Hilangnya Kesabaran Seorang Istri

Sore hari Retno dan Susan baru sampai ke rumah karena mereka menghilangkan penat dulu sebentar dengan singgah ke sebuah pantai.

Setelah membersihkan tubuh serta menikmati makanan yang sudah di siapkan oleh Bu Tantri kini Retno sedang berkumpul dengan ke dua orang tua nya serta Susan.

Sultan adik laki-laki nya Retno memang jarang ikut gabung berkumpul dengan mereka dan hanya sesekali saja singgah ke rumah orang tua nya.

"Bagaimana nak, apa semua nya lancar?" Tanya Bu Tantri sambil menikmati cemilan nya.

"Itu dia Bu, Retno kan bilang kalau mas Rio sudah tidak memberikan nafkah selama enam bulan ini dan Retno juga mengatakan kalau mas Rio tidak diketahui keberadaan nya."

"Terus?"

"Pihak pengadilan meminta surat ghoib sebagai salah satu persyaratan pengajuan cerai."

"Tapi persyaratan yang kamu bawa di terima kan?" Tanya pak Mahpud.

"Persyaratan yang Retno bawa memang sudah cukup dan lengkap, tapi karena Retno mengatakan kalau mas Rio tidak di ketahui keberadaan nya mereka meminta di sertakan surat ghoib."

"Surat ghoib itu apa sih Ret?"

"Surat ghoib itu surat yang menyatakan kalau orang yang bersangkutan tidak di ketahui keberadaan nya."

"Terus surat ghoib tersebut di dapatkan nya dimana?"

"Surat ghoib itu di dapatkan nya di desa tempat tinggal Retno yang dulu."

"Berarti kamu harus pergi kesana untuk meminta surat ghoib nya?"

"Iyah, tapi nanti aku hubungi Sari kalau ngga salah dia punya saudara yang kerja di desa."

"Iyah hubungi saja teman kamu itu dan bilang sama dia segala ongkos nya akan di ganti asal kamu mendapatkan surat ghoib nya dengan mudah." Ucap Bu Tantri.

"Iyah Bu nanti Retno hubungi Sari."

"Ngga usah nanti kamu hubungi saja sekarang biar cepat selesai semua nya." Pak Mahpud ingin semua permasalahan Retno cepat selesai.

Retno langsung mengambil ponsel dan menghubungi Sari, tidak membutuhkan waktu yang lama terdengar suara Sari di seberang sana.

Retno menceritakan semuanya kepada Sari sehingga Sari mengerti dan mau membantu nya.

Retno memutuskan panggilan nya lalu menatap kembali ke arah orang tua nya.

"Gimana?"

"Nanti di kabarin lagi katanya."

"Ya sudah kamu istirahat saja, Susan kamu mau nginep?"

"Ngga ah Bu aku mau pulang saja, Alika ayo kita pulang."

Mereka pun bubar karena malam yang sudah semakin larut dan rasa lelah karena seharian ini sudah melakukan aktifitas nya.

Retno membaringkan tubuh nya di samping Bela, "Ayo kita tidur nak." Ucap Retno lalu memeluk Bela memberikan rasa nyaman dan ketenangan kepada Bela agar tidak terlalu bersedih dan tidak merasa sendirian.

Retno ingin Bela berpikir kalau tidak ada sosok ayah masih ada sosok seorang ibu yang selalu menyayangi nya setulus hati.

Karena seharian ini Retno sudah melakukan perjalanan pulang pergi ke tempat jauh maka Retno tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memejamkan ke dua mata nya.

Malam semakin larut dengan perlahan bintang dan bulan bergeser sedikit demi sedikit dan berganti dengan sinar matahari yang muncul di pagi hari.

Seperti hari-hari sebelum nya setiap pagi hari Retno selalu membersihkan rumah orang tua nya dimana jadi tempat tinggal nya sekarang.

Dari pagi hingga sore hari Retno selalu berdua dengan Bela dan berkumpul bersama orang tua nya malam hari.

Retno sudah menghubungi Sari kembali untuk bertanya tentang membuat surat ghoib.

Sari mengatakan kalau saudara nya tidak bisa membantu nya karena takut suatu saat mas Rio pulang dan menuntut mereka.

Pihak desa akan memberikan surat ghoib dengan syarat yang meminta nya dari pihak orang tua Rio.

Retno langsung mengirimkan pesan kepada ibu mertua nya tapi Bu Yati tidak bisa meminta surat ghoib tersebut dengan alasan tidak enak badan.

Ada rasa kesal dan marah dalam diri Retno karena ibu mertua nya tidak mendukung dirinya.

Retno kembali menghubungi saudara Sari yang bekerja di desa dan memohon meminta surat ghoib tersebut dan berjanji akan memberi sejumlah uang asalkan mereka membuatkan surat ghoib nya.

Retno sudah putus harapan karena pihak desa tidak mau membuatkan surat ghoib untuk nya.

Retno menghubungi Rosma dan menceritakan semua nya, Retno meminta saran kepada Rosma karena selama ini hanya Rosma lah yang selalu membantu nya dalam masalah apa pun.

"Tan, aku sudah pergi ke pengadilan negeri agama kemarin sama Susan."

"Terus bagaimana?"

"Yah itu, mereka meminta ada nya surat ghoib."

"Terus surat ghoib di dapat nya darimana?"

"Dari desa."

"Ya sudah kalau begitu kamu datang saja ke desa dan minta surat nya."

"Itu dia Tan, pihak desa tidak akan memberikan surat nya jika bukan orang tua mas Rio yang minta.'

"Kalau begitu suruh saja ibu atau ayah mertua kamu meminta nya."

"Mereka ngga mau dengan alasan ngga enak badan."

"Alasan."

"Iyah aku juga merasa kalau mereka memang tidak mau dan sepertinya mereka tidak ingin aku dan mas Rio pisah."

"Terus jika mereka tidak mau kalian berpisah apa kamu mau kembali lagi sama Rio?"

"Tidak lah, aku sudah tidak mau lagi kembali kepada mas Rio apa pun alasan nya."

"Bagus lah, kamu memang tidak mau kembali dengan Rio, selama hidup berumah tangga dengan kamu, kamu selalu di bohongi dan di sakiti nya, Tante mendukung kalian untuk berpisah."

"Iyah Tan aku juga ngga mau."

"Ya sudah sekarang kamu sabar saja dulu, siapa tahu ada seorang laki-laki yang bertanggung jawab dan mau menerima kamu apa adanya, laki-laki yang mau menerima anak-anak mu terutama menerima Bela, kemarin juga ada teman Tante yang janda dan belum mempunyai akta cerai, tapi ketika ada seorang laki-laki yang menyukai serta tanggung jawab semua surat-surat perceraian nya dia yang urus sampai teman Tante mempunyai akta cerai dan sekarang mereka sudah menikah, siapa tahu kamu juga seperti itu."

Retno mencerna semua ucapan Rosma, "Iyah juga yah Tan, tapi apa masih ada yang mau sama aku?"

"Pasti ada, kamu itu masih muda dan masih terlihat cantik, tahta yakin akan ada seorang laki-laki yang mau hidup bersama kamu untuk selama nya dan Tante yakin kalau suami mu yang ke dua akan lebih segala nya dari Rio."

"Iyah juga yah tan, ya sudah terimakasih Tan sekarang aku lebih tenang setelah mendengar pesan dari Tante."

"Ya sudah kamu jangan banyak pikiran dan kamu harus yakin dengan apa yang akan terjadi ke depan nya."

"Iyah tan.'

"Ya sudah ini Tante lagi di jalan nanti kita bicara lagi.'

"Iyah Tan sekali lagi makasih yah." Retno dan Rosma pun mengakhiri pembicaraan nya.