Tring
" Melalui pesan ini aku talak kamu. Mulai hari ini kita bukan lagi suami istri."
Dunia wanita 35 tahun itu seakan runtuh. Dia baru saja selesai melakukan operasi sulit pagi ini. Dan pesan yang berisi talak dari suaminya membuat wanita itu terhuyung.
" Kenapa, kenapa kamu ngelakuin ini ke aku."
Dia tentu bingung, selama 3 tahun menjalin pernikahan mereka terlihat baik-baik saja. Tidak pernah sekalipun berseteru.
Jadi, apa penyebab pesan talak itu sampai terjadi?
Apakah pernikahan wanita itu akan benar-benar hancur? Atau dia akan berusaha untuk mempertahankannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSMSC Chapter 14
"Jadi gimana Neel. Lo jadi resign? Lo jadi ngelanjutin study seperti yang lo bilang kemarin?'
Semalam Neel sama sekali tidak bisa tidur karena memikirkan ucapan Nayaka perihal Dimitri yang selingkuh. Dan paginya Neel sudah ada di ruangan Fattah. Ya Fattah memanggilnya untuk membicarakan apa yang waktu itu mereka bicarakan. Yakni perihal Neel yang ingin mengundurkan diri.
" Neel pikiran lo lagi nggak di sini ya? Dari tadi gue ajak ngomong lo nggak bereaksi sama sekali."
" Aah sorry Fat. Kita bicarain lain kali ya. Gue ada jadwal praktek soalnya."
Sreet
Drap drap drap
Cekleek
Fattah mengerutkan keningnya. Ia merasa ada yang salah pada temannya itu. Tidak biasannya Neel kehilangan fokusnya sepeti tadi. Fattah yakin pasti temannya itu sedang memiliki masalah. Namun itu bagus bagi Fattah, karena untuk sementara Neel pasti tidak akan membicarakan hal tentang pengunduran dirinya.
Inilah yang dinamakan kesempatan dalam kesempitan. Tapi Fattah tetap khawatir, pasalnya Neel tidak pernah seperti itu sebelumnya.
" Kenapa ya sama anak itu?"
Tap tap tap
Neel berjalan pelan menjauh dari ruangan Fattah menuju ke ruang praktiknya. Selangkah demi selangkah kakinya penuh dengan pemikiran. Dan semua itu tentang Neha. Saat ini Neel tengah memikirkan tentang ucapan Nayaka kemarin. Beberapa pertanyaan muncul di benak Neel.
Apakah Nayaka sudah memberitahu Neha?
Bagaimanakah reaksi Neha saat mengetahui suaminya berselingkuh?
Apakah Neha menangis, terus apakah terjadi pertengkaran antara Neha dan suaminya?
Semua itu memenuhi isi kepala Neel. Neel juga ingin sekali menemui Neha pagi ini untuk melihat kondisi Neha. Ia ingin tahu bagaimana wajah Neha.
" Neel, udah sarapan?"
" Neha, kamu nggak apa-apa?"
Neha mengerutkan alisnya mendengar pertanyaan Neel bahkan pria itu memegang kedua lengan Neha. Wajah Neel penuh kecemasan dan kekhawatiran.
" Aku nggak apa-apa, kenapa kamu nanya gitu?'
" Ya?"
Bingung, saat ini itulah yang dirasakan oleh Neel. Dia bingung kenapa Neha saat ini bersikap biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa. Apa mungkin Nayaka belum memberitahu Neha tentang kelakuan Dimitri?
Neel ingin bertanya demikian, namun dia urung. Sekali lagi, dia merasa tidak berhak untuk bertanya tentang hal itu. Tapi melihat wajah Neha yang baik-baik saja, itu sudah cukup membuat Neel lega. Meskipun sejatinya tidak seperti itu yang dirasakan oleh Neha.
" Kamu belum jawab pertanyaanku, Neel."
" Udah, aku udah sarapan tadi di rumah. Terus syukur deh kalau kamu nggak kenapa-napa. Ya udah aku langsung ke ruang praktik ya, hari ini aku jadwal praktiknya pagi."
" Okee, selamat bekerja Neel."
Neel tersenyum, tapi lagi-lagi senyum Neel begitu canggung dan Neha bisa merasakan bahwa itu bukan senyum bahagia, senang ataupun sejenisnya. Senyum milik Neel itu ibarat kopi yang pahit tanpa ada gula barang sebutir pun.
Namun saat ini Neha tidak ada waktu untuk mengkhawatirkan Neel. Ada hal yang lebih membuatnya khawatir, apa lagi kalau bukan suaminya.
Dimitri semalam bersikap biasa saja. Dia manis seperti akhir-akhir ini. Hal tersebut membuat Neha yakin bahwa Dimitri sudah meninggalkan wanita itu. Tapi hati kecil Neha tidak berpikir demikian.
" Hari ini aku nggak ada praktik kan? Apa aku bisa izin keluar sebentar?"
" Bener Dok, nggak ada. Oh iya bisa-bisa aja kok. Pasien yang kemarin abis operasi juga perkembangannya bagus."
Neha bertanya kepada dokter residen yang membantunya. Mendengarkan bahwa pekerjaannya tidak banyak saat ini, Neha pun senang. Dia berniat untuk pergi ke luar. Neha ingin menemui suaminya. Ya, Neha ingin pergi ke kantor Dimitri.
Sepanjang jalan menuju ke kantor suaminya, Neha merasa jantungnya berdegup kencang. Ia merasa bahwa saat ini tengah ada perasan yang tidak nyaman namun dia tidak tahu itu apa.
Ckiiit
Slaash
Pintu kantor terbuka secara otomatis. Semua karyawan yang ada di sana memberi salam dengan ramah. Namun tatapan mereka seperti tatapan orang yang sedang mengkhawatirkan sesuatu.
" Apa Bapak ada?"
" A-ada Bu, ta-tapi Pak Dimitri sedang ada tamu."
" Aaah gitu, oke nggak masalah. Saya akan tunggu di ruangannya."
" Ta-tapi Bu Pa~"
Neha tersenyum, dia tahu dirinya datang tidak di waktu yang tepat. Jam-jam segini adalah jam dimana orang sedang sibuk bekerja. Namun dia datang bukan untuk mengganggu, dia hanya ingin bertemu dengan suaminya.
Ada sebuah hal yang ingin disampaikannya. Ya, Neha ingin mengatakan bahwa dia akan memaafkan semua yang dilakukan suaminya. Dia mengetahui semuanya dan ingin memulai semuanya dari awal.
Cekleek
Neha membuka pintu secara perlahan. Dengan senyum yang mengembang di bibirnya, namun senyum itu seketika hilang ketika melihat apa yang terjadi di depannya.
" Astagfirullahhaladzim."
Beberapa menit yang lalu.
Tok tok tok
" Maas."
" Ya? Ngapain kamu kemari Nilam. Pagi-pagi begini lagi, emangnya kamu nggak kerja hah!"
" Uuug aku kangen sama kamu Mas."
Nilam masuk, ia menutup pintu lalu langsung duduk dipangkuan Dimitri. Wanita itu langsung menyerang Dimitri. Dari ciuman, hingga meraba-raba dan memegang bagian sensitif milik pria tersebut.
" Ergggh Nilam, kau bener-bener deh ya."
Dimitri pada akhirnya menyerah dengan apa yang NIlam lakukan. Hasratnya seketika naik. Ia dengan sembarang membuka kemeja Nilam dan bermain di sana. Tentu saja Nilam senang, kali ini hasratnya terpenuhi.
Keduanya benar-benar bercumbu dengan begitu panas. Bahkan langkah kaki yang mendekat pun sama sekali tidak terdengar oleh mereka.
Kembali ke saat ini
" Astagfurllahhaladzim MAS DIMITRI!!!"
" Ne-neha!"
Sreeet
Bukannya marah, Neha malah duduk dengan tenang. Namun tidak ada yang tahu bahwa Neha saat ini tengah menggenggam erat tas tangannya. Ia mencoba menahan emosinya yang hampir meluap.
Dimitri sangat kelabakan, dia bahkan mendorong Nilam hingga wanita itu terjatuh dari kursi. Sedangkan Nilam dengan tidak tahu malunya bangun dan duduk di sebelah Dimitri. Wanita itu pun tanpa bersalah membenarkan kancing bajunya di depan Neha.
Sreeet
Byuuur
" Arghhhh apa-apain ini!"
Neha mengambil cangkir yang ada di atas meja. Itu berisi kopi yang masih setengah panas, dan tangannya dengan lancar menuangkan isinya ke wajah Nilam.
" Panas ya, ups maaf tanganku reflek. Di sini nggak ada air bersih buat bersihin wanita kotor macem kamu. Jadi kayaknya kopi pun nggak masalah kan ya. Yaa, nggak perlu dijelasin lagi kan ya kenapa wanita macam ini ada di sini. Mas, aku nggak mau banyak omong. Kamu pilih aku atau wanita ini."
" Neha, aku jelas pilih kamu. Aku udah niat buat berhenti kok sama dia. Jadi aku mohon maafin aku ya, please."
Neha tidak menggeleng juga tidak mengangguk. Dia kemudian bangkit dari kursinya dan pergi begitu saja.
" Neha, tunggu!"
" Mas." Nilam mencoba memanggil Dimitri sambil meraih tangan pria itu. Namun Dimitri menampik tangan Nilam.
" Diam brengsek, sialan!"
Dimitri memanggil Neha, dia berlari mengejar istrinya. Sedangkan Nilam, ia berteriak histeris. Ia sangat marah saat ini karena dirinya diacuhkan. Dan bahkan Dimitri sama sekali tidak menoleh ke belakang barang sebentar pun.
" Nggak, nggak boleh. Aku nggak boleh kalah begini. Aku akan pake cara terakhir. Cara yang nggak pernah kamu bayangkan Mas Dimitri."
TBC