Pata hati terbesar seorang Ayana, ketika dirinya masih pertama kali mengenal cinta dengan seorang pria dewasa yang begitu membuatnya bahagia dan berasa menjadi wanita yang paling dicintai. Tapi sayang kisah cinta yang sudah berjalan lama harus berhenti karena sang kekasih yang merupakan anak dari keluarga berada, harus menerima perjodohan dengan wanita yang setara dengannya. Hal itulah yang membuat Ayana menjadi pata hati dan sulit membuka hati untuk pria lain. Tapi? Enam tahun setelah kejadian itu Ayana yang berprofesi sebagai seorang guru, harus dihadapkan dengan seorang murid yang pendiam dan murung tidak seperti murid lainnya, sejak saat itu pula Ayana mulai mendekati anak tersebut dan tanpa di sadari anak perempuan itu merupakan anak dari sang mantan. Apakah kisah cinta mereka akan bersemi kembali??? Temukan jawabannya hanya Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Nadia mulai kesakitan, karena Ayana tidak segera melepas tangannya. Di dalam kesakitannya Nadia mulai menggunakan kesempatan ini.
"Auuu Sakit!" teriaknya dengan begitu kencang, sehingga membuat perhatian ibu-ibu yang di luar sana.
"Eh, ada apa Ibu Aya, temannya ini?" tanya sebagian ibu-ibu yang langsung datang ke kelas Ayana.
"Eh, enggak Ibu, temanku ini emang payah, masak hanya di urut sedikit saja udah teriak padahal dia sendiri yang meminta urut," sahut Ayana dengan tenang.
"Ih ada-ada saja teman Ibu ini, bikin orang kaget saja, lain kali kalau punya teman suruh datang ke rumah Ibu saja, jangan di sekolah kayak gini ganggu saja," cerocos ibu tersebut.
"Iya nih Bu Aya, tumben-tumben ada teman yang nengok kaya gini, malah bikin kaget semua orang lagi," timpal yang lainnya.
"Iya Maafkan ulah teman saya ini ya Bu, dan maaf atas kegaduhan ini," ucap Ayana.
Setelah kepergian ibu-ibu tadi, Nadia semakin geram, niat hati ingin mempengaruhi ibu-ibu tersebut malah dirinya yang kena imbas atas perbuatannya sendiri.
"Kurang ngajar kau ya, rupanya kau licik juga, baiklah kalau begitu," ucapnya sambil pergi meninggalkan kelas Ayana.
"Silahkan pintu keluar sudah menanti," sahut Ayana tak kalah sengit dari Nadia.
Nadia pun mulai pergi dalam hati dirinya mengumpat dengan umpatan serapah kepada Ayana, perempuan yang iya anggap lemah dan kampungan ternyata tidak selemah yang ada di pikirannya.
"Aaaaah .... Dasar gadis kampung tidak tahu diri! licik juga kau rupanya, lihat saja pembalasan dendamku!" geram Nadia sambil melajukan mobilnya.
Nadia sudah pergi Ayana mulai mendekat kembali ke arah Gista yang sepertinya sedang ketakutan melihat dirinya sedang melawan Nadia tadi.
"Sayang, sini," panggil Ayana.
"Iya Bu," sahutnya sambil menunduk.
"Kamu kenapa?" tanya Ayana.
"Ibu tadi, berani ya melawan Tante," sahut anak itu dengan hati-hati.
"Iya Sayang, Ibu berani karena Tante mu dulu yang mulai, dan Gista tidak perlu takut sama ibu, ibu berbuat seperti itu untuk melindungi diri ibu sendiri," terang Aya kepada Gista.
"Oh begitu ya, berarti kalau suatu saat ada teman yang ingin menyerang ku, aku harus melawan," sahut Gista dengan nada polosnya.
"Iya, Sayang. Itu sebagai cara untuk melindungi diri kita sendiri dari orang-orang yang ingin jahat dengan kita," jelas Ayana.
...*************...
Di dalam kantor saat ini Andre sedang menjalani meeting bersama perusahaan Sanjaya Group, dalam meeting nya kali ini membahas tentang pembangunan hotel di luar kota, yang akan mereka agendakan bulan depan.
Jo, mulai melakukan presentasi di depan, sudah tidak di ragukan lagi kemampuan asisten Andreas itu dalam melakukan presentasinya, sehingga membuat para klien senang dan memutuskan untuk bekerja sama dengan perusahaan Wiratama group.
"Jo, terima kasih untuk kerja kerasmu, bulan depan akan ku berikan bonus untuk dirimu," ucap Andre setelah meeting selesai.
"Terima kasih Tuan," sahut Jo.
Setelah meeting Andreas langsung memutuskan pulang ke rumah, untuk persiapannya nanti malam.
"Tuan, mau langsung pulang atau ke apartemen dulu," ucap Jo.
"Pulang saja Jo," sahut Andreas.
Mobil pun sudah melaju, di dalam hati pria itu sudah tidak sabar lagi ingin segera bertemu dengan sang pujaan hati, bahkan Jo yang sedang menyetir pun merasa aneh dengan tingkah atasannya itu yang sedang senyum-senyum sendiri.
'Astaga, si bos kayaknya lagi bahagia lihat saja wajahnya senyum-senyum sendiri kaya anak ABG saja,' gumam Jo, tentunya di dalam hati, mana mungkin dia berani mengungkapkan secara langsung.
Mobil pun sudah berhenti di depan rumah, saat ini Mama dan anaknya sudah menunggu di rumahnya.
"Sayang, ternyata kau sudah pulang, Mama dan Gista sudah menunggu," ucap Retno.
"Iya Mam, harus pulang cepat dong! Kan mau siap-siap ke rumah calon," sahutnya dengan nada yang sedikit tertahan.
"Ke rumah siapa?" Retno pun mengulangi pertanyaannya.
"Udah Ma jangan di ulangi lagi," sahut Andre dengan nada datarnya.
"Eh dasar kanebo kering, kalau mau bahagia, bahagia saja, gak usah di tahan-tahan nanti sesak loh di dada," goda Retno.
"Apaan sih Ma," ucap Andre lalu mulai menghampiri putrinya.
"Sayang, kau udah siap-siap?" tanya Andre.
"Belum kan acaranya nanti malam Dad? Masak harus siap-siap sekarang," sahut Gista.
"Cie ... Cie ... Ada yang gak sabaran nih," goda Retno.
"Apa sih Ma," sahut Andre dengan nada datarnya.
"Tuh anak kecil saja tahu kalau ini masih sore," ucap Retno sambil tertawa terbahak, baru kali ini dia bisa menggoda anaknya dengan puas.
*****
Malam pun tiba pukul 7 malam Andre dan keluarga sudah tiba di rumah Ayana, kali ini perasaannya campur aduk sulit untuk di ungkapkan, bahkan dirinya sampai gugup seperti ini.
Andre yang notabenenya, dingin dan selalu jaga wibawa, harus di hadapkan momen seperti ini, di mana momen ini bisa membuat ketahanannya sebagai pria dingin menjadi goyah, dalam hatinya merasakan getaran yang tak menentu sehingga membuatnya nervous bahkan untuk ngomong pun nadanya terdengar gemetar.
'Astaga! Tidak bisa seperti ini, sungguh aku gugup sekali malam ini,' ucap Andre di dalam hati.
"Andre ayo kita masuk, keluarga Ayana, sudah menunggu," bisik Retno.
"Oh iya Mam," sahutnya sambil menahan gugup di dalam hatinya.
Andre pun masuk ke dalam rumah Ayana, kedatangannya di sambut hangat oleh keluarga kecil dari Ayana, meskipun acaranya bisa di bilang sederhana namun begitu mengesankan bagi Andre pribadi.
'Gak nyangka mereka begitu humble, padahal aku dulu pernah menyakiti anaknya,' ungkap Andre di dalam hatinya.
"Selamat malam Nak Andre beserta keluarga, saya di sini sebagai paman dari Ayana, mengucapkan banyak berterima kasih atas kedatangan Nak Andre sekeluarga," ucap Budi, paman dari Ayana.
"Sama-sama Om Budi, kedatangan kami sekeluarga ingin mengutarakan keinginan saya untuk meminta baik-baik keponakan dari Pak Budi," sahut Andre, sambil menahan rasa gugupnya.
"Saya di sini sebagai paman, menyerahkan semuanya kepada Ayana, apapun keputusan dari Ayana akan kami dukung selaku keluarga," papar Budi.
"Terima kasih untuk kepeduliannya, Om," ucap Andre yang merasa di terima baik oleh keluarga Ayana.
Saat ini netra Andre tertuju kepada sosok cantik yang saat ini sedang duduk di tengah-tengah ibu dan pamannya, Ayana begitu terlihat cantik dengan balutan dress berwarna nude dan juga sedikit polesan wajah yang membuat kecantikannya bertambah kali lipat.
"Ay, malam ini dengan di hadiri keluargaku, aku memintamu di hadapan ibu dan paman mu apakah engkau bersedia untuk menjadi pendamping hidupku," pinta Andre dengan nada yang bergetar.
Sejenak Ayana terdiam dan memandang lekat wajah tampan di hadapannya itu. "Dengan ketulusanmu terhadap diriku maka aku menerima pinangan dari mu Mas Andre," sahutnya yang membuat hati Andre menjadi lega.
Catatan penulis :
Udah di lamar nie semoga saja cepat ke pelaminan🙏🙏🙏🥰🥰🥰
siapa ya yg coba memeras Bu Retno