Kisah seorang wanita yang bernama Eca sifat nya peduli dan perhatian
Setelah ditinggal mati oleh suami di jodohkan dengan pria yang memiliki sifat berkebalikan dengan Eca, hubungan itu berlangsung sampai mengetahui takdir tentang kematian dari suami Eca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Testpack
Kecurigaan Eca terhadap Niko semakin menguat setelah Eldhin memberikan ciri-ciri orang yang bersama orang yang sudah membuat wajah suami nya babak belur.
Di dalam ketikan ponsel nya, Eca sedang mengirim pesan untuk Fatimah.
Pesan yang Eca kirim hanya dibaca saja, tidak di balas. "Mas tau? yang berantem sama mas di kedai itu? Dia mantan suamiku mas"
Eldhin menoleh "Pantes" Dengan helaan nafas Eldhin tidak menyembur kata-kata kasar untuk Eca, dia fokus memakan cemilan yang di beri oleh istrinya.
"Pringles nya enak mas?" Eca agak terpaku lihat Eldhin terus mengunyah tanpa henti.
"Gak, biasa aja"
"Masa sih?" Eca mengerut kening, tiba-tiba merangkak di ranjang untuk mendekat ke Eldhin, netra nya melihat sisa-sisa makanan di dalam bungkus nya "Biasa aja tapi habis gitu ya?"
"Laper"
Eca mengerut kening "Bukan nya tadi habis makan nasi ayam rica buatan aku barusan?"
"Perut mas ada cacing nya" kali ini Eldhin beralasan seperti itu, Eca tersenyum iblis lalu bangkit dari ranjang untuk mengambil kotak pringles rasa keju yang belum Eldhin makan sama sekali.
"Mau?"
Eldhin menggeleng kepala dan bangkit dari ranjang "Gak aku dah kenyang" Katanya sambil mengambil kotak pringles itu dari tangan Eca, dia langsung pergi ke balkon rumah atas untuk bersantai sambil merokok.
"Dasar huuuuu" Ledek Eca.
"De tolong buatin kopi ya, mas mau santai dulu di balkon" Pinta Eldhin mengalihkan pembicaraan.
Setelah suami nya memberi perintah, Eca langsung membuat kopi untuk nya.
Tak lama Eca mendekat ke tubuh Eldhin, kemesraan pasutri terjadi di balkon itu.
Eca tiba-tiba merasakan mual lagi, walau Eldhin lagi babak belur, rasa perhatian untuk Eca tidak pernah dia kubur.
Bahkan dalam ngidam Istri nya, tubuh Eldhin sampe rela hancur demi memuaskan hasrat sang istri tercinta.
Setelah di muntahkan Eca diberi air hangat oleh Bu Neli yang tak sengaja melihat Eca yang lagi tidak baik-baik saja.
"Dari kapan Eca muntah Din?" Tanya Bu Neli sambil memijat tengkuk wanita itu.
"Dari semalam mah... Oh ya mama punya test kehamilan gak?" Secara tiba-tiba mulut Eldhin menyembur pertanyaan yang membuat Bu Neli kaget, begitu juga dengan Eca.
"Hah kok mas tiba-tiba mau aku di test pack?"
"Sayang udah kamu diam dulu" Kata Eldhin.
"Aku masuk angin aja loh" Elak Eca.
Eldhin gak menjawab, akhir-akhir ini pria itu terbilang selalu memperhatikan Istri nya dari yang terkecil hingga yang terbesar.
Sebut saja masa datang bulan, Eldhin belum pernah melihat Eca merasakan datang bulan, kalau pun iya gak hamil pasti Eca gak akan telat datang bulan.
Terus baru-baru ini Eca selalu minta jajan ke suami nya secara terus menerus.
"Dimana mah" Eldhin gak sabaran, dia sangat antusias untuk mengambil alat testpack kepunyaan ibu nya, barang kali saja beliau masih menyimpan.
"Ngaco kamu Din, kamu beli lah di apotek, alat itu cuma di pakai sekali, terus juga ngapain mamah nyimpan alat gituan" Jawab Bu Neli dengan nada hampir ketus.
Eldhin menatap singkat, dia langsung mengambil kunci motor dan memakai jaket kulit nya untuk pergi ke apotek terdekat.
Butuh waktu lima belas menit untuk Eldhin pulang pergi dari rumah ke apotek.
Eldhin memberikan testpack itu untuk Eca. membuat Eca merasa terpojok.
Eca mengambil alat itu dari tangan Eldhin, Bu Neli sampai tercengang bahkan kebingungan itu berubah ikut senang. Karena kalau Eca hamil otomatis Bu Neli akan mempunyai cucu.
Dan yang ingin Eca hamil sebenarnya adalah nenek nya Eca sendiri dan juga nenek Eldhin sendiri yang ikut mendukung.
Kedua nenek-nenek itu memilih untuk tinggal satu atap di kediaman rumah Eca, alasan nya simpel karena Nenek Idah dan Nenek Siti dari zaman sekolah mereka suka berkebun, dan rumah Eca kebetulan ada kebun di samping rumah nya.
Setelah alat testpack itu sudah dicelup kan di urine Eca, hasilnya adalah Positif.
"Hah aku hamil?!" Kata Eca mematung.
Eldhin sangat berbahagia melihat istrinya itu hamil, begitu juga dengan Bu Neli yang reflek memeluk putra nya "Akhirnya mama mau punya cucu"
"Iya ma sama, Eldhin juga mau jadi ayah" Kata Eldhin dengan senyuman disaat Eca masih melongo celingukan kaya anak hilang.
"Mas aku hamil" Eca masih gak percaya.
"Iya sayang kamu hamil".
"Mas" Eca memeluk erat sang suami, dia menyambut bahagia dengan hasil testpack itu.