NovelToon NovelToon
Merebut Suami Sang Pelakor

Merebut Suami Sang Pelakor

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Pelakor / Wanita Karir / Pelakor jahat
Popularitas:26.2k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Nancy tak menyukai kala sang papa menjalin hubungan dengan Dania yang dikenalkan sebagai calon istrinya. Nancy mencari tahu latar belakang Dania hingga akhirnya ia mengetahui kalau Dania masih berstatus sebagai istri orang! Ketika kebusukannya terbongkar Dania berkilah akan segera bercerai dengan suaminya yang sekarang, Putra Wardhana namun Nancy tak memercayai itu hingga akhirnya Dania dan Putra benar-benar bercerai. Selepas bercerai, Nancy mulai mendekati Putra untuk misi membuat Dania cemburu karena sang mantan suami kini dekat dengannya. Akankah misi Nancy akan berhasil?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Sesuai

Mobil yang dikemudikan oleh Izaz berhenti tepat di depan rumah keluarga Hanggono yang sedang menyelenggarakan pesta ulang tahun Nancy.

"Ini rumah pak Hanggono," ujar Izaz seraya membantu membukakan pintu untuk Kinarsih dan Bagas yang duduk di kursi belakang mobil.

Bagas menatap rumah mewah nan megah di depannya dengan berbagai perasaan yang bercampur di dalam dada sementara Kinarsih merasa memori masa lalu mengenai pengusiran Hanggono kembali dalam benaknya. Ia masih ingat betul bagaimana Hanggono memakinya dari depan pintu pagar ini dan mengatakan bahwa Bagas bukanlah anak kandungnya yang sungguh membuat hatinya sangat terluka.

"Silakan masuk saja ke dalam, pak Hanggono ada di dalam," ujar Izaz.

Kinarsih mengangguk samar dan kemudian ia menggandeng tangan Bagas masuk ke dalam pekarangan rumah tersebut yang sudah ramai akan tamu undangan yang hadir di sana namun mendadak ada suara ribut dari tengah pekarangan.

"Sayang, ada apa ini?" tanya Hanggono datang saat mendengar keributan antara Nancy dan Dania.

"Jelaskan maksud surat ini, Pa!" seru Nancy dengan menahan air matanya.

Hanggono meraih surat yang ada di tangan Nancy dan membacanya, raut wajahnya berubah saat membaca keseluruhan isi surat ini.

"Sayang ...."

"Katakan padaku bahwa semua itu nggak benar! Wanita licik ini dan mamanya hanya ingin berusaha mengacaukan pesta ulang tahunku kan?!" jerit Nancy.

"Sayang tenang dulu," ujar Hanggono berusaha menenangkan Nancy namun tangannya ditepis kasar oleh Nancy.

"Kenapa Papa gak bicara? Katakan padaku bahwa Dania dan mamanya ini gak benar! Gak mungkin kalau aku memiliki adik dari wanita lain selain mama!"

Hanggono baru mau mengatakan sesuatu pada Nancy namun ekor matanya melihat Kinarsih berada di antara kerumunan tamu undangan yang datang di sini. Hanggono awalnya merasa bahwa ia hanya halusinasi saja namun rupanya saat ini ia sama sekali tak berhalusinasi.

"Mas Hanggono kenal kan wanita yang di sana itu? Dan di sebelahnya adalah anak Mas juga," ujar Dania tenang.

****

Hanggono berjalan menghampiri Kinarsih dan Bagas dan tatapan pria tua itu menyelidik dari atas hingga bawah untuk memastikan bahwa saat ini ia memang tidak salah dalam mengenali seseorang.

"Kamu Kinarsih kan? Kenapa kamu ada di sini?" tanya Hanggono dingin.

"Kenapa? Bukannya kamu yang mengundang kami ke sini? Kamu bilang kamu butuh tes DNA Bagas untuk membuktikan bahwa dia anak kamu dan dia sudah melakukannya, dia anakmu!"

"JANGAN BICARA OMONG KOSONG!"

Tamu undangan yang hadir di sana nampak terkejut dengan adegan tak terduga yang tersaji di rumah ini bahkan beberapa dari mereka sudah mengabadikan momen ini lewat ponsel masing-masing.

"Pak Adi!"

"Siap Pak, ada yang dapat saya bantu?"

"Ambil semua ponsel orang yang merekam kejadian ini dan hapus semua, jangan sampai ada satu pun yang tertinggal kalau mereka menolak menghapus maka mereka akan berhadapan dengan saya."

"Baik Pak."

"Dan satu hal lagi, bubarkan pestanya."

"Baik Pak.

Hanggono tak berkata apa pun lagi namun ia menatap sosok Bagas yang wajahnya memang mirip dengannya saat ia masih muda dulu. Di dalam dadanya bergemuruh dengan situasi yang sama sekali tak pernah terbayang dalam benaknya. Sementara itu Dania dan Marita mengulas senyum kemenangan karena rencana mereka berjalan dengan sangat baik.

"Mama memang paling juara," bisik Dania.

"Mama dilawan," ujar Marita sombong.

****

Kinarsih dan Bagas masuk ke dalam rumah mewah milik Hanggono dan duduk di sofa ruang tamu rumah tersebut. Di sana ada Dania yang setia mendampingi Hanggono sebagai istrinya walau Hanggono mengatakan sebaiknya Dania tak perlu di sini.

"Aku ini istri kamu Mas, wajar dong kalau aku di sini mendampingi suamiku," ujar Dania.

Dania kini mengulas senyum pada Kinarsih dan Bagas, ia memperkenalkan diri sebagai istri Hanggono.

"Senang bisa berjumpa kalian."

"Jadi jelaskan kenapa kalian bisa di sini," ujar Hanggono pada Kinarsih dan Bagas.

Kinarsih menjelaskan semuanya pada Hanggono seperti apa yang dijelaskannya saat di luar tadi namun Hanggono merasa bahwa ia sama sekali tidak melakukannya.

"Mustahil kalau kamu nggak melakukannya," ujar Kinarsih.

"Memang aku gak melakukannya!" bela Hanggono.

"Aku yang melakukannya," ujar Dania akhirnya bersuara.

Semua mata tertuju pada wanita itu namun Dania nampak tenang menghadapi semua itu.

"Maaf kalau aku lancang Mas namun kamu itu nggak bisa lepas tanggung jawab begitu saja pada anak kamu ini, dia anak kandung kamu lho. Tes DNA mengatakan seperti itu."

"Kamu lancang sekali pada saya!" seru Hanggono.

"Maaf Mas tapi niatku ini baik, aku ingin supaya kamu jadi punya hubungan yang baik dengan bu Kinarsih dan Bagas anakmu ini."

****

Di dalam kamarnya Nancy tak henti-hentinya menangis dengan kenyataan pahit yang harus ia terima saat pesta ulang tahunnya. Bagaimana bisa semua ini terjadi di hari yang seharusnya ia bersuka cita dalam mengawali usianya malah berakhir dengan tangisan karena masa lalu papanya terungkap.

"Mau aku ambilkan makanan? Kamu kan dari tadi belum makan," ujar Putra lembut.

"Nggak Mas, aku nggak lapar," ujar Nancy.

"Tapi kan kamu harus makan. Dari tadi sarapan kamu cuma makan sedikit doang."

Nancy hanya diam dan tak mendebat sang suami lagi, perasaannya sedang kacau saat ini dan ia tak kepikiran untuk makan saat ini.

"Aku akan ambilkan makan untukmu, jangan ke mana-mana."

Putra hendak bangkit namun Nancy menahan tangannya yang membuat Putra berhenti.

"Kalau masih ada mereka di bawah tolong bilang jangan pergi dulu, aku mau bicara dengan mereka."

"Sayang kamu ...."

"Aku mohon Mas."

"Ok, aku akan bilang sama mereka tapi kamu bicara sama mereka nggak malam ini, ya. Besok kamu baru bicara sama mereka."

Nancy baru hendak membantah namun Putra langsung mengatakan dengan tegas bahwa itu adalah yang terbaik untuk saat ini hingga Nancy tak mengatakan apa pun lagi untuk membantah suaminya barusan.

"Aku ambilkan makan sekarang, ya."

Putra gegas keluar dari dalam kamar dan menuju dapur yang ada di lantai bawah.

****

Suherti dan Kelly menunggu di depan kamar sejak tadi setelah kejadian geger di pesta barusan yang membuat semua menjadi kacau.

"Mas gimana keadaan mbak Nancy?"

"Begitulah, dia masih sedih, aku mau ke bawah ambilkan makanan untuk dia. Kasihan kan tadi dia sarapan cuma sedikit dan sampai sekarang belum makan apa pun."

"Biar Ibu saja yang ambilkan. Kamu temani saja istrimu karena saat ini Nancy pasti butuh kamu."

"Nggak apa Bu, ada hal juga yang mau aku bicarakan sama tamu itu karena Nancy berpesan dia mau bicara sama mereka besok."

"Yaudah, kamu bicara sama mereka, Ibu ke dapur ambilkan makanan. Kelly kamu masuk sana hibur kakak iparmu."

Kelly menganggukan kepalanya dan ia masuk ke dalam kamar Nancy sementara Suherti dan Putra turun ke bawah. Suherti dan Putra berpisah di ujung tangga di mana Suherti belok menuju dapur sementara Putra lurus menuju ruang tamu.

"Maaf kalian sudah mau pergi?" tanya Putra sopan pada Kinarsih dan Bagas.

"Putra, ada apa?" tanya Hanggono.

"Nancy mau bicara dengan mereka besok, Pa."

"Nancy mau bicara dengan mereka? Untuk apa?"

"Saya hanya menyampaikan pesan dari istri saya," ujar Putra yang mana kemudian tatapannya beralih kembali pada Kinarsih dan Bagas.

"Tolong besok kalian datang lagi untuk menemui istri saya."

1
Mika Su
masih penaaaran
Serena Muna: terima kasih
total 1 replies
Happy Kids
lagian dania mainnya kasar si ga aluss.. gegabah ya ga susah buat ketauan
Happy Kids
padahal dia tinggal anteng aja nape si. toh hanggono baik zama dia. kl jijik krn tua, lah dr awal kan emg keputusan sendiri nikah sama aki aki
Happy Kids
kan uda jadj pilihannya. ya nikmati aja toh hanggono bener bener ngetreat dia kaya ratu
Happy Kids
harusnya dia pikirin diri nya sendiri. kenapa ga curiga dg dania yg hanya manfaatin hartanya
Sunaryati
Saron harus memperbaiki perilakunya, jika ingin di hargai orang lain
Sunaryati
Henry mungkin iri kan yang dicapai putra,.
Sunaryati
Henry mungkin iri kan yang dicapai putra,.
Sunaryati
Dua pria yang mempunyai sifat terpuji Putra dan Bagas saling rendah hati dan bisa menempatkan semoga begitu sampai ending ya Thoor. Jangan sampai ada konflik yang menghancurkan hubungan mereka dan rumah tangga Nancy. Pak Anggota jangan menikahi lagi Kinarsih, itu akan membuktikan pengkhianatanmu pada mama Nancy.
Sunaryati
Cerdiknya Authoor membuat Nancy mengadu tiga orang yang berkomplot untuk menguasai harta papanya. Aku baru mampir langsung suka
Serena Muna: terima kasih kak
total 1 replies
martina melati
pengacara hermanto sdh pengalaman... berani mnindas ... jangan2 kamu yg sdh dcerai hanggono
martina melati
laporkn jika dania ingin menyuap pengacara
martina melati
tuhkn akhirny malah dpermalukn...
martina melati
tak perlu dpertanyakn... hrsny dperlihatkn saja jika nancy berhs hamil dan melahirkn itulah hasilny
Yuli Yuliawati
Luar biasa
Yuli Yuliawati
Lumayan
Mika Su
lanjutkan kak. suka sekali ceritanya
Serena Muna: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!