Hidup tanpa kebahagiaan itu bagai sayap tanpa bulu,sebuah kemustahilan yang tidak dapat masuk logika,setidak berguna sayap pada ayam yang tidak bisa terbang,setidaknya sayap itu masih memiliki bulu yang indah,begitu pun juga dengan kehidupan,seburuk-buruknya hidup,akan ada setitik cahaya kebahagiaan didalamnya,namun semua itu tidak berlaku pada kehidupan yang di jalani oleh sesorang remaja cantik bernama aleza,sebesar apa memangnya penderitaan hidup yang gadis itu alami?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekolah dan murid baru
Brakkk...o
Seseorang tiba-tiba saja menggebrak meja miliknya dangan kasar,eza menengadahkan kepalanya,menarap seorang gadis preman yang kini tengah berdiri dihadapan nya bersama dengan antek-anteknya yang lain.
Dia adalah lisa,si ratu bully di sekolahnya,dia adalah murid yang sering melakukan tindak kekerasan terhadap murid yang lain,terutama murid yang memiliki kecenderungan dan kekurangan fisik di mata gadis itu.
Mereka memang tidak sekelas,klasnya tepat berada disamping kelas ini,namun gadis itu terkadang sering datang ke kelas eza dan mengangu beberapa murid di kelas ini,membully,bahkan melakukan keributan di kelas eza,kelas-kelas yang lain juga tak pernah luput menjadi sasaran empuk nya,maka dari itulah gadis preman ini begitu terkenal disekolahnya.
"Heh nara pidana!!." Panggil lisa,eza berusaha untuk mengabaikan panggilan yang di lontarkan oleh lisa.
"Sepertinya membunuh nyawa seseorang membuat telingah mu tidak berfungsi dengan benar." Ucap gadis itu sambil mengangkat paksa kepada eza agar wajah eza menatap ke arah wajahnya.
"Aja maksudmu?,dan apa urusanmu?,setahuku aku tidak pernah memiliki urusan dengan mu." Balas eza mencoba untuk terus tenang.
"CK,kamu memang tak ada urusannya denganku,kau juga bukan salah satu targetku,hanya satu yang aku pikirkan,aku tidak ingin sekolah yang aku tempati memelihara seorang sampah seperti mu,maka dari itu,mulai sekarang,kau adalah target yang akan selalu aku ganggu selama kau terus bersekolah disekolah ini." Jelas lisa.
"Siapa kau sehingga pantas berbicara seperti itu?."
"Wahhh,lihatlah semuanya!!!, kalian dengar kan,jawaban apa yang gadis gilaa ini lontarkan,sungguh wanita tidak tahu malu!!,lisa dan antek-anteknya tertawa puas melihat ekspresi kesal yang tercetak diwajah eza,
Hampir semua murid tak ada yang berani menggangu atau pun menghentikan aksi lisa,karena mereka tau betapa gilanya seorang lisa,mereka seola tau konsekuesi sperti apa yng akan mereka daptkan ketika mereka mengganggu lisa,terlepas dari semua tingkah gila gadis itu,keluarga lisa juga merupakan keluarga besar sangat terpandang di kotanya,mereka akan benar-benar mendaptkan masalah jika berurusan dengan si ratu bully,apalagi jika keluarganya sampai turun tangan.
Maka dari itu,mereka akan selalu abai dan tidak kepedulian sengan tindakan gadis itu,bahkan ketika teman sekelas mereka dirudung dan di perlakukan kasar sekalipun.
Ceklek.....
Pintu terbuka,segera menampkkan seorang guru yang amsih terlihat muda dengan beberapa buku di tangannya,dia adalah bu alice guru bahasa inggris sekaligus wali kelas wali kelas mereka.
"Lisa,bisahkah kamu keluar,ibu inggin mengajar sekarang." Kata bu alice sambil menatap keberadaan lisa dikelasnya,lisa berdecak pelan,tatapan tajamnya tak pernah luntur dari wajah eza.
"Urusan kita masih belum selesai,kapan-kapan kita lanjutkan lagi." Bisik lisa,tak lama dari mengucapkan itu,lisa bersama antek-anteknya keluar dari dalam kelas.
"Eza,kami tidak apa-apa?." Tanya bu alice,beliau juga paham betul sifat gadis preman tadi,maka dari itulah dia menanyakan keadaan eza.
Murid-murid yang lain terlihat tidak begitu suka dengan pertanyaan yang bu alice lontarkkan,namun eza segera membalasnya dengan anggukan,Bu alice tersenyum.
Bukan tanpa apa-apa dia melakukan hal itu,di samping karena kepintaran dan kemampuan eza yang akan banyak mengguntungkan kelasnya,namun bu alice juga merupakan salah satu orang yang menghadiri persidangan kedua yang dilakukan oleh eza,jadi dia tahu betul apa yang anak didiknya alami selama di persidangan.
"Oke,sebelum kita mulai pelajaran hari ini,izinkan ibu memperkenalkan murid baru yang akan menjadi teman baru kita di sini,silahkan masuk!!." Seorang pemuda tinggi besar memasuki kelas.
Murid-murid yang lain terlihat begitu heboh melihat sesok pemuda tampan di hadapan mereka semua,pars yang di idam-idamkan semua makhluk serta prosedur tubuh yang tinggi tegap,itu semua semakin membuat si pemuda terlihat begitu menawan di mata banyak perempuan bahkan laki-laki sekalipun.
"Ayo perkenalkan dirimu." Ucap bu alice,pemuda itu menatap ke seluru penjuru kelas,sampai tatapan matanya tak sengaja bertemu dengan tatapan seorang gadis,namun sepertinya gadis itu sedang tidak memperhatikannya,tatapan terlihat begitu kosong.
"Charle naransyah leonel." Ujar pria itu dengan suara berat nya.
"E-eummm, baiklah,kamu bisa duduk sekarang charles.pemuda itu mulai melangkahkan kakinya.
Brak...
Suara kursi yang ditarik dengan kencang,mendengar suara itu,perhatikan eza sepontan teralihkan,ia menatap kebelakang,dan hal pertama yang ia lihat adalah seorang pemuda tampn yang juga tengah menatap dirinya.
"A-ahhh,maaf manimbulkan kebisingan,aku tidak terbiasa dengan kursi seperti ini." Ujar pemuda itu,eza mengangkat sebelah alisnya,siap dia?.
"Ayah tidak apa-apa,oke murid-murid,ibu akan mulai pelajaran,mohon untuk kalian perhatikan okey?." Pinta bu alice,semua murid segera menatap papan tulis,tidak,sebenarnya tidak semua,ada dari beberapa yang tidur,bermain game secara sembunyi-sembunyi dan terakhir makan.
"Apa yang kau lakukan di sini?, Siapa kau?." Tanya eza,pemuda itu terkekeh pelan.
"Kau tidak memperhatikannya?,aku adalah murid baru,dan sekarang,ini adalah kursi yang akan aku gunakan untuk duduk." Jelas pemuda itu sambil menepuk pelan kursi yang tengah ia tempati.
Pasalnya,kursi yang berada dibelakang eza itu sudah lama tidak ditempati,katanya sih pemilik terdahulunya mati karena bunuh diri dan sosok hantunya masih gentayangan di sekolah ini.
"O-ohhh,begitu ya." Beo eza,ia segerah mengembalikan badannya kembali ke posisi semula dan mulai mendengarakan penjelasan dari bu alice dengan sungguh-sungguh.
Trankkkk....
Bell yang di tunggu-tunggu oleh semua murid telah berbunyi,dimana semua murid sekarang bisa terlepas dari materi pelajaran selama beberapa menit.
Sama halnya dengan eza,ia segerah membereskan semua buku miliknya kembali ke dalam tas,dan mulai mengeluarkan kotak makan siang yang sudah bi surti sediakan didalam tasnya.
Brakkk...
Si lisa sialan itu kembali beraama antek-anteknya,mereka tertawa kencang melihat bekal nasi goreng yang dibawa oleh eza.
"Heyyy lihatlah lihatlah!!!, Si gadis pembunuh sedang memakan bekalnya,perlukah kita menaburkan sedikit micin agar makananya semakin terasa enak?." Si gadis preman dan antek-anteknya tertawa puas.
Prankkk....
Bekal minum dibotol nya terjatuh,air yang berada didalamnya membasahi sedikit rok yang tengah eza pakai.
"Apa yang kau lakukan?." Tanya eza dengan sorot mata tajam yang terarah kepada gadis dihadapannya.
"Aku?, aku hanya tak sengaja menumpakan minuman mu,kau akan memafkan ku bukan?." Balas lisa dengan senyum tipisanya.
Eza memilih abai,ia mencoba untuk terus bersabar menghadapi gadis gila ini,namun kesabaran itu seketika pecah ketika dirinya melihat nasi goreng yang tengah ia nikmati tiba-tiba saja ditaburi sebungkus micin oleh tangan seseorang.
Brakk...
Brukkk...
Eza mengebrak mejanya,menatap wajah gadis di hadapannya dan segera mendorong gadis itu kebelakang lumayan keras,eza mencengkal kuat kerah baju lisa.
"Lihatlah lihatlah!!!, wahh gila,sekarang aku sudah tidak heran lagi bagaimana gadis itu membunuh saudaranya sendiri.
"Sekarang kita tahu sifat asli perempuan ular itu bagaimana,menjijikkan!!!."
"Pntas saja keluarga mahendra tidak mau mengakuinya selama ini."
"Dasar perempuan gila!!!."
Deg...
Deg....
Deg....
Jantung eza berdetak dua kali lebih cepat,semua bisikan-bisikan itu sepertinya sudah mulai memasuki isi hati dan kepalanya,hatinya terasa berdenyut nyeri ketika mendengar penuturan-penuturan yang di ucapkan oleh teman sekelasnya sendiri.
Meskipun eza tau hubungan mereka tidak terlalu dekat,namun eza selalu membantu mereka di kala mereka kesulitan,dan eza juga tidak pernah menganggu mereka atau membuat hidup mereka kesulitan sekali pun,selama ini mereka hidup tenang dan damai.
Namun hanya karena suatu kejadian,semua orang langsung bertindak buruk terhadapnya dan membencinya tanpa alesan yang jelas,apa kesalahan besar yang eza lakukan sehingga dirinya pantas dibenci seperti ini?,apa?!!!.
Eza melepaskan cengkeraman tangannya,ia beranjak pergi dari dalam kelasnya,meninggalakn semua orang dengan spekulasi dan omongan mereka masing-masing.
Seseorang menatap kepergian eza dengan alis terangkat,hingga tatapannya tak sengaja bertemu dengan lisa,si gadis preman.
"Berhenti bersikap bodoh!!." Desir pemuda itu sambil beranjak pergi.
"Hah?!!. apa dia bilang?!!!." teriak lisa tak terima.
Eza menatap semua aktivitas murid-murid yang lain dari rooftop sekolah,ada dari mereka yang tengah berbincang-bincang ria bersama cricelnya masing-masing,dan ada pula yang tengah jajan serta menikmati makan siang mereka bersama sahabat.
Kyurukkk...
Perutnya berbunyi,pertanda jika cacing-cacing di dalam perutnya meminta untuk segera di isi,eza mengelus lembut perutnya kemudian mendesah pelan,apakah dirinya perluh ke kantin?,tapi perkataan seperti ap lagi yang akan eza terima nantinya dan kejadian seperti apa yang akan terjadi,eza tak tau dan eza belum siap untuk semua itu.
Srekkk...
Sekantong makanan dan minuman tiba-tiba saja terlempar ke sisi kanannya,eza menatap kanting kresek itu dengan alis terangkat sebelh.
"Makanlah!!, aku sempat mendengar suara perut mu yabg berbunyi." Ucap si murid baru sambil mendududkan tubuhnya di samping eza dan mulai memakan roti ditangannya dengan begitu santai,tatapan pemuda itu terarah ke langit yang cerah.
"Kau tidak menginginkannya?,kenapa hanya di tatap begitu?,tenang saja aku tidak memberinya racun." Celetuk pemuda itu lagi.
Sebenarnya eza begitu tak yakin untuj menerima pemberian pemuda ini,namun perutnya lagi-lagi berbunyi dan mau tak mau eza pun segera mengambil sekantung keresek penuh makanan disamping dan mulai melahapnya dengan begitu rakus.
"Aku akan membayarnya nanti." Ucap eza dengan mulut penuh makanan.
"CK,tak apa,aku tidak membutukan uangmu."
"Tapi aku tidak suka berhutang budi."
"Aku tidak sedang membuatu berhutang,aku hanya sedang membantu seekor kucing ya tengah kelaparan diatas atap sekolah baruku."
"Intinya aku akan segera menbayar ini,aku akan segerah membayar dan saat itu juga kau harus melupakan ku." Kata eza sambil beranjak bangkit dan segera pergi dari roftop.
"CK,benar-benar perempuan yang sangat keras kepala." Lirih charles sambil menatap kepergian eza.
Tak terasa,kini bell pulang sudha berbunyi,semua murid berhamburan menuju gerbang sekolah,ada dari mereka yang mesti menetap di sekolah selama beberapa jam lagi karena harus menikuti ekskul,dan ada pun dari mereka yang langsung pulang ke rumah mereka masing-masing.
Dan eza merupakan murid yang masuk ke dalam karegori kedua,kini dihadapannya sudah terlihat mobil pick up pak hendra yang tengah menunggunya sambil tersenyum manis ke arah eza,
"Bagaimana belajarnya?, baik?." Tanya pak hendra sambil menghidupkan mesin mobilnya,eza tak membalas,ia hanya menganggukan kepanya pelan.
Sesampinya mereka di rumah,hal pertama yang menjadi objek dipandangan mereka adalah,sososk bi surti yang sudah menunggu di depan pintu sambil manatap kedatangan mereka dengan senyuman manis yang tertera di wajahnya.
"Bibiiiii,eza pulang!!!!." Teriak eza sambil berlari ke arah bi surti.
"Aduhhh,eza,jangan lari-lari ah, nanti kamu jatuh loh,yuk masuk,bibi udah masakin kamu masakan sepesial yang bakal bikin hari kamu makin asik."