CEO DINGIN Dengan WANITA BAIK

Calvin POV

(Pasti dia terjatuh saat dikejar para preman-preman tadi), batin Calvin kembali memanas

Tapi, sekarang dia harus menenangkan pikirannya karena saat ini ada Alika disisinya.

(Mereka akan saya beri pelajaran, Alika. Semua goresan dan rasa takut yang kamu alami saat ini, akan saya balas berkali-kali lipat), batin Calvin

Calvin POV ENDS

Tanpa basa-basi, Calvin langsung menggendong Alika ala bridal style.

Alika yang tiba-tiba diangkat seperti itu melotot,

"Calvin, kamu kenapa gendong aku seperti ini" tanya Alika

"Kaki kamu sakit kan, Alika?" tanya Calvin

Alika terdiam

(bagaimana dia bisa tahu kalau kaki aku sakit?) batin Alika berpikir

"saya tidak akan menjatuhkan kamu, jadi tenang saja ya" ujar Calvin menenangkan Alika

Alika pun mengangguk

Calvin tidak akan membiarkan Alika pingsan, karena melihat darah yang ada di kakinya

Bagaimanapun, Ia akan menjaga Alika

Masih teringat di benak Calvin, kejadian yang membuat dirinya hampir ketakutan setengah mati saat Alika kecelakaan di depan kampus hingga membuat lengannya retak

Baru selangkah Calvin melangkah, salah satu bodyguard kepercayaannya memanggil Calvin

"Bos!!!

D... Dia sudah kabur. Tapi, kami sekarang masih berusaha mengejar mereka. Saya kembali karena saya ingin mengantar Bos pulang terlebih dulu. Keadaan disini mungkin tidak aman setelah kejadian ini" ujar bodyguard Calvin itu

Gigi Calvin bergemeletuk, urat -urat dikepalanya seperti sedang menahan amarah,

"Saya tidak perduli, Sando. Kalian harus temukan dia hidup-hidup! Saya bisa menjaga diri saya sendiri, dan saya juga akan membawa Alika pergi dari hutan ini" jawab Calvin berapi-api pada bodyguardnya

Melihat bosnya yang penuh amarah itupun, body guard Calvin yang bernama Sando itu tidak berani menjawab lagi

"Baik, Bos. Kami semua akan menemukan dia hidup-hidup. Saya pamit" ujar Sando kembali berlari memasuki hutan yang juga menjadi pembatas wilayah suku lain itu

Calvin mengangguk,

Setelah mendapat anggukan kepala dari Calvin, Sando langsung berlari kembali kedalam hutan menyusul teman-temannya yang lain

Calvin melanjutkan jalannya,

Alika yang berada didada Calvin, merasa begitu ketakutan melihat ekspresi Calvin pada saat membentak pengawalnya

Bahkan, masih terasa bagi Alika jika nafas Calvin masih sangat memburu

"C... Calvin kamu tidak apa-apa?" tanya Alika sangat berhati-hati

Calvin sama sekali tidak merubah pandangannya kedepan, tapi ia tertawa kecil mendengar pertanyaan Alika yang menurutnya konyol,

(jujur baru kali ini, aku denger kamu ketawa Calvin) batin Alika

"K... kamu kenapa sekarang malah ketawa? kamu ngga sakit kan?" tanya Alika kebingungan sambil memegang dahi Calvin

Mereka bertatapan beberapa detik,

Alika tidak bisa menahan degup jantungnya yang tidak normal

Namun, Alika langsung tersadar, "Calvin?"

"Pertanyaan kamu itu lucu sekali Alika, yang baru saja terjatuh dan terkena musibah itu kamu. Kenapa malah kamu yang bertanya kepada saya?" jawab Calvin tersenyum tipis menatap Alika

"Aku takut banget, lihat wajah kamu tadi" jawab Alika bergumam kecil takut Calvin marah mendengar kejujurannya

Calvin terdiam, ia mengambil nafas dalam

"Maaf, kalau saya sudah membuat kamu takut"

"Alika... "

Saya tidak akan membiarkan siapapun bisa bermain-main, jika sudah menyangkut keluarga dan orang terdekat saya" lanjut Calvin

blusshhhhh

Pipi Alika memerah

(orang terdekattt? Apa aku termasuk orang terdekatnya??) batin Alika

"tadi pagi, kenapa kamu tidak mau bicara kepada saya?" tanya Calvin

"Maaf, Calvin. Bukan aku ngga mau bicara sama kamu,

aku hanya...

Calvin menunggu jawaban Alika

ngga suka jadi pusat perhatian" jawab Alika meringis

"Lalu, kenapa kamu sama sekali tidak memberi kabar kalau kamu mau pergi kesini?" tanya Calvin lagi

"Aku merasa kamu tidak perlu tahu tentang hal itu, Calvin" jawab Alika

"Apapun yang kamu lakukan, itu... "

"Penting untuk saya"

FLASHBACK ON

Dio datang ke balai desa sambil berlari mencari keberadaan Bu Cit,

"Bu Cit!!! Bu Cit!!!tolong!!!!" teriak Dio memasuki balai desa Kosarek

Semua orang yang berada di balai desa langsung menuju kearah sumber suara,

begitu juga Bu Cit

Merasa namanya dipanggil, Bu Cit pergi keluar ruangan kecil yang ada di dalam balai desa itu bersama Calvin

"Ada apa, Nak Dio???" tanya Bu Cit khawatir

"Anu Bu... anu... Alika" ujar Dio ter engah-engah setelah berlari

"Alika dikejar orang-orang mabuk, Bu. Saat dia jalan-jalan sendirian. Sekarang dia dalam bahaya. Kita harus cari dia" ujar Dio melanjutkan ceritanya cepat

"Kenapa bisa seperti ini, Dio??!?" tanya Bu Cit

"Dia awalnya ingin jalan-jalan cari udara segar sendirian. Tapi, saya tidak temani dia karena saya sudah tidur, Bu. Lalu, saat saya Terima telfon dari Alika, katanya dia sedang dikejar preman-preman yang mabuk. Saya mohon tolong bantu temen saya Bu... Pak" ujar Dio memohon bantuan kepada semua orang yang ada di balai desa

"Biar saya dan anak buah saya saja yang mencari dan menyisir setiap daerah tempat disini untuk mencari Alika" ujar Calvin singkat memutuskan

"Lebih baik kami orang-orang sekampung ikut mencari Alika, Calvin" ujar Bu Cit

"Jan

"Ini terlalu berbahaya, Bu. Ini sudah sangat larut malam, apalagi disini ada banyak wilayah yang jadi perbatasan suku lain. Kalau kita sebagai orang dalam mendatangi wilayah mereka malam-malam, takutnya hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi" ujar salah satu orang dari kepala desa yang bernama Bapak Abar

"tapi, kita juga tidak bisa diam saja melihat tamu kita dalam keadaan bahaya, Pak" jawab Bu Cit

"Kita tentu tidak akan diam membiarkan saja masalah ini terjadi. Kita akan tetap mencari dia, bahkan seluruh warga kampung akan mencari dia. Tapi, saran saya lebih baik kita lakukan besok pagi saja" ujar Bapak Abar

"Saya keberatan!" tegas Calvin

"Saya sedari tadi sudah mengajukan diri saya, tidak perduli bahaya atau resiko apapun. Keselamatan wanita itu sangat penting bagi saya sekarang" ujar Calvin geram

"Bb... betul itu Pak, Bu. Kita tidak bisa hanya diam menunggu besok. Teman saya bisa saja dalam keadaan bahaya" ujar Dio menimpali

Tanpa berlama-lama, Calvin langsung pergi bersama seluruh anak buahnya. Tak lupa, Calvin juga meminta nomor handphone Alika dari Dio

+

Calvin menyuruh seluruh anak buahnya menyebar di seluruh kampung kosarek dengan motor dan mobil offroad yang selalu mereka bawa saat berkunjung ke daerah ini.

Sedangkan, Calvin langsung menuju hutan setelah mendapati kabar dari anak buahnya yang tidak mendapati jejak Alika di gang gang desa

"Telusuri hutan sekarang!!! CEPATTT!!! " perintah Calvin ke pada seluruh anak buahnya

FLASHBACK OFF

Kebetulan saya sedang berada di balai desa bersama Bu Cit, lalu Dio datang dan memberi kabar kalau kamu dalam bahaya" ujar Calvin

"Kamu langsung datang?" tanya Alika

"Bagaimana saya duduk diam dan tenang mendengar kamu dalam bahaya" jawab Calvin dengan raut wajah serius

Alika tersenyum hangat melihat kearah Calvin

"Terima kasih Calvin" ujar Alika

Calvin menghela nafas panjang,

"Saya minta tolong, kamu berjanji sama saya untuk memberi kabar kapanpun kemanapun kamu pergi" pinta Calvin

(Ehmmmm... gapapa Alika ini kekhawatiran seorang teman), batin Alika menyadarkan pikirannya sebelum berpikir terlalu jauh tentang sikap Calvin

"iya, Calvin. Aku janji, kita bisa memberi kabar satu sama lain kapanpun kemanapun kita pergi" jawab Alika mantap

Angin dingin hutan yang berhembus mengibaskan rambut panjang Alika

Alika yang memang dari tadi hanya memakai baby doll tidurnya yang tipis mulai merasa sedikit kedinginan

Alika mengusap lengan kanan dan kirinya pelan

Melihat hal itu, Calvin melepaskan jas hitamnya dan memasangkannya di bahu Alika