Cerita ini untuk fatcat dengan happy ending
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Sera terkejut membaca chat yang telah dikirim oleh sahabatnya, Meyra. Bagaimana Gale memukuli Nathan karena cemburu melihat Meyra berpelukan dengan cowok itu. Buru-buru Sera pergi ke tempat yang diberitahu Meyra. Tidak jauh dari kampus sih, dan lagipula Sera juga sedang dalam perjalanan menuju kampus. Jadi dirinya tidak akan memakan waktu lama.
Sesampainya disana, Sera membelalakkan matanya terkejut melihat kondisi Nathan. Ada seseorang yang membantu cowok itu, sepertinya si penjual bubur ayam.
"Pak, tolong bawa dia ke mobil saya aja." pinta Sera yang sudah mendekat ke arah Nathan.
"Oh iya neng" Nathan dipapah oleh si penjual tersebut dan juga seseorang lagi yang mungkin kebetulan sedang membeli bubur ayam.
"Maaf neng cuma bisa bantu mas nya begini. Tadi kami mau memisahkan tapi takut. Saya juga tau sendiri neng mas-mas yang bernama Gale itu seperti apa, jadi saya tidak berani menolong." Pak Mono, si penjual bubur ayam mengakuinya dengan jujur.
"Tidak apa-apa Pak, makasih sudah membantu memapah teman saya. Terima kasih juga bang." ucap Sera pada Pak Mono, dan juga seseorang lagi yang tadi membantu Pak Mono untuk membawa Nathan ke dalam mobil miliknya.
"Iya neng sama-sama." Pak Mono dan seseorang tadi yang membantu memapah Nathan ke dalam mobil Sera, menganggukkan kepalanya.
"Kalo gitu saya pamit ya Pak, sekali lagi terima kasih." setelah berkata seperti itu, Sera masuk ke dalam mobil.
Disampingnya sudah ada Nathan yang nampak kesakitan. Ia turut khawatir melihat kondisi cowok itu.
"Entar kita obati luka lo ya pas nyampe kampus." Nathan mengangguk mengiyakan.
"Makasih" rasanya Nathan tak sanggup untuk mengeluarkan banyak kata. Pipinya terasa sakit, begitu juga bagian tubuh yang lainnya.
"Iya, ini semua juga Meyra yang nyuruh gue buat bantuin lo." jujurnya
"Lo pasti bingung sama apa yang udah lo alami tadi kan ? Meyra emang dijodohin sama Gale tapi itu semua paksaan dari orang tua Gale. Karena Gale sendiri kayaknya terobsesi sama Meyra, jadi jelas ide perjodohan itu datang dari Gale sendiri tapi dengan alibi orang tuanya yang meminta. Orang tua Meyra berusaha menolak tapi gak bisa, karena kekuasaan orang tua Gale lebih besar." jelas Sera agar tidak menimbulkan kesalahpahaman diantara kedua manusia berbeda gender tersebut.
"Gitu ya" Nathan akhirnya paham kenapa tadi Meyra berbicara seperti itu padanya.
"Iya gitu. Meyra beneran suka sama lo tau. Dia belum pernah sebegini nya dalam ngejar cowok. Gue harap lo bakal tetap percaya sama Meyra, sama perasaannya dia ke lo." pinta Sera
Nathan sendiri memang bisa melihat ketulusan Meyra padanya. Bagaimana cewek manis nan imut itu yang menjadi cahayanya. Menarik dirinya dari hari-hari yang monoton menjadi begitu berwarna. Senyuman gadis itu begitu menawan hatinya. Sepertinya tidak butuh waktu tujuh bulan untuk Meyra membuatnya jatuh hati pada gadis itu. Karena sekarang, Nathan sudah bisa mulai membuka hatinya untuk Meyra.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Kini Gale dan Meyra sudah sampai di halaman kampus. Gale memarkirkan motornya didekat teman-temannya. Mereka yang melihat kejadian tersebut terkejut, tak terkecuali teman-teman dark Gale sendiri.
"Wah, ada apa nih, kok lo bisa bareng Meyra ?" tanya Caden penasaran begitu pula dengan Vardhan juga Felix.
"Meyra sekarang calon tunangan gue." Gale memberikan jawaban pada teman-temannya.
"APA" teriak Felix dan Caden bersamaan saking terkejutnya. Vardhan juga terkejut mendengar pernyataan dari Gale barusan.
Hatinya yang sudah panas melihat kebersamaan Gale dan Meyra saat ke kampus, menjadi lebih panas lagi mendengar jawaban dari temannya itu. Ia berharap ini semua mimpi, tapi sayangnya bukan. Kenapa, kenapa dia dan temannya harus menyukai orang yang sama. Dirinya jadi bimbang sekarang.
Begitu pula dengan beberapa orang mahasiswa, mahasiswi yang ada di halaman kampus juga terkejut mendengar pernyataan barusan. Banyak yang mendukung hubungan Gale dengan Meyra tapi juga ada sedikit yang tidak menyukai hubungan keduanya. Termasuk Fiona dan juga teman-temannya.
Dengan langkah lebar gadis itu berjalan ke arah Gale. Namun tujuan sebenarnya untuk menampar Meyra.
"Plak" bunyi pipi yang ditampar kuat. Kini pipi Meyra sebelah kiri terlihat memerah.
"Apa yang lo lakuin bitch ?" Gale sudah dilanda amarah melihat calon tunangannya ditampar. Tangannya mengelus pipi Meyra, namun hanya sebentar karena setelah itu Meyra menepis tangan Gale.
"Plak" Meyra balik menampar Fiona, lebih kuat dari tamparan yang diberikan Fiona padanya tadi.
"Nice Meyra" puji Caden karena gadis itu membalas perbuatan Fiona. Begitu pula Gale, Vardhan, dan Felix yang tersenyum melihat balasan yang dilakukan oleh Meyra.
"Anjing lo ya" tak terima Meyra menamparnya balik dan ingin memberikan tamparan lagi pada gadis itu namun sayangnya Gale sudah terlebih dulu mencengkram pergelangan tangan Fiona kuat.
"Sekali lagi lo tampar Meyra, lo bakal dapat balasannya dari gue." Gale menghempas kasar tangan Fiona yang tadi ingin digunakan untuk menampar Meyra.
"Dikira aku diem aja gitu kamu gituin ? Nggak ya. Lagian aneh banget sih, gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba kesurupan sampe nampar orang." ucap Meyra dengan mata yang menatap Fiona sinis. Gale dan teman-temannya yang menyaksikan tatapan Meyra tersebut malah dibuat gemas.
"Itu semua salah lo yang udah rebut Gale dari gue."
"Gue gak pernah jadi milik lo ya, deket aja nggak. Dasar halu." Gale mengucapkan kata-kata yang menusuk, membuat teman-temannya dan juga mereka yang ada di halaman kampus tertawa mendengar jawaban Gale untuk Fiona tersebut.
Fiona yang merasa malu akhirnya memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut, sembari menghentakkan kakinya kesal. Diikuti Iris dan Tiana memandang kesal Meyra.
"Apa sih, gak jelas." Meyra turut melangkahkan kakinya juga. Pagi-pagi sudah dibuat kesal saja. Tidak Gale, tidak tante-tante itu.
"Gimana ya keadaan Athan ? Sera udah sama Athan kan sekarang ?" batin Meyra bertanya-tanya. Ia kembali cemas mengingat kondisi Nathan yang babak belur karena Gale.
"Meyra tungguin aku" Gale mengejar Meyra, diikuti Vardhan, Felix dan juga Caden.
Setelah berhasil menyamakan langkah kakinya dengan Meyra, Gale menarik tangan gadis itu dan menggenggamnya. Meyra berusaha melepas genggaman keduanya, namun begitu susah.
"Lepasin, gak usah pegang-pegang !" Meyra berbicara dengan ketus.
"Apa salahnya sih, kan kamu tunangan aku." Gale masih tak mau melepaskan tangan Meyra yang berada dalam genggamannya.
"Masih calon kalo kamu lupa." ujar Meyra mengingatkan cowok itu sembari memutar bola matanya malas.
Sedangkan ketiga cowok dibelakang Gale dan Meyra memandang dua anak manusia itu dengan tatapan rumit.