NovelToon NovelToon
A Mafia'S Last Love

A Mafia'S Last Love

Status: tamat
Genre:Action / Cintamanis / Mafia / Keluarga / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Tamat
Popularitas:405.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Four

Membunuh istri seorang Mafia???

Begitulah yang terjadi pada Disha si reporter Indonesia saat berada di kapal pesiar. Dia terjebak dalam situasi sulit ketika dia terpergok memegang sebuah pistol dengan jasad wanita di depannya yang merupakan istri tercinta dari seorang mafia bernama Noir Mortelev.

Mafia Rusia yang terkenal akan hati dingin, dan kejam. Mortelev adalah salah satu diantara para Mafia yang berdarah dingin, dan Noir merupakan keturunan dari Mortelev sendiri.

Kejadian di kapal pesiar sungguh membuat Disha hampir mati di tangan Noir saat pria itu ingin membunuhnya setelah mengetahui kematian istrinya, namun dia bersumpah akan membunuhnya secara perlahan lewat siksaan batin dan jeratan pernikahan.

“Akan aku berikan neraka untukmu sebagai balasan kematian istri dan anakku yang belum lahir. You understand!”

°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AM'sLL — BAB 01

MEMBUNUH ISTRI MAFIA

Inggris — Pelabuhan Inggris

Seorang wanita cantik dengan rambut panjang bergelombang serta kulit eksotis sungguh memperlihatkan kecantikan dan wajah manis natural. Disha Lyra (27th) menata pakaiannya dan memasukannya ke dalam koper. Perjalanan sudah usai, dan kini dia akan berhenti di Inggris untuk melakukan siaran langsung sebagai seorang reporter asal Indonesia.

[“Mendapatkan tiket gratis kapal pesiar tidaklah mudah!”] gumam Disha yang masih menelepon temannya yang ada di Indonesia.

Tentu saja, dia seorang reporter asal Indonesia berdarah Indo-India dan mendapat kesempatan berlibur gratis dengan satu orang sebagai teman, yaitu kakaknya. Sandy! Pria berusia 30 tahun yang seorang autis. Itu sebabnya Disha selalu mengajaknya bekerja saat di luar kotaan atau negara, sekalian jalan-jalan.

Kini wanita cantik itu tengah berkemas karena kapal sudah berhenti dan menepi.

[“Hati-hati ada mafia! ”]

[“Jangan konyol! Tidak ada mafia seperti di novel! Aku akan menghubungimu lagi dah!”] Disha tersenyum tipis seraya menggeleng dan mematikan ponselnya.

Wanita itu berkerut alis saat dia tidak menemukan kakaknya di kamar, hingga dia ingat bahwa pria itu sedang menikmati keberadaannya di kapal mewah sebelum mereka turun dari kapal tersebut.

“Dia ada di mana?” gumam Disha saat ia memilih keluar dengan jaket Levis dan celana panjang.

Keadaan di sana begitu mencengkram, gelap dan sunyi meski keadaan masih ramai, namun di lorong-lorong kapal, tidak begitu ramai.

Langkah Disha dan senyuman Disha menjadi perlahan dan mulai pudar ketika wanita itu mendengar suara gaduh di sudut lorong yang sepi. Sambil berkerut alis, Disha merasa aneh namun dia masih positif thinking.

“Help me!”

Ya! Suara teriakan seorang wanita membuat Disha refleks menoleh ke belakang dengan kaget hingga akhirnya dia memberanikan diri menghampiri tempat tersebut dengan berlari kecil mengikuti suara gaduh yang mulai hilang.

Saat semakin dekat, tiba-tiba Bruakk! Seseorang membenturkan kepala Disha ke dinding hingga berdarah. “Sshh— ” desisnya sakit saat terduduk akibat benturan keras tadi.

Ia berkerut alis ketika sebuah pistol berada di tangannya. Tentu saja terkejut, namun Disha lebih terkejut lagi saat teriakan dari sang kakak. “DISHA!!” teriak Sandy yang langsung membuat wanita itu berdiri dengan panik dan segera menghampirinya.

Dengan jantung berdegup kencang, Disha melihat keberadaan kakaknya. Wajah cantiknya tercengang saat melihat kakaknya Sandy yang saat ini berada terduduk dengan takut ketika seorang wanita ikut terduduk menghadapnya.

“Kakak!" teriak Disha hendak berlari menghampirinya menembus kegelapan kabin.

Darr! Darr! Darr!

Seketika semuanya hening, begitu juga dengan Disha yang tertegun melihat tembakan itu. Tembakan yang tak bersuara sehingga tidak membuat gaduh.

Tangannya yang memegang pistol pun gemeter, bibirnya terbuka. “Di-Disha... Di-dia— ”

Wanita itu langsung menghampiri kakaknya dan terkejut melihat kondisi seorang wanita dengan dress hitam ketat panjang tanpa lengan dan memar di sekujur tubuh hingga wajahnya.

Refleks dia menutup bibirnya dengan kedua tangannya hingga ia sadar akan pistol yang dia bawa.

“Disha! Ka-kamu, kamu yang mem-membunuhnya?”

Kedua mata Disha berkaca-kaca, dia benar-benar gemetar tak karuan dan langsung menarik Sandy. “Pergilah dari sini. Ak-aku akan menjelaskannya kepada satpam di sini. Pergilah aku mohon!” pinta Disha begitu menghawatirkan kakaknya.

“Tapi dia terluka, dia terluka karena ku. Dia meminta tolong, dia— ”

“Kamu tidak bersalah, aku mohon pergilah dari sini. Aku mohon, please!!” paksa Disha yang mulai meneteskan air matanya saking paniknya dia.

“Please!” lirih Disha menatap kakaknya dengan sangat memohon dan tidak mau sampai seseorang salah menuduh.

Pria itu menurut dan langsung melangkah pergi dengan menahan tangis.

Melihat kepergian kakaknya, Disha berjongkok mencoba mengamati wanita malang tak bernyawa. “Astaga!” gumam Disha tak tahu harus berbuat apa.

Namun tiba-tiba, Blush! Peluru menggores lengan kiri Disha hingga wanita itu langsung tumbang ke samping. “Aakkhh!!” teriaknya kesakitan ketika darah mulai merembes keluar.

Sambil menangis menahan rasa bakar di lengannya yang tergores, Disha menatap ke arah datangnya beberapa pria berjas yang langsung membawanya paksa.

.

.

.

Brugh! Dengan kasar wanita itu didorong sampai tersungkur tepat di bawah kaki seorang pria dengan sepatu kulit hitam mengkilat.

Tentu saja Disha masih menangis sesenggukan memegangi lengannya yang terluka dan mendongak menatap sosok pria berkemeja hitam menatap tajam penuh amarah.

“Sakit?” suara yang mengalun begitu berat dan aura yang sangat tajam hingga Disha rasanya ingin tewas saat itu juga daripada berhadapan dengan orang tersebut.

“Si-siapa— ”

Pria itu langsung menjambak rambut indah Disha dan menyeretnya ke arah jasad seorang wanita dress hitam. Tentu saja Disha langsung memejamkan matanya dan sedikit berteriak kaget saat pria itu mendekatkan wajahnya ke arah luka tembak wanita malang itu.

“Kamu tahu berapa peluru yang kamu lepaskan kepadanya? Sekarang lihatlah, LIHAT!!”

“Aku tidak membunuhnya..” Lirih Disha disela tangisnya.

Pria itu mencengkram kuat rambutnya dan menariknya hingga berhadapan langsung dengan wajahnya. “She was my wife! And you killed her. (Dia adalah istriku! Dan kamu membunuhnya).” Ucap pria bermanik mata biru, rahang tegas dan hidung mancung.

Disha menggeleng mencoba menahan tangan pria tersebut yang masih mencengkram rambutnya kasar. “Aku tidak membunuhnya, percayalah.” Ucap Disha.

Pria itu langsung melepaskannya kasar sampai tersungkur ke lantai.

Disha yang masih menangis ketakutan luar biasa untuk pertama kalinya. Dituduh membunuh sesama wanita yang bahkan dia tidak mengenalnya.

“Tuan Noir! Pelurunya sama dan juga hangat.” Ucap salah satu anak buah dari pria asing tadi yang baru saja masuk.

Disha tak tahu bahasa mereka, namun dia tahu bawah itu bahasa Rusia.

Saat pria yang bernama Noir tadi kembali menatapnya tajam penuh amarah, seketika Disha yang sesenggukan hanya diam menatapnya balik.

“Kenapa kamu membunuhnya?” tanya pria bernama Noir tadi menoleh ke arah Disha yang masih terduduk memegangi lengannya yang berdarah.

Tersirat wajah sedih dan marah tercampur aduk.

“Aku tidak membunuhnya... Dia, dia— ”

“Disha!” panggil Sandy yang seketika membuat wanita itu menoleh kaget melihat dua pria membawanya datang.

Tanpa banyak bicara, Disha langsung mendekati kaki Noir. “Aku mohon dia tidak bersalah! Please! Lepaskan dia, dia tidak tahu apapun, aku mohon.” Pintanya benar-benar tak ingin kakaknya sampai terluka.

Sementara Noir yang masih berdiri membelakanginya. Pria itu masih acuh, lalu berbalik menatap Disha lalu sebuah pistol dilempar di dekat kedua tangan Disha yang bertumpu.

“Kalau begitu kamu saja yang membunuhnya.” Deg! Pinta pria Rusia itu sungguh membuat Disha menatap ke arah pistol tadi dengan wajah tegang.

Wanita itu menatap pria tampan di depannya yang masih menunggunya.

“Tidak mau?”

Wanita itu tak menjawabnya dan menahan tangisnya. Hingga tanpa pikir panjang, Noir langsung menembak ke arah kepala Sandy yang tadinya menangis kini tergelatak tak bernyawa.

“NO!!!” teriak Disha histeris melihat kakaknya dibunuh.

Wanita itu lemas saat menatap ke Sandy yang bersimbah darah. “Kakak..” Lirih Disha benar-benar sedih.

“Siapa dia bagimu?” tanya Noir dengan nada santai meski sudah membunuh seseorang.

Disha yang masih terduduk lemas menatap kakaknya sambil menangis tertahan.

“Kakak ku..” Jawabnya lirih disela isak tangisnya.

“Good.” Balas Noir.

Pria itu berbalik arah, menatap istrinya yang tergeletak di atas sofa panjang dengan tatapan tegas, sedih namun tidak terdapat air mata di sana.

“Tinggalkan kami.” Pinta Noir kepada anak buahnya sehingga mereka semua meninggalkan kamar Noir dan menyisakan Disha di sana beserta dua jasad.

...°°°...

Hai guyss!!!!! Hihihi saya datang dengan cerita baru lagi tentang dark Romance. Guys, mumpung malam² gini dapet inspirasi cerita, auto gasak daripada lupa... Lupa, lupa, lupa, lupa lagi alurnya 😅 Sesuai judul yaaa, A Mafia's Last Love (Cinta Terakhir Seorang Mafia)

Jadi... Saya berani membawakan cerita double di tahun ini. Yaaaa sebenarnya niat mau Hiatus tahun ini, tapi saya suka membuat cerita dan melihat komentar kalian yang terkadang absurd 😌

Semoga saja suka dengan ceritanya ya, 😁 dah itu aja. jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!

Thanks and See Ya ^•^

1
Nia Nara
Thor, dirimu kayaknya yg paling da best deh kalau cerita genre mafia
Four.: TIDAKKKKKKK..... kepalaku mulai membesar /Hammer//Hammer/
total 1 replies
sun
bagussss
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Shuna
sangat bagus
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Ruhineh Mahmud
tdk sabar smpi habis
Four.: lanjutkan dan semangat membaca maraton
total 1 replies
Ririn Nursisminingsih
semua berkhianat karena harta, kekuasaan dan tahta
Four.: memang begitulah manusia 😌
total 1 replies
Ririn Nursisminingsih
ayo disha buat sang mafia bengis buciiin sama kmu
Ririn Nursisminingsih
kasihan disha jadinkorban keserakahan orang2 yg gila harta dan kekuasaan
Four.: sudah biasa itu mahhh, harta dan kekuasaan memang jadi no.1 sekarang 😌
total 1 replies
^⁠__⁠daena__⁠^
akhirnya selesai juga, akhir cerita yg bahagia tapi musuh pastinya masih mengintai kan Thor?, lanjut lagi ahhh, kemana dulu nih😂
Four.: ho, oh lahhhh.... ke mana?
total 1 replies
Ririn Nursisminingsih
mafia ko gedeg mniduh sembarangan minimal selidiki dululah bego
Four.: jangan suudzon, ceritanya jebakan lohhh /Sly/
total 1 replies
Ririn Nursisminingsih
salah paham ini disha jadi korban
Four.: awalnya sih salah paham, tapi lama² semuanya jadi rencana 😌
total 1 replies
^⁠__⁠daena__⁠^
Owhhh disini ternyata si Laila, jadi peran pembantu ya Thor
Four.: ho,ho biar lain sedikit 😅😁
total 1 replies
Delis
mungkinkah bayi yang di kandung bukan anak nya noir
Four.: hmm, mungkin saja /Proud/
total 1 replies
Sri Ariyanti
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Anggi Bia
kaka bisa bantu promosi kan novel aku gak...judulnya Tawanan Tuan Mafia🙏😌
Anggi Bia: okeyy makasih banyak untuk sarannya kakak
Four.: Waduhhhh di promosikan bagaimana nihhh??? coba promosi di FB yang khusus aplikasi noveltoon aja. Aku gak menjamin bisa mempromosikan nya soalnya kan sama-sama sibuk 😅, maaf yaaa 🙏😊 semoga sukses untuk kamu!
total 2 replies
Amrul Haq
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Erni Sasa
seperti biasa mak gak pernah gagal karyamu kih😘😘😘😘
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Dwiindah ayususanti
begitu Disha, harus ditawari 🤭
Four.: betul, betul, betul!
total 1 replies
Aisaka
si noir makin makin/Skull/
Aisaka: makin mengerikan/Cry/
Four.: makin apa /Scare/
total 2 replies
Erni Sasa
sory mak baru mampir lagi😁
kemarin"di seling HOROR🤗
Four.: it's okay 😁
total 1 replies
Dwiindah ayususanti
sukurin tuhh ganev
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!