NovelToon NovelToon
Kubungkam Hinaan Keluarga Dengan Kesuksesan

Kubungkam Hinaan Keluarga Dengan Kesuksesan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Araya Noona

"Pergi kamu dari sini! Udah numpang cuma nambah beban doang! Dasar gak berguna!"

Hamid dan keluarganya cuma dianggap beban oleh keluarga besarnya. Dihina dan direndahkan sudah menjadi makanan sehari-hari mereka. Hingga pada akhirnya mereka pun diusir dan tidak punya pilihan lain kecuali pergi dari sana.

Hamid terpaksa membawa keluarganya untuk tinggal disebuah rumah gubuk milik salah satu warga yang berbaik hati mengasihani mereka.

Melihat kedua orangtuanya yang begitu direndahkan karena miskin, Asya pun bertekad untuk mengangkat derajat orangtuanya agar tidak ada lagi yang berani menghina mereka.

Lalu mampukan Asya mewujudkannya disaat cobaan datang bertubi-tubi mengujinya dan keluarga?

Ikuti terus cerita perjuangan Asya di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Araya Noona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

"Lun, besok pulang sekolah kamu bisa gak langsung ke lokasi aku nyanyi?" tanya Asya sembari mempersiapkan baju yang akan dia pakai besok.

"Emang Kak Asya bakalan nginep di sana?" tanya Luna yang saat ini tengah berada di meja belajarnya bergulat dengan beberapa buku pelajaran.

"Enggak sih. Tapi aku kan pulangnya tengah malam. Emang kamu gak takut di rumah sendirian?"

Benar juga. Luna itu cukup penakut. Bahkan tadi dia sudah sangat khawatir sang kakak tidak pulang sebab Asya baru tiba saat jam menunjukkan hampir pukul enam sore.

"Oke. Tapi nanti aku ke sana naik apa? Naik angkot, uangku tinggal dikit," kata Luna.

Ya ampun. Asya sampai lupa akan hal itu. "Nanti di sana aku coba pinjam motor buat jemput kamu," jawab Asya setelah berpikir beberapa saat.

"Oke." Dan obrolan mereka pun berakhir sampai di sana. Selesai beberes, Asya segera tidur karena jujur saja dia sudah sangat mengantuk. Disusul oleh Luna 20 menit kemudian setelah gadis itu selesai dengan tugas-tugasnya yang lumayan banyak. Maklum saja sekarang dia sudah kelas 3 SMA dan sebentar lagi akan masuk perguruan tinggi. Tapi entahlah, Luna sendiri belum yakin apakah dia bisa mewujudkan hal tersebut. Apalagi mereka baru saja tertimpa musibah yang membuat dia harus merelakan uang tabungannya selama ini dipakai untuk pengobatan sang ayah.

Luna jadi berpikir apakah nasibnya akan sama dengan sang kakak? Tidak bisa melanjutkan pendidikan dan harus mencari uang.

Asya lebih beruntung karena memiliki bakat menyanyi sedangkan Luna, dia sama sekali tidak punya bakat lain kecuali otaknya yang pintar. Dan di jaman sekarang jika hanya punya otak yang pintar tidak akan cukup. Setidaknya mereka juga harus punya uang sebagai pelengkap.

Keesokan paginya. Asya dijemput oleh Zhaki. Luna memperhatikan pemuda itu. Ganteng banget. Pikir Luna. Pemuda itu sedang menunggu Asya di depan rumah mereka. Luna yang sudah lengkap dengan seragam sekolahnya berlari masuk ke dalam rumah untuk menemui Asya yang sedang berada di dapur.

"Kak, itu cowok kakak ya di luar?" tanya Luna to the point.

Asya hampir saja tersedak karena dia sedang minum saat adiknya bertanya hal itu.

"Siapa? Zhaki?" tanya Asya seakan memastikan pemuda mana yang Luna maksud.

"Mana aku tau namanya. Itu loh yang nungguin kak Asya di luar. Orang yang sama dengan yang nganterin kemarin," kata Luna. Baiklah berarti yang dimaksud Luna benar Zhaki.

"Bukan," jawab Asya dengan cepat. "Kita cuma temen doang kok," lanjutnya.

"Yah! Aku kirain itu cowok Kak Asya," kata Luna agak kecewa dengan jawaban Asya.

"Loh, kok malah kamu yang kecewa sih?" tanya Asya bingung.

"Iyalah aku kecewa. Padahal tadi udah bahagia bakalan dapat kakak ipar ganteng," ujar Luna begitu jujur. Dia lalu mendekat ke arah Asya lalu berbisik pelan.

"Kakak gebet aja. Beneran deh dia ganteng banget. Cocok banget sama kak Asya," kata Luna.

Pletak!

Satu jitakan mendarat sempurna di dahi Luna membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Anak kecil gak usah ikut campur urusan orang dewasa," kata Asya berlalu begitu saja meninggalkan Luna yang masih mengusap dahinya.

"Aku sama sama kak Asya cuma beda tiga tahun ya!" teriak Luna tidak terima dirinya dikatai anak kecil. Sementara Asya di sana tertawa bahagia. Mengerjai adiknya adalah salah satu hobi gadis itu.

Dia segera bergegas mengambil semua barang-barangnya lalu menemui Zhaki. Gadis itu pun pamit pada Luna yang sebenarnya juga akan segera berangkat ke sekolah.

Di sekolah Luna.

Gadis dengan kerudung putih itu sedang fokus mengerjakan beberapa soal matematika sambil mendengarkan musik dari earphone yang tersambung pada ponsel bekas yang dibelikan sang ibu untuknya beberapa bulan yang lalu.

Hingga sebuah gebrakan meja membuat gadis itu mendongak dan mendapati tiga orang teman cewek sekelasnya sedang berdiri di hadapannya. Tatapan Luna seakan bertanya apa yang mereka lakukan atau inginkan.

Salah satu dari mereka mengeluarkan ponsel lalu meletakkannya di atas meja Luna hingga gadis itu bisa melihat apa yang ada di layar.

"Itu kakak Lo ya?" tanya gadis yang menyodorkan ponsel tadi sambil tertawa remeh.

Luna bergeming melihat video yang menampilkan kakaknya Asya yang sedang bekerja.

"Diam berarti iya," sambut yang lain membuat mereka bertiga tertawa.

"Wah! Gila ya! Si rangking satu di kelas kita ternyata punya kakak seorang biduan. Hahaha!" Tawanya terdengar begitu mengejek.

"Eh, Lo dapat dari mana video ini?" tanya salah satu dari mereka.

"Dari hape sepupu gue," jawab yang punya ponsel.

"Lihat tuh! Murahan banget. Mau aja di pegang sama laki-laki. Ihhhh!" Mereka seakan begitu jijik dengan apa yang sedang mereka saksikan di sana.

Luna mengepalkan kedua tangannya lalu berdiri di tempatnya. Dia keluar dari mejanya lalu mendorong salah satu gadis yang mengatai kakaknya tadi.

"Emang Lo pikir Lo siapa? Berani banget bilang kakak gue cewek murahan!" Emosi Luna sudah tak dapat dikontrol lagi.

Gadis yang didorong oleh Luna itu bangkit dibantu oleh kedua temannya.

"Emang kenyataannya kayak gitu kok! Kakak Lo itu cuma cewek murahan berkedok penyanyi padahal lagi jual diri."

Sungguh mulut gadis itu seakan tidak pernah di sekolahin. Padahal mereka lagi ada di sekolah. Luna yang tidak terima langsung maju dan perkelahian antara mereka pun terjadi.

Gak boleh ada yang ngehina kakak gue!

Gak boleh!

Ya setidaknya seperti itulah yang Luna pikirkan karena pada kenyataannya gadis itu masih duduk di kursinya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Apa yang terjadi barusan itu hanya ada dalam khayalan gadis itu saja. Luna tidak seberani kakaknya, Asya yang mungkin akan langsung menghajar mereka. Banyak yang dipikirkan Luna. Apalagi saat ini dia sudah kelas tiga. Dia tidak ingin mendapat masalah dan terancam tidak ikut ujian.

Namun keterdiaman Luna jutsru membuat ketiga gadis itu terus mengomentari video Asya. Tak hanya mengoceh dan terus menjelek-jelekan Asya, gadis itu juga mendorong kepala Luna dengan jari hingga membuat jilbab yang dikenakan Luna berantakan.

Tak tahan dengan semua itu, akhirnya Luna bangkit kemudian berlari keluar dari kelasnya menuju toilet. Gadis itu mengunci dirinya di sana sambil terus menangis. Mengeluarkan apa yang dia tahan sejak tadi.

Untuk pertama kalinya Luna merasa malu memiliki kakak seperti Asya. Selama ini sudah cukup menyakitkan dirinya dihina karena miskin, lalu sekarang ditambah satu masalah lagi. Apakah Luna sanggup untuk tetap bertahan?

Entahlah. Namun dia harus bisa bertahan meski itu memang tidak mudah. Demi sang kakak, ibu dan bapaknya.

***

1
Nur Hayati Dzacaulnaufin
mengapa Asya tidak minta izin pd Ustadz tuk menjenguk ayahnya
n memberitahu klo dia adalah tulang punggung kluarganya n ada utang yg harus dibayar
Araya Noona
Jangan lupa memberikan dukungan jika kalian suka dengan karyaku ini yah😁😁. Terimakasih untuk yang sudah membaca😉
Nur Hayati Dzacaulnaufin
Biasa
Shezan Ezan
ceritanya bagus, dan keluarga pak hamid harus melawan jngn diam kalau diintimidasi oleh keluarganya, karena mereka susah keluarganya ogah untuk membantu,



saran saya kalau bisa ceritanya s lanjutkan terus supaya pembaca tidak terputus untuk membaca novelnya, karena kalau suka berhenti sampai berhari hari baru muncul kelanjutan bab nya mana pembaca akan bosan menunggu,
Araya Noona: untuk saat ini memang sampai bab 27 kak besok akan diperbaharui lagi babnya😊😊
Shezan Ezan: tapi kenapa setelah saya sampai bab 27 ada tulisan bersambung, trus sya scrolling k bawah untuk lanjut bab selanjutnya sdah cerita lain yg muncul,
total 4 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up thor
Araya Noona: Iya kak sabar yah
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Ah Serin
lanjut lagi please
Araya Noona: pasti kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!