cerita ini adalah cerita fiksi yang menceritakan tentang seorang wanita yang bernama Aulia. Dia diberi kesempatan hidup sang pencipta untuk memperbaiki hidupnya yang selalu menderita. Bagaimana kisah Aulia dalam hidupnya yang kedua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Selangkah demi langkah dia masuk kedalam. Hatinya seakan ketakutan ketika akan masuk. Sepertinya aku pernah melalui masa suram di sini. "
"Aulia dengarkan aku, Sebelum masuk bacalah sebuah surat yang kamu ketahui. Berdzikir lah jika hatimu merasa tidak tenang. " Ucap sebuah suara kasad mata.
Bayangan yang memalukan terlihat dengan jelas di rumah itu.
"Bibi,Arga mau beli susu dan permen, tapi nenek dan ibu bilang tidak punya uang. "Ucap anak itu.
" Jadi anak ini bernama Arga?. Sebaiknya aku pergi dulu dengan anak ini siapa tahu aku mengingat sesuatu. "Batin Aulia.
" Baik, katanya kamu sama adik dimana?. "Tanya Aulia.
Arga mengantarkan Aulia ketempat adiknya.Disana ada seorang anak berusia dua tahun.
" Sebenarnya, apa yang terjadi dengan keluarga aku?. Semenjak aku sakit.Batin Aulia.
Setelah itu Arga menunjukan satu kamar lagi.Disana ada seorang bayi yang berusia tiga atau empat bulan. Aulia berusaha mengendong anak itu.kainnya basah, sepertinya dia kencing.
"Arga, mau beli permen?. " Tanya sekali lagi
Anak itu mengangguk.
"Arga bisa ambilkan celana untuk adik..... "
"Resta."
"Iya, adik Resta. " Ucap Aulia menirukan Arga.
Arga termasuk anak pintar diusianya yang empat tahun dia mampu menjaga adiknya. Air mata mengalir begitu saja ke luar tanpa henti.
"Bibi, jangan nangis?. "Ucap Arga.
Aulia menganti pakaian Resta setelah itu dia menggendong Resta keluar rumah.
Dia menaruh Resta di bangku depan rumahnya.
"Arga bisa buka pintu adil...? "
"jihan."
"Arga pintar. "
"Kata nenek Jihan tidak boleh keluar sampai nenek. pulang. "
"Lalu dimana ibu kamu?. "Tanya Aulia dengan sedikit ragu.
"Ibu sembunyi, ada yang cari nanti dimarahi?. "Jawab Arga dengan spontan.
" Ibu bilang, kalau ada yang cariin bilang tidak tahu. "Ucap Arga lagi.
"..... "
"Kamu tahu dimana ibu kamu?. " Tanya Aulia.
menggelengkan kepalanya.
"Kan ada bibi disini. Arga tidak takut? ."
"Bibi tidak pergi lagikan?. Om Arya jahat bawa bibi pergi tidak balik?. "
Aulia tersenyum dengan Arga dan berkata"Rumah bibi sekarang disana, kamu bisa kok kalau kamu ikut menginap di tempat bibi. "
Aulia masih kebingungan dengan semua yang terjadi.
"Aulia, dirumah ini ada hawa tidak enak.Berhati-hati lah. "Terdengar suara yang memperingati Aulia.
Aulia selalu membaca surat dan berdzikir.Dia tidak tahu. kenapa hatinya selalu ketakutan.Arga membawa adiknya diluar mereka bermain dan bercanda di luar.
Beberapa orang mengawasi tindakannya. Disela dia bermain dia mendengarkan percakapan mereka.
"Eh, itu Aulia yang berubah aneh setelah menikah kan?"
"Dia itu pulang, pasti keluarga Hanum berubah baik lagi. "Ucap salah satu tetangga yang tidak suka keluarga Hanum.
"Semenjak dia pergi, aduh banyak sekali orang yang mencari kakak dan ibunya."
"Ibunya Arga itu hanya keluar di pagi hari dan saat tanggal merah saja."
"Jangan keras-keras, nanti dia dengar lho. "
"Aneh kenapa dengan jarak begitu jauh aku mendengar pembicaraan mereka dengan jelas, seakan mereka berada di dekat aku. " Batin Aulia.
"Bibi, mau beli itu?. "Ucap Arga sambil menunjuk penjual makanan.
" Bu, jual apa?. "Tanya Aulia.
"Mbaknya, siapa ya. Sepertinya aku baru lihat. "Ucap penjual itu yang ternyata tetangga dekat.
Aulia belum sempat bicara Arga sudah berkata,"Dia bibi Aulia ku. "
"oh."
Arga memilih jajanan kesukaan dia.Dia juga mengambil kesukaan untuk Jihan.Setelah membayar penjual itu pergi.Dia seperti ketakutan melhat Aulia.
".... "
Aulia tidak memikirkan semua yang terjadi, dia berjanji pada suaminya untuk tidak mengambil tindakan apapun.Baru satu hari Aulia sudah didatangi tamu yang mencari kakaknya Rindu.
Mereka datang dengan marah-marah.Aulia tidak menanggapi mereka.Mereka ada yang mau nekat mengambil barang yang ada dirumah ini.
"jika kalian masuk seenaknya, aku akan laporkan pada yang berwajib atas tindakan kalian."
"Kami kemari mau meminta uang kami?. Kamu jangan ikut campur. Suruh Rindu keluar atau siapa itu ibunya Hanum.
"..... "
"Apa yang terjadi dengan keluarga ini?. " Batin Aulia sedih.Siang hari terlihat ibunya Hanum datang, namun Aulia tidak mengenali. Dia merasakan kedekatan dengannya.
"Kenapa aku merasakan keanehan pada orang ini. Dia menatap aku begitu aneh. "Ucap Aulia dalam hatinya.
"Nenek, bibi Aulia pulang. Lihat aku punya makanan. Mereka dimarahi bibi. Semua kabur. "Ucap Arga dengan polosnya.
"Kamu benar Aulia putri ku?. " Ucap ibu Hanum sedikit aneh.
"Kenapa dia bilang begitu?. "Pikir Aulia.
ibu Hanum duduk dekat Aulia dia memeluk anaknya. Aulia merasakan kehangatan dan kemarahan pada diri ibu ini. Namun dia hanya berpura-pura diam.
Kepingan ingatan tentang ibu Hanum mulai muncul dan Aulia berpura-pura sangat mengantuk.
"Bu Aulia tidur dulu ya, aku ngantuk.Arga bisa ambilkan bantal untuk bibi. "Ucap Aulia pada keponakannya.
Arga mengangguk dan mengambilkan bantal untuk bibinya.
Aulia memejamkan matanya, dia melihat ibunya yang selalu membebankan semua kebutuhan hidup keluarga dia pada Aulia.Setiap Aulia tidak memenuhi keinginan dirinya dia selalu marah-marah padanya.
Selama ini yang dipikirkan ibunya hanya uang dan uang. Kenapa ibu melakukan itu semua pada diri aku.Hati Aulia begitu sedih namun tidak kelihatan karena dia berpura-pura tidur.
"Sebaiknya besok aku akan kemari lagi. Pasti akan tahu kebenaran tentang diri aku. " Batin Aulia.
"Bibi, Arga lapar mau bakso?. "Ucap Arga sambil membangun kan Aulia.Melihat kepingan ingatannya membuat Aulia lelah dan tertidur lelap.
"Bukankah ibu jualan kok tidak punya makanan sama sekali?. "Pikir Aulia.
" Bu, Arga lapar katanya. "Tanya Aulia pada ibunya.
"Tidak ada makanan, sudah seminggu aku tidak jualan.Semenjak kamu seperti kesurupan dan di bawa Arga. Rumah ini berbeda seperti dulu. "
"Rindu tidak kerja dan suaminya ternyata mempunyai hutang yang sangat banyak. Untuk menutupi hutang suami Rindu dia berhutang dari satu tempat ke tempat yang lain sampai membengkak. "
"Semua barang dagangan ibu habis buat makan dan modal tidak kembali lagi. "Ucap ibu.
"Lha ibu katanya jualan kok bilang tidak ada modal. "
"Ibu jualan ambil dagangan orang dan sudah banyak yang belum aku bayar.Uang itu untuk makan mereka. "
Helaan napas Aulia.
"Di rumah uang habis apa saja?. "
"Semuanya "
"...... "
Saat Aulia akan memberikan uang pada ibunya dia teringat ucapan suaminya. Dia mengurungkan niatnya.Aulia belum ingat betul siapa yang benar maupun yang salah.
"Ibu kalau beli nasi bungkus dimana ya?.Tadi mas Arya memberi aku uang seratus ribu buat aku makan siang. Sebagian sudah buat jajan mereka."
"Biar aku yang beli.? "
"Aku coba saja, kalau dia bohong pasti ketahuan."
Aulia memberikan uang itu pada ibunya untuk membeli makanan.Sepuluh menit kemudian ibu membawa empat makanan dan uang sisanya dikembalikan padanya.
Saat ini Aulia bimbang antara kebenaran di depan matanya atau kepingan ingatannya itu.Dia teringat pesan gurunya kalau saat ini ibunya membutuhkan dirinya dan kepingan itu.
Rasa pusing dalam diri Aulia membuat kepalanya terasa berat.Sebenarnya Aulia. sudah menyiapkan uang lima ratus ribu untuk diberikan ibunya. Namun Aulia urungkan.