Pengkhianatan yang di lakukan Mike, membawa Aleena bertemu dengan seorang pria tampan yang tidak di kenalnya sama sekali di sebuah club mewah yang berada di pusat kota London.
Minuman alkohol yang di teguk Aleena malam itu benar-benar mempengaruhi dirinya. Gadis polos itu seketika menjadi liar bahkan dengan berani merayu pria yang saat itu berada di dekatnya.
Pria tampan pemilik rahang tegas itu terlihat semakin gelisah, ketika merasakan aliran panas tubuhnya tidak wajar. Terlebih gadis muda pemilik wajah cantik dengan rambut warna karamel bergelombang indah itu merayunya dengan gerakan begitu seksi.
Dalam keadaan setengah sadar Aleena menyerahkan tubuhnya pada pria asing yang tidak di kenalnya sama sekali.
Keduanya menghabiskan malam panas dengan liar layaknya pasangan yang sedang di mabuk cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENIKMATI MAKAN MALAM BERDUA
Aleena kembali ke dalam kamar.
Tiba-tiba perasaan gugup menyerang nya.
"Kenapa ada dia. Bukankah tadi siang ia mengatakan akan kembali malam ini ke London karena besok akan menghadiri meeting–"
Tok
Tok
Perhatian Aleena teralihkan ke pintu.
"Masuk!"
"Click..
Nampak pelayan muda yang sering membantu Margot bernama Marrie datang membawa meja portable yang diatasnya sudah tertata makanan.
"Selamat malam nona Aleena. Saya membawa makan nona", ucap Marrie tersenyum sembari meletakkan meja berukuran kecil itu ke atas tempat tidur Aleena. Tepatnya di hadapan Ale yang bersandar di tumpukan batal yang menyangga punggungnya.
"Terimakasih Marrie", jawab Aleena. "Hm Marrie , apa mereka sudah mulai makan malam? Aku lihat Nicole ada di meja itu".
"Iya nona Aleena. Ibu tiri nona dan putrinya ikut makan malam.
"Kamu boleh keluar, aku ingin menikmati makan malam ku", ucap Aleena. Namun sejujurnya hatinya tidak berminat untuk memakan apapun. Entah lah tiba-tiba hatinya panas ingin marah.
"Nicole sangat seksi–"
"Kau tidak menunggu ku makan malam bersama mu Aleena?"
Suara bariton itu sontak saja mengalihkan perhatian Aleena.
Sean berdiri di depan pintu yang terbuka. Di tangannya memegang meja portable berisi makanan juga.
"Aku ingin makan bersama mu, Ale", ucapnya terdengar begitu lembut dan intim. Sean mendekati nya. Membawa portable ke atas tempat tidur Aleena.
Aleena sesaat menundukkan kepalanya. Jantung nya berdetak kencang. Gadis itu berusaha menguasai diri untuk tenang, jangan gugup. Tapi rasanya sangat sulit sekali, tidak seperti biasanya ia bisa menutupi nya.
"Kau kaget melihat ku makan malam, hem?", tanya Sean yang sudah duduk di atas tempat tidurnya.
Aleena menganggukkan kepalanya pelan. Tanpa berkata-kata.
Sean selalu suka melihat Aleena seperti itu. Malu-malu dengan wajah memerah.
"Aku tidak akan melewatkan undangan ayah mu. Sekalian melihat kondisi mu".
Kata-kata Sean bak air dingin yang menyejukkan jiwa. Aleena menatapnya.
"Bukan kah besok tuan harus menghadiri rapat penting–"
Tiba-tiba telunjuk Sean menempel di bibir Aleena, agar Aleena berhenti bicara.
"Bukankah aku sudah melarang mu memanggil ku tuan saat kita berdua? Apa kamu mau dihukum lagi Ale?".
"Tapi bagi ku masih asing, jika harus menyebut nama mu, tu..Hm.. maksud ku S-ean", jawab Aleena terbata.
"Ya begitu lebih baik".
"Aku sudah lapar, seperti nya masakan bibi Margot sangat enak", ucap Sean mencair kan suasana. Ia terdengar sudah akrab sekali dengan Margot, bahkan memanggilnya bibi sama seperti Aleena.
"Bisa kamu jelaskan apa saja hidangan ini Ale. Aku tahu ini steak, tapi steak apa, kelihatannya sangat lezat", tanya Sean sambil memotong steak miliknya dan menyantapnya.
"Hm... ternyata memang enak", ujarnya memakan dengan lahap hidangannya.
Aleena tersenyum melihatnya. "Itu steak and kidney pie. Makanan khas Kelso.
Sean melototkan kedua matanya.
"Kidney? Maksud mu ginjal?".
Cepat-cepat Sean mengambil tissue, hendak memuntahkan makanan yang ada di mulutnya.
"Ginjal siapa yang aku makan?", ucapnya dengan makanan masih penuh di mulut.
Aleena sampai tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Sean.
"Tentu saja bukan ginjal siapapun yang kamu makan. Itu hanya nama sebuah makanan di sini, Sean".
"Yang kamu makan itu daging domba betina", ucap Aleena masih di kuasai tawa.
Sean mengelus dadanya. "Syukurlah. Aku pikir yang aku makan ini ginjal sungguhan, ternyata daging domba betina". Sejujurnya yang membuat Sean bersyukur itu karena Aleena sudah memanggil namanya dengan jelas. Sean saja, tanpa embel-embel lainnya.
"Hm...Apa rasa domba betina Bierdi, selalu nikmat begini, Aleena?", seloroh Sean kembali menyantap steak domba sambil menatap Aleena penuh arti.
Perkataan Sean membuat Aleena tersipu. Jelas ia paham kata-kata bermakna dalam itu.
"Kau bisa menjawabnya sendiri. Karena kau sudah merasakan keduanya".
Entah apa yang ada di kepala Aleena sehingga ia berkata spontan seperti itu. Sungguh Aleena menyesali ucapannya kini. Ia berharap ucapannya tidak di gubris Sean.
Namun ternyata malah kebalikannya..
"Yap. Kau benar sekali. Dan aku menyukai keduanya".
"Aku menyukai steak domba betina ini. Dan aku menyukaimu, Ale. Sangat menyukai mu"
"Sepertinya aku jatuh cinta pada mu, Aleena Deandra..
...***...
To be continue
Setelah ini lanjut kisah Davina-Daniel ya. DURI DALAM PERNIKAHAN KU.
Yang belum baca yuk baca juga. Up-nya tiap hari. Di tunggu ya 🙏🏻
