"Mas, aku hamil." ujar Bella menemui laki-laki berperawakan tampan itu di kantornya. Laki-laki yang malam itu menghabiskan waktu bersama Bella.
"Hamil? yakin itu anak saya?" tanyanya dengan sinis sambil menatap Bella dengan tajam.
"Iya Mas, ini anak kamu." jawab Bella apa adanya.
"Bagaimana bisa saya percaya itu ajak saya, sedangkan di malam itu kamu saja tidak berdarah sama sekali!!" ujarnya tanpa perasaan.
DEG...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
16
"Ibu serius Abang sudah bercerai? bukankah hubungan mereka selama ini baik-baik saja?" tanyaku menatap Ibu.
Meska mengedikkan bahunya. "Entahlah Bel, ibu juga tidak tahu bagaimana hubungan abang kamu sama istrinya. Selama ini abang kamu cukup tertutup dalam masalah keluarganya bahkan jika ada masalah pun tak pernah sekalipun abang kamu meminta pendapat ibu ataupun ayah. Kami seakan tidak terlihat di mata abang kamu. Bayangkan saja setelah bercerai dia baru menghubungi ibu dengan berita yang sangat menyakitkan seperti ini." jawab Meska panjang lebar. Tampak di sudut mata tuanya air mata sudah menganak sungai ingin segera meluncur.
Bella memeluk Meska dengan erat, menyalurkan kekuatan untuk ibunya yang tampak rapuh itu.
"Bun, apa kita jalan-jalannya sekarang?" Bintang, anak Bella itu menghampiri sang ibu dengan kebahagiaan yang jelas tercetak di wajah tampannya.
"Mau kemana kamu, Bel?" tanya Meska melepaskan diri dari pelukan Bella.
"Bintang mau makan malam sama ayam yang waktu itu Ayah beli Bu. Makanya sekalinya saja aku ajak Bintang buat jalan-jalan sambil mengenalkan daerah sini kepadanya." jawab Bella diangguki Meska.
"Yasudah kamu hati-hati di jalan, nanti pulang beliin ibu jeruk sama mangga." pintar Meska.
"Iya Bu, nanti aku beli. Ada lagi yang mau ibu titip nggak?" tanya Bella yang dibalas gelengan dari Meska.
"Kamu tunggu disini dulu sama Nenek ya Sayang, bunda mau mandi sebentar soalnya badan bunda agak gerah." ujar Bella memberitahu anaknya.
"Iya Bun, tapi jangan lama-lama ya. Soalnya aku sudah tidak sabar buat lihat-lihat daerah sini." Bella mengacungkan jempolnya sembari berlalu dari hadapan ibu dan anaknya.
Sekitar seperempat jam Bella akhirnya selesai dengan aktifkan di dalam kamarnya dan kini tujuannya ruang tamu dimana anak dan ibunya berada.
"Yuk Sayang, kita berangkat." ujar Bella membuat anak bujangan itu segera berdiri menghampiri dirinya.
"Aku keluar dulu ya Nek sama Bunda," pamitnya.
"Iya Bin, kamu hati-hati di jalan. Dan jangan sampai berpisah dari bunda kamu ya, soalnya kamu baru di sini takutnya nanti malah tersesat sendiri." Bintang menganggukkan kepalanya tanda dirinya mengerti dengan ucapan neneknya.
Bella dan anaknya meninggalkan kediamannya dengan menggunakan motor yang sudah lama tidak Bella pakai. Untung saja dalam sepuluh tahun ini motor kesayangannya itu masih terawat karena berkat bantuan sang ayah yang setiap minggu menghidupkan mesinnya dan kadang-kadang juga saat ada orang yang membersihkan rumah mereka Riyan meminta mereka menghidupkan mesin motor tersebut agar tidak rusak jika dibiarkan begitu saja.
Pertama kali Bella membeli buah pesanan ibunya selanjutnya baru membeli ayam yang diminta anaknya.
"Kamu mau beli apa lagi Sayang?" tanya Bella menatap anaknya yang tengah menenteng ayam pesanannya.
"Ini saja Bun, nanti kalau ada di jalan yang mau aku beli nanti aku kasih tahu Bunda," jawabnya membuat Bella mengangguk.
"Yasudah, kalau gitu kita langsung pulang saja ya, lagian jalan-jalannya juga sudah dan lain kali kita akan jalan-jalan lebih jauh lagi. Untuk sekarang cukup sampai disini ya?" Anaknya itu hanya mengangguk saja membalas ucapan Bella. Lagian dia juga ingin segera pulang dan menyantap ayam yang dibawanya itu.
Sebelum pulang Bella mampir dulu ketempat penjual es karena Bella cukup haus.
"Bella, ini kamu?" tanya seorang wanita membuat Bella yang baru saja meminum seteguk es cincaunya terkejut akan bertemu dengan wanita itu disaat seperti ini.
TBC
