Crazy Boss

"Hay! Aku meminta kalian untuk datang tiga jam setelah aku sadar, yang artinya pukul 14.00 PM! Namun kalian baru datang saat petang sudah tiba!? Apa-apaan kalian ini!" Gerutuan Afnan Terdengar begitu memekik telinga.

Padahal Louis dan Jeslyn baru saja menginjakkan kaki mereka pada ruangan ini, namun suara cempreng Afnan sudah menyambut, dan itu benar-benar membuat telinga berdenging.

"Kau sudah sadar?" Jeslyn berniat untuk basa basi, menatap Afnan datar, sesaat setelah melihat wajah itu, ia sedikit merasa sakit hati, namun ia coba abaikan.

Mau menyesali pun tak berguna, toh juga esok Jeslyn akan bercerai, anggap saja ia tengah balas budi pada Afnan, karena wanita itu terus membantu nya, dan sebagai imbal balik ia harus menikahi Louis.

Padahal diposisi sekarang, Louis maupun Jeslyn adalah korban atas keegoisan Afnan.

"Menurut mu, aku masih menutup mata, heh!?" Ketus Afnan memalingkan wajah nya, pura-pura marah.

Menggelengkan kepala nya, Jeslyn menaruh kue yang sengaja ia bawa dari mansion tadi, lantas menyodorkan pada Afnan.

"Kau mau?" Tanya Jeslyn menatap Afnan kecil, membuka satu bingkisan yang ia tata rapi dalam tato bag.

Sejak tiba didapur mansion utama milik Louis, Jeslyn benar-benar terngangga saat penglihatan nya melihat banyak penampakan cemilan yang membeludak.

Maka dari itu, Jeslyn berinisiatif untuk membawa beberapa cemilan kerumah sakit ini, dengan alibi untuk Afnan, padahal untuk ia makan sendiri.

"Ini kue yang biasa nya dimakan kucing?" Seru Afnan terkejut, menatap kue yang Jeslyn bawa dengan teliti, "Ini makanan kucing ku, heyy!"

Terdiam, Jeslyn sempat speechless, binggung, lantas ia menatap kue yang berada digenggaman nya dengan linglung, lamat-lamat ia lihat kue berbentuk persegi berwarna cokelat itu.

"Apa? Tapi Tuan Louis mengatakan ini enak dimakan." Kata Jeslyn polos, menyanggah ucapan Afnan, lantas ia menatap balik Louis yang tengah berdiri disamping nya.

Afnan menghela nafas kecil, "Emhh, itu sebenarnya kue khusus kucing, namun jika dikonsumsi manusia tak masalah, apa koki disana tidak memperingati mu?"

"Tidak, karena Tuan Louis sudah datang, dan menyeret ku." Seru Jeslyn menjelaskan.

Mengingat, saat Jeslyn sibuk membungkus kue-kue dalam bingkisan yang ia tata rapi, dan Louis tiba-tiba langsung datang dan menyeret nya keluar setelah lelaki itu berkata.

"Roti itu nikmat dikonsumsi."

Afnan menatap Louis penuh selidik, "Ka-"

"Apa keadaan mu sudah membaik?" Tanya Louis mengalihkan pembicaraan, tak berniat untuk memberi penjelasan pada Afnan.

Karena Louis merasa, bahwa itu adalah masalah tak penting, hanya menyangkut kebodohan Jeslyn yang tak menahu, kue yang dia bawa adalah cemilan kucing.

Kepala Afnan mengangguk, "Yaa, seperti yang kakak lihat, aku sudah membaik, walaupun bekas operasi terkadang masih terasa nyut-nyutan."

"Bagus lah." Louis bernafas lega, mengelus surai hitam Afnan penuh kasih sayang, lalu ia mendudukan tubuh nya dikursi dekat brankar.

Sedangkan Jeslyn pun hanya melihat interaksi Louis dan Afnan, tak memperdulikan kedua nya, karena Ia malah fokus berpikir mengenai kue yang ia genggam ini.

"Coba saja, jika kau ingin memakan nya." Melihat keresahan Jeslyn, membuat Afnan berseru bersama ekspresi kasian nya.

Mendongok, Jeslyn mengangguk perlahan, lalu tiba-tiba pula menggeleng panik, "Ini aman kan walaupun untuk kucing?" Tanya nya hati-hati.

Hayy! Sangat tidak lucu, jika Jeslyn mati secara mendadak, karena keinginan nya untuk memakan kue kucing!

"Tidak papa, itu enak kok, aku juga pernah memakan nya, rasa nya seperti kue kering." Jelas Afnan tersenyum kecil, "Tapi aku kurang suka, karena terlalu aneh rasa nya."

Kenyitan dahi terlihat, "Jadi? Ini kue milik kucing atau milik manusia?" Tanya Jeslyn binggung.

"Dua-dua nya, kucing pun bisa mengkonsumsi makanan itu, manusia juga namun tak boleh berlebihan." Afnan menjelaskan secara rinci, sesekali menatap wajah serius Jeslyn.

Louis mengeram sebal, "Jika kau ingin memakan nya, ya makan saja!" Ketus Louis sebal sendiri, tatkala melihat dan mendengarkan percakapan antara adik dan bawahan nya itu.

Mata Jeslyn spontan menyorot Louis, lalu ia menatap lelaki itu tak senn

ag, dan setelah nya ia langsung memundurkan langkah, dan duduk disofa, sembari menyangking dua kue berbentuk persegi itu.

"Untuk menuntaskan rasa penasaran ku, maka aku akan memakan dua biji saja, selebihnya aku akan memakan kue lain." Gumam Jeslyn serius.

Lantas, dengan perlahan, Jeslyn memasukan kue itu ke dalam mulut nya, tekstur nya renyah, dan mudah dikunyah, rasa nya enak, ia suka, namun menginggat itu makanan kucing, membuat Jeslyn menghela nafas.

"Bagaimana rasa nya?" Tanya Afnan penasaran, apalagi saat ia melihat ekspresi Jeslyn yang seolah-olah tengah memakan makanan nikmat.

Padahal menurut Afnan, rasa kue makanan kucing itu sedikit aneh.

Acungan jempol terlihat, "Ini enak." Seru Jeslyn mengangguk-anggukan kepala nya.

"A-pa? Baiklah, jangan terlalu banyak mengkonsumsi itu." Peringat Afnan pada Jeslyn, tentu ia tak ingin terjadi sesuatu pada teman selaku kakak ipar nya itu.

"Terima kasih telah mengingatkan ku." Ujar Jeslyn tersenyum manis.

Mau bagaimana lagi cara Jeslyn agar bisa membenci Afnan? Wanita itu benar-benar teman namun rasa saudara sendiri, perhatian, dan saat ia membutuhkan sesuatu, Afnan akan membantu nya.

"Ngomong-ngomong, kalian sudah resepsi?" Tanya Afnan membuka topik baru, sembari memakan buah jeruk yang sudah Louis kupas dan bersihkan.

Jeslyn terdiam sejenak, lalu ia memilih untuk membuka ponsel nya, tak berniat menjawab pertanyaan yang Afnan ajukan.

Sadar bahwa pihak wanita tak mau menjawab pun membuat Louis, menatap sang adik, lalu menggelengkan kepala, "Tidak, tidak perlu resepsi."

"Mengapa demikian?" Tanya Afnan penasaran, sedikit kurang terima karena satu keinginan nya belum dikabulkan oleh Louis dan Jeslyn.

Jeslyn berdiri dari duduk nya, menghampiri Afnan yang masih duduk sembari memakan buah jeruk nya, "Untung-untung saja aku masih mau mengikuti keinginan konyol mu itu."

"Ini demi kebaikan kalian tau." Seru Afnan mengerucut kan bibir nya, "Ohh, dan maaf apabila aku egois, namun aku memang menginginkan kalian jadi seperti ini." Lanjut Afnan.

Jeslyn hanya mengangguk saja, mengambil satu buah apel, "Yayaya, dan keinginan konyol itu sudah terpenuhi, ku harap kau segera sembuh."

"Aku akan cepat sembuh Jes, terima kasih, aku percaya kalian esok akan saling mencintai." Kekeh Afnan dengan tawaan geli nya.

Meninggalkan Jeslyn dan Louis yang terpaku, tak mungkin apabila mereka akan saling mencintai, bahkan pernikahan hanya akan berjalan selama 1 tahun, tak lebih dari itu.

Dan Louis maupun Jeslyn, akan kembali menjadi orang asing sama seperti dulu, tanpa menginggat bahwa mereka pernah mengikat benang merah.

Namun, siapa yang tau takdir untuk kedepan nya?