalkan bekas, bahkan kulit di wajahnya tampak begitu cerah dan berseri. kerutan kecil di kelompok matanya juga mengencang kembali, sehingga Miranda tampak lebih muda dari sebelumnya.
Miranda yang sebelumnya memang sudah sangat cantik kini semakin bertambah cantik bak seorang dewi di dunia nyata.
"Rangga ini hebat sekali, hasilnya benar-benar di luar ekspektasi ku," ujar Miranda terlihat sangat senang meraba kulit wajahnya yang begitu halus.
Bukan hanya jerawatnya yang hilang, kini dirinya juga menjadi semakin cantik lagi.
Melihat hasil dari krim buatan Rangga yang sangat luar biasa ini, Miranda juga mulai terpikirkan sesuatu.
"Rangga, kamu tahu tidak, krim ini sangat luar biasa sekali," ujar Miranda.
"Jika kamu membuat nya dalam jumlah banyak dan menjualnya, pasti akan sangat laku keras," sambung Miranda.
Krim buatan Rangga ini sangat luar biasa sekali. Selama menjalankan perusahaan nya di bidang kosmetik, Miranda belum pernah melihat krim sehebat ini.
Hasil dari krim ini bahkan tidak kalah di bandingkan dengan operasi plastik yang memiliki banyak resiko dan juga biayanya yang sangat mahal.
Untuk dapat melihat hasilnya juga hanya menunggu selama 5 menit saja. Jelas sekali ini adalah barang krim kosmetik yang sangat luar biasa.
"Benarkah?" Rangga juga tidak terpikirkan tentang hal ini sebelumnya.
Miranda mulai menjelaskan bahwa bisnis kecantikan adalah bisnis paling menjanjikan di jaman sekarang. perusahaan miliknya juga bergerak di bidang kosmetik, Rangga bisa membuat krimnya dan menjualnya lewat perusahannya.
Dengan demikian pasti mereka akan mendapatkan untung yang sangat besar, mengingat kehebatan dari krim buatan Rangga ini.
"Jadi bagaimana menurutmu?" tanya Miranda.
"Jika menurut mu bagus, aku akan membuatnya dalam jumlah banyak," jawab Rangga.
Rangga tidak terlalu paham tentang dunia bisnis, jika istrinya suka, maka Rangga akan melakukannya.
"Sepakat, aku aku mengurus segala macam prosedur dan ijinnya terlebih dahulu, aku akan berusaha mengerjakannya secepat mungkin," ujar Miranda dengan sangat bersemangat.
"Baiklah, kamu yang atur semuanya saja," balas Rangga sambil tersenyum.
Miranda terlihat begitu semangat setelah membicarakan tentang rencananya untuk memasarkan krim buatan Rangga. Rangga juga terlihat puas dan senang melihat istrinya yang seperti ini.
Dengan krim ini, Miranda yakin sekali akan membuat perusahaannya lebih berkembang dan mendapatkan reputasi yang baik.
"Miranda, bagaimana jika malam ini kita pergi keluar untuk makan malam, kebetulan aku belum makan dan kamu sepertinya juga belum makan?" tanya Rangga.
"Hem... apa kamu hendak mengajakku berkencan?" tanya balik Miranda.
Selama mereka menikah, belum pernah mereka berdua makan di luar sekalipun. Namun kini Rangga tiba-tiba saja mengajaknya untuk makan di luar.
Jujur saja, dalam lubuk hati Miranda merasa senang, karena Rangga mengajaknya jalan berdua.
"Bisa di bilang begitu, jika kamu bersedia atau Anggap saja untuk merayakan kerjasama kita ini," jawab Rangga sambil tersenyum.
"Baik kalau begitu," ujar Miranda.
Rangga terlihat begitu senang, setelah sekian lama akhirnya dia bisa jalan berdua dengan Miranda.
Pukul 7 malam mereka berdua keluar dengan menggunakan mobil sport mewah. Terlihat Rangga yang mengemudikan mobilnya dan Miranda duduk di sebelahnya.
Rangga terlihat sangat tampan dengan menggunakan setelah jas berwarna hitam. Sementara Miranda juga sangat cantik dengan menggunakan setelah gaun bermotif bunga.
Bisa di bilang ini adalah kencan yang terlambat karena di lakukan sesudah menikah dan kencan yang pertama karena hubungan mereka sebelumnya tidak sebaik ini
Kini mereka berdua duduk di sebuah restoran sambil menunggu pesanan yang mereka pesan tiba.
Terlihat Miranda sedang meminum jus jeruk pesanannya, namun tiba-tiba seorang pemuda menyapanya.
"Miranda," ujar pemuda itu.
"Kak Delon," balas Miranda juga langsung mengenalinya.
Delon adalah seorang pria muda yang menggunakan kacamata dan merupakan kakak kelasa dari Miranda sewaktu masih di universitas dulu.
Delon sudah lama menyukai Miranda selama masih di universitas. Namun Delon harus melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, sehingga dia belum bisa mengutarakan perasaannya terhadap Miranda.
Di luar negeri Delon adalah seorang yang sangat berprestasi dalam dunia kedokteran. Delon telah mendapatkan gelar sebagai seorang dokter jenius di usianya yang masih begitu muda.
Selama di luar negeri, Delon terkejut mendengar bahwa Miranda yang telah lama di sukainya justru sudah menikah dengan orang lain.
Pada waktu itu, Delon tidak bisa menerimanya, namun dia tidak bisa kembali dan tetap melanjutkan pendidikannya hingga selesai.
Delon sendiri sudah hampir seminggu berada di kota ini, setelah menyelesaikan pendidikannya di luar negeri. Setibanya di kota ini, Delon juga mulai menyelediki tenang suami dari Miranda.
Hingga Delon mengetahui, bahwa suami Miranda hanyalah seorang yang pernah bisu dan tidak berguna, yang kini membuka sebuah toko obat tradisional. Yang paling penting adalah, Delon mendapatkan kabar bahwa Miranda belum pernah di sentuh oleh suaminya dan masih suci.
Hal itu membuat Delon semakin bersemangat kembali untuk mendapatkan Miranda. Dirinya yang merupakan seorang dokter jenius, tidak mungkin kalah bila di bandingkan dengan suaminya yang hanya membuka toko obat kecil. Sehingga Delon merasa Miranda lebih cocok dengannya yang mempunyai masa depan yang cerah.
Delon juga mulai duduk dan bergabung di sana tanpa di tawari oleh Miranda ataupun Rangga.