Kesalahan satu malam yang mengubah hidup Hanum, dimana di malam itu seseorang datang dan merenggut kehormatan yang selama ini Hanum jaga. Steven Nicholas Dirgantara adalah lelaki yang telah memperkosa Hanum, Steven adalah aktor terkenal juga seorang pengusaha, keluarganya juga adalah keluarga paling kaya di kota ini. Hingga hari dimana Hanum mengandung anak dari Steven dan Hanum harus melahirkan anak itu karena bagi keluarganya dia adalah pewaris selanjutnya dari keluarga Dirgantara. Akan tetapi kejadian tidak terduga terjadi dimana Hanum mengalami keguguran hingga membuat keluarga Steven merasa kecewa dengan Hanum karena tidak bisa menjaga anak itu dengan baik.
Saat itu juga Hanum memutuskan untuk pergi dari kehidupan Steven di saat benih cinta mulai tubuh.
Bagaimana kelanjutan cerita nya, apakah Steven akan mencari Hanum atau membiarkan cinta itu pudar seiring berjalannya waktu simak terus kelanjutan ceritanya dalam novel Kesalahan Satu Malam..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikromatul Fasila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Mendengar apa yang dikatakan oleh Steven, Hanum hanya bisa menundukkan kepalanya karena Steven tau bahwa dia sama sekali tidak suka terhadap dirinya.
"Nyonya, maafkan apa yang dikatakan oleh Tuan ya. Tuan memang seperti itu kepada orang yang baru dia kenal tapi percayalah Nyonya jika Tuan itu adalah orang baik," ucap Bibi Ani berusaha membuat Hanum tidak membenci Steven atas sikap nya.
"Sudahlah Bi, aku tidak apa-apa kok dan satu lagi jangan panggil aku Nyonya, aku lebih suka di panggil nama ku saja lagian aku bukan Nyonya sebenarnya di keluarga ini,"
"Tidak Nyonya, Nyonya adalah istri Tuan dan sudah seharusnya saya memanggil Nyonya kepada Nyonya karena bagaimana pun sekarang status Nyonya adalah istri dadi Tuan Steven,"
"Tapi aku lebih jika Bibi dan juga Paman memanggil ku Hanum, karena selama ini tidak ada yang memanggil ku dengan sebutan Nyonya dan aku merasa tidak nyaman dengan panggilan itu, Bi jadi panggil nama ku saja,"
"Baiklah jika itu yang Nak Hanum inginkan. Mulai sekarang Bibi akan memanggil Nak Hanum saja,"
"Terima kasih banyak, Bi."
Malam hari pun telah tiba, saat ini Hanum tengah mencari tau tentang identitas dari Steven. Hanum ingat dengan apa yang dikatakan oleh Ayu jika Steven adalah seorang aktor terkenal jadi saat ini Hanum mencari tau tentang siapa sebenarnya Steven dan betapa terkejutnya Hanum saat dia mengetahui identitas Steven serta kekayaan yang di miliki oleh keluarga Dirgantara.
"Ya Tuhan, apa di sekaya itu? Dan dia juga seorang pengusaha juga aktor terkenal di kota ini bahkan semua film nya terjual laris, dia juga memiliki penggemar yang begitu banyak. Hanum, sebenarnya kau berurusan dengan orang seperti apa? Bagaimana jika orang-orang tau bahwa Steven menikah dengan seorang wanita miskin seperti ku, itu pasti akan membuat karir nya hancur," ucap Hanum lalu melempar handphone nya.
Hanum benar-benar tidak menyangka bahwa dia akan berurusan bahkan menikah dengan Steven dalam mimpi pun Hanum tidak berani berkhayal dan kini dia malah menjadi istri dari aktor terkenal seperti Steven. Hanum tidak mengerti ini sebuah anugerah karena menikah dengan Steven atau bencana bagi nya.
Hari demi hari berlalu begitu cepat, setelah mengetahui identitas Steven yang sebenarnya Hanum sama sekali tidak berani bertatap muka atau bertemu dengan Steven. Hanum selalu menghindar bahkan tidak keluar jika ada Steven. Steven yang melihat sikap Hanum yang sengaja menghindari nya sama sekali tidak peduli dan Steven pun kembali pulang untuk melakukan pekerjaan nya karena saat ini Steven tengah sibuk dengan film barunya.
Sudah 1 bulan telah berlalu, selama 1 bulan ini Steven tidak bertemu dengan Hanum bahkan Steven sama sekali tidak menanyakan kabar Hanum. Hanum pun yang merasa nyaman tinggal di Villa keluarga Dirgantara sama sekali tidak peduli apakah Steven menghubungi nya atau tidak bahkan Hanum merasa lebih nyaman jika dia tidak bertemu dengan Steven.
"Bi, sayur yang Hanum tanam sudah tumbuh bahkan terlihat sangat subur," kata Hanum kepada Bibi Ani sambil tersenyum bahagia melihat sayurnya yang telah tumbuh dengan subur.
"Iya Nak, beberapa Minggu lagi pasti sudah bisa memanennya," jawab Bibi Ani yang berada di samping Hanum.
Selama berada di Villa, Hanum memilih berkebun untuk mengisi waktu luangnya karena selama berada di Villa Hanum berasa sangat bosan karena tidak ada pekerjaan yang bisa dia lakukan.
"Hanum, nanti sore adalah jadwal kontrol kehamilan kamu," kata Bibi Ani mengingatkan Hanum.
"Iya Bi, Hanum ingat kok," jawab Hanum sambil menyiram sayuran nya.
"Jika saja Tuan Steven mau menemani untuk melihat perkembangan kehamilan kamu tapi Tuan Steven selalu menolaknya," kata Bibi Ani dengan wajah sedihnya saat Steven yang enggan untuk menemani Hanum memeriksa kehamilan nya.
"Sudahlah Bi, aku tidak apa-apa kok lagian pasti saat ini Steven sedang sibuk dan aku bisa mengerti itu." jawab Hanum dengan nada santai nya.
Saat ini Hanum sudah bersiap untuk memeriksakan kehamilan nya, keluarga Dirgantara dengan sengaja menyuruh dokter pribadi dari keluarga Dirgantara untuk memeriksakan kehamilan Hanum. Dan kini Hanum tengah berbaring untuk di periksa oleh Dokter.
Saat dokter tengah mengecek detak jantung janin di dalam kandungan Hanum, Hanum tampak terkejut mendengar suara detak jantung anaknya.
"Suara apa itu, Dok?" tanya Hanum sambil melihat ke layar monitor yang berada di samping nya.
"Itu adalah suara detak jantung dari anak kamu, dia sangat sehat," jawab sang dokter menjelaskan bagaimana keadaan janin Hanum.
Tiba-tiba air mata Hanum menetes begitu saja tanpa bisa dia tahan saat mendengar bahwa itu adalah detak jantung anaknya. Hanum tidak menyangka bahwa kini ada sesuatu yang berkembang di dalam perutnya. kini usia kehamilan Hanum sudah memasuki usia 12 Minggu dan tentu saja detak jantung janin sudah bisa terdeteksi.
Hanum tampak memegang perutnya yang masih rata itu, Hanum menangis terharu saat dia membayangkan bagaimana nanti anaknya tumbuh besar tanpa dirinya. Hanum akan memanfaatkan waktu yang ada untuk menikmati menjadi wanita hamil.
Hanum menyimpan foto hasil USG nya untuk kenangan dirinya saat nanti dia merindukan anak yang dia kandung.
"Sayang, Mama akan menyimpan foto kamu ya buat nanti kalau Mama rindu sama kamu." kata Hanum lalu mencium foto hasil USG tersebut.
Sedangkan saat ini Steven dan juga Edward sedang dalam perjalanan menuju ke villa untuk menemui Hanum. Dengan wajah kesalnya Steven mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Stev, kau tenang dulu. Jangan pikirkan dengan apa yang Daddy kamu katakan tadi, kau harus fokus mengemudikan mobil kamu," kata Edward sambil berpegangan dengan wajah ketakutan.
"Kenapa Daddy sangat ingin aku untuk mengganggap wanita itu seperti istri ku? Kau tau kan Ed bahwa aku menikahi wanita itu bukan karena keinginan ku sendiri, aku sama sekali tidak mencintai wanita itu! Tapi Daddy selalu ingin aku memperlakukan wanita itu sebagai istri yang aku cintai, aku tidak bisa Ed!" kata Steven dengan nada kesalnya saat dia mengingat bagaimana tadi Daddy nya memarahi dia karena tidak berada di sisi Hanum saat dia sedang hamil apalagi sejak Hanum hamil Steven tidak pernah menemani Hanum untuk melakukan pemeriksaan.
"Sudahlah Stev, kau harus tenang."
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh kini mereka berdua telah tiba di Villa, Steven dengan nada kesalnya berjalan masuk ke dalam Villa. Hanum yang melihat mobil Steven berada di depan Villa pun hanya mengintip dari belakang pintu.
"Selamat malam Tuan Edward," sapa Bibi Ani dan juga Paman Herman.
Mendengar nama Edward, Hanum pun langsung keluar dan menyapa Edward.
"Pak Edward?"
"Hai Hanum." jawab Edward tersenyum ramah kepada Hanum yang menyapa dirinya.