Hari-hari Kimeera di kampus yang bertemu Juan si tengil yang selalu punya seribu macam cara untuk membuat Kimeera merasa kesal dan marah padanya.
Apa akan berunjung cinta atau malah sebaliknya.
ikuti kisah Kimeera disini yah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibran Atharrazka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Vecia pergi mengunjungi Juan yang sudah bisa pulang usai di rawat dirumah sakit.
"Aku pikir kamu menghindar dariku"kata Juan setengah menyindir.
"Aku tidak menghindar,hanya saja sedang sibuk memulai usaha kecil-kecilan"kata Vecia sambil tersenyum.
"Bagaimana keadaanmu?"tanya Vecia mengabaikan tatapan Juan yang seolah sedang mempertanyakan dirinya.
"Lumayan,hanya saja belum bisa kemana-mana"kata Juan datar.
"Usaha apa?memangnya uang jajanmu kurang makanya mau buka usaha?"tanya Juan terdengar sinis.
"Bukan masalah uangnya Juan,tapi tentang kemandirian dan tanggung jawab kediri sendiri dan juga orang lain"jawab Vecia mantap.
"Beberapa waktu tidak bertemu,rasanya aku melihat kamu dalam versi lain"sindir Juan lagi.
Vecia malah tertawa pelan,menatap Juan yang tampak memasang wajah kesal.
"Astaga Juan,yang penting aku tidak menjadi pribadi yang buruk dan merugikan orang lain"kata Vecia pelan.
"Terserah saja,oh ya nanti aku pinjam semua catatan sama kamu"kata Juan cuek.
"Iya,ini aku bawakan semua semuanya"ujar Vecia menyerahkan flash disk pada Juan yang langsung di terima oleh pemuda itu.
"Semua sudah ada didalam.Nanti kalau ada yang tidak kamu pahami nanti kamu bisa hubungi aku.Sekarang aku mau pergi melihat orang yang merenovasi bangunan yang akan aku pakai untuk usaha"kata Vecia lagi terlihat buru-buru.
"Lihat sekarang kamu terlihat tidak nyaman seperti biasanya.Ada apa?apa kamu punya teman baru diluar sana yang lebih asyik daripada aku?"tanya Juan sinis membuat Vecia mengeryitkan dahinya.
"Apa yang sedang kamu bicarakan Juan,sudah aku bilang aku sibuk membuat usahaku sendiri.Kenapa sekarang kamu terlihat marah seperti itu?"ucap Vecia terlihat agak kesal.
"Kamu tidak percaya padaku terserah saja,aku bicara jujur soal ini.Bukan aku punya teman baru atau apa?aku hanya ingin merasa lebih berguna buat diriku sendiri dan juga orang lain diluar sana.Aku juga tidak menghindar darimu tapi kamu juga yang terlalu sibuk dengan duniamu.Berhenti memikirkan Kim lebih jauh,dia tetap akan berada di luar jangkauanmu"ujar Vecia menahan kesalnya.
Gadis itu berdiri menatap Juan yang terdiam disana.Karena Juan tidak lagi bicara Vecia berbalik dan siap pergi dari sana.
"Kamu tidak berhak melarangku untuk tidak memikirkan Kim"ucap Juan datar.
Vecia tertawa sumbang.
"Itu artinya kamu juga tidak berhak melarangku untuk mengurus usahaku sendiri.Setidaknya aku tidak memaksakan kehendakku pada orang lain seperti yang kamu lakukan Juan,aku bukan seperti kamu"ucap Vecia menohok.Gadis itu memutuskan untuk pergi.Ia sangat kecewa pada Juan kali ini.
Juan mengusap wajahnya gusar,jelas saja sekarang Vecia marah padanya.
Mungkin dulu Vecia masih bisa memahami Juan,memahami semua apapun yang ia lakukan.Patah hati membuat Vecia menjauh,padahal ia pernah berharap lebih pada Juan,tapi detik dimana ia mendengar Juan menyatakan rasa pada Kim membuatnya sadar jika hati Juan akan sulit di gapainya.Bukan karena menyerah tapi Vecia sadar seperti apa sifat sahabatnya itu.Daripada ia yang akan terus sakit hati lebih baik ia yang memilih untuk mundur sebelum semakin sakit.
Vecia tidak ingin menggantungkan rasa pada orang yang bahkan tidak bisa melihatnya.Makanya ia lebih memilih untuk mengurus usaha barunya atau mungkin juga mulai menilai Sam sebagai teman baik yang mampu memahami perasaannya.Mungkin jika dengan Sam ia bisa memulai kisah cintanya.Namun Vecia juga tidak ingin terburu-buru akan hal itu,baginya membangun kedekatan dengan Sam secara berlahan adalah hal penting saat ini,bukan sebuah hubungan instan yang hanya akan menjadi kacau pada akhirnya.
Sementara Juan,hanya bisa merenung.Apa benar ucapan Celia jika ia bahkan akan kehilangan sahabat sebaik Vecia karena egonya sendiri.
******
Kim dan Vihaan sedang makan malam dirumah gadis itu,tentu saja ada Khumaira di sana.Tak lupa pula hadir kedua orang tua Vihaan.Tuan Ibrahim dan Nyonya Kania,yang keduanya tidak pernah mau di sebut Tuan dan Nyonya.
"Jadi,bagaimana hubungan kalian ini?"tanya Kania membuat Vihaan tersedak.
"Hubungan apa?"tanya Kim ambigu.
Ketiga orangtua itu saling menatap tak mengerti.Mereka memang sama berpikir jika putra dan putri mereka menjalin hubungan asmara saat ini,dan tentu mereka sangat menyetujui hal itu.
"Meera kamu dan Vihaan kan pacaran,jadi kami berharap kalian bisa melanjutkan ketahap selanjutnya.Bukannya bagus Vihaan bertunangan dengan kamu,karena kita tak perlu bertanya-tanya lagi tentang sikap dan prilaku calon menantu kita,benar begitu kan ayah?"ucap Kania membuat wajah Vihaan memerah saking malunya.
"Tapi..."ucap Kim tak mengerti.
"Ah iya bu,kami sedang memikirkan hal itu"sambar Vihaan memberi kode pada Kim agar tidak membantah.
"Tapi antara aku dan Vihaan tidak pernah membicarakan hal ini"ucap Kim pelan.
Ibrahim dan Kania serta Khumaira saling bertukar pandang.
"Nah makanya kita bicarakan sekarang saja"kata Ibrahim dengan enteng.
"Masalahnya adalah...."ucap Kim terputus karena langsung di potong oleh Vihaan.
"Bu,Meera masih kuliah dan aku juga masih banyak pekerjaan.Nanti saja kita membahas masalah ini.Iya kan Meera?".
Kim mengangguk kaku,mencoba memahami apa yang sedang terjadi disini.
"Ma,apa kalian sudah merencanakan ini?"bisik Kim pada sang mama yang duduk di sampingnya.
"Tidak,ya kami memang berpikir kalian punya hubungan sayang.Dari dulu kalian selalu bilang jika kalian akan menikah nanti kalau sudah dewasa"ucap Khumaira membuat wajah Kim merona merah.
Ah ucapan konyol anak kecil kenapa juga harus di ingat-ingat.
Kim menatap Vihaan,memang benar ia mengidolakan pria itu karena sikap dan rasa sayangnya pada dirinya.Tapi memikirkan mereka punya hubungan lebih dari sekedar itu Kim merasa aneh.
Rasanya seperti memacari kakak sendiri.
Kim jadi bimbang,ada rasa tak nyaman dalam hatinya.Mungkin juga sama seperti Vihaan sekarang yang malah terlihat tidak nyaman dengan situasi di meja makan.
"Tidak masalah jika Meera masih kuliah.Toh sekarang yang menikah ketika masih kuliah juga banyak.Ibu itu sangat setuju jika Meera jadi menantu ibu"kata Kania penuh harapan.
Jelas saja Kania merasa sangat senang,tadinya ia memikirkan siapa yang akan menjadi menantunya kelak,apa akan cocok dengan dirinya,bagaimana keluarganya apa nanti Vihaan akan bahagia.Semua itu seolah menjadi beban tersembunyi bagi dirinya.
Jika sekarang Vihaan memilih Kim sebagai calon menantunya,tentu Kania merasa sangat bahagia.Bagaimana tidak,selain cantik dan sederhana Kim juga adalah putri dari sahabat baiknya Khumaira.
"Nanti saja lah bu,kami juga masih ingin seperti ini dulu.Nanti malah kalau pas tunangan jadi terkesan kaku"kata Vihaan beralasan.
"Loh kaku gimana?malahan itu jadi tambah mesra dan sayang"celoteh Kania gemas.
"Kamu itu kalau buat alasan yang benar saja Vihaan"timpal Ibrahim sambil tertawa.
"Iya lucu kalian berdua ini"sambung Khumaira.
Kim dan Vihaan saling menatap satu sama lain.
Jika ketiga orangtua itu makan dengan lahap Kim dan Vihaan malah sebaliknya.Jadi bingung dengan situasi disana.
"Ayo makan,kenapa saling bertatapan begitu.Tetap saja kalian akan bersama.Tenang nanti kalau kalian menikah ayah akan menghadiahkan paket tour keliling dunia untuk bulan madu kalian"kata Ibrahim sambil tertawa senang,seolah baru saja memenangkan tender besar.
"Tidak perlu ayah!"tolak Vihan.
"Kenapa?"kali ini Kania yang bertanya.
"Itu karena Meera tidak suka jalan-jalan"kata Vihaan sambil menatap Kim seolah meminta dukungan.
"Iya,aku kurang suka jalan-jalan"ucap Kim sambil tersenyum garing.
"Astaga dua-duanya masih malu-malu saja,iya kan.Padahal dulu mereka bahkan tidur bersama.Pas di pisahkan malah ngambek sampai berhari-hari sama kita"celoteh Kania.
"Iya,lucu sekali mereka ini,kayaknya seru ya waktu mereka masih kecil dulu"kata Khumaira ikut tertawa senang.
"Astaga ma,itu kan waktu aku masih umur enam tahun"gerutu Vihaan dengan wajah kesal.
"Tetap saja lucu Vihaan.Kamu bayangkan saja waktu itu Meera baru tiga tahun.Kalian tidur di dalam tenda.Kami mencari kalian kemana-mana.Pas kamu di bawa pulang kerumah dalam keadaan tidur dan ketika kamu bangun kamu tidak mendapati Meera,kamu marah sama kami,hahaha...itu lucu sekali"kata Kania.
Sementara Kim diam-diam tersenyum.Ternyata selucu itu mereka sejak kecil.
"Padahal kamu punya adik dirumah,tapi malah lengket sama Meera"kata Ibrahim.
"Ah dasar orangtua kalau bertemu malah bernostalgia"gerutu Vihaan lantas berdiri meninggalkan meja makan.
"Hei mau kemana?"tanya Kania bingung.
"Mau kedepan,aku sudah kenyang"kata Vihaan segera berlalu.
"Malu kayaknya dia"kata Kania cekikikan.
"Ma aku juga sudah selesai.Mau kekamar dulu mengecek tugas kuliah"pamit Kim.
"Temani Vihaan sana,biar dia tidak kesal lama-lama"kata Khumaira.
"Nanti kalau di perlu pasti aku di cariin kok ma.Ya sudah ma,tante aku keatas dulu"kata Kim lantas pergi.
Setelah tak ada lagi anak-anak.Ketiganya malah asyik mengobrol.Tentu saja mereka pindah keruang santai dan melanjutkan disana.