Keesokan paginya Ana pun terbangun dari tidurnya dan mendapati pria itu sedang duduk di atas ranjangnya sembari melihat ke arah jendela.
Ana bergegas bangun dan menghampirinya "Bagaimana keadaanmu Tuan?" tanya Ana tersenyum.
Tuan itu diam tak bergeming dengan tatapan melihat ke arah jendela.
"Tuan katakanlah sesuatu?"
Tuan itu menoleh dan menatap Ana "Kau siapa?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noona frog, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Es krim
"Eden...!" teriak Cristy memanggil.
Eden pun mendatangi Cristy "Iya nyonya"
"Kemana perawat itu kenapa aku tak melihatnya?"
"Nona Ana pagi sekali setelah memeriksa keadaan Tuan dia langsung pergi dia bilang ada urusan dan katanya dia sudah ijin kepada Tuan, nyonya"
"Eem.., bagaimana apa kau menemukan sesuatu yang Aneh padanya?"
Eden menggeleng "Tidak ada nyonya"
"Kau yakin?" tanya Cristy menelisik.
"Iya nyonya saya yakin"
"Baiklah kau boleh pergi ingat jika ada sesuatu yang aneh cepat laporkan padaku"
"Baik nyonya"
***
Jenna duduk lama menunggu di sebuah cafe tidak lama Kris datang menghampiri. "Kau lama sekali kau tau waktuku tidak banyak" ucap Jenna kesal.
"yang pentingkan aku sudah di sini"
"Lalu bagaimana, apa solusimu?" tanya Jenna.
Kris menghela nafas "Aku tidak tau, aku tidak bisa berpisah dengannya"
"Kau begitu mencintainya?"
"Aku minta maaf. kami baru membina rumah tangga dan tidak ada alasan bagiku untuk meninggalkannya dia terlalu baik. Aku tidak ingin menyakiti hatinya" ucap Kris sedih.
"Baiklah kalau begitu maka aku akan menggugurkan nya".
"Apa tidak ada cara lain?"
"kau bertanya seperti itu, aku sudah menyuruhmu mencari solusinya tapi apa?, jika kau tidak mau aku menggugurkan nya maka tinggalkan istrimu itu".
"Aku tidak bisa" ucap Kris menunduk.
"Sudah di putuskan aku harap kita tidak pernah bertemu lagi."
"Bagaimana bisa kau semudah itu ingin menggugurkan nya? "
"terus aku harus apa menangis memohon-mohon di hadapanmu untuk menikahiku"
"Dia datang karena kesalahan, aku tidak ingin dia di lahirkan lalu wajahnya mengingatkanku pada mu Aku tidak ingin membencinya nyatanya aku memang membencinya."
"Kalau begitu aku pergi dulu terima kasih kepadamu yang datang membawa masalah pada hidupku" ucap Ana pergi meninggalkan Kris.
Ana berjalan menuju parkiran langkahnya tertatih dadanya serasa sesak ia pun terduduk menangis sejadi-jadinya, air mata yang seharusnya keluar di hadapan Kris ia tahan karena tidak ingin terlihat lemah di hadapan Kris. Hatinya sangat sakit karena Kris lebih memilih istrinya dari pada anaknya sejujurnya Jenna juga merasa berat jika harus menggugurkan anaknya.
***
Harry begitu sibuk hari ini, pagi-pagi sekali ia sudah ke kantor menghadiri rapat dan berlanjut di lapangan mengurus beberapa proyek yang sedang ia kerjakan.
Ia pun pulang ke rumah larut malam terlihat rumah sudah sepi, Harry pun menaiki anak tangga melewati kamarnya menuju kamar Ana.
Harry mendekatkan telinganya di pintu kamar Ana, namun tidak ada tanda-tanda pergerakan dari dalam sepertinya Ana sudah tertidur lelap pikirnya.
Harry pun melangkahkan kakinya menuju kamarnya ia pun merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Hari yang melelahkan seandainya ia bisa melihat Ana walau hanya sebentar mungkin penatnya akan hilang.
Setelah beberapa menit Harry terbaring ia kemudian bangun untuk mandi setelah beberapa menit selesai mandi, Harry berniat ingin minum namun air di tekonya sudah habis jadi ia turun ke bawah untuk mengambil air minum.
Sesampainya di dapur mata Harry tertuju pada gelas yang berisi es krim di atas meja. Harry melihat keadaan sekitar namun tidak ada orang "Siapa yang makan es krim tengah malam buta begini?" pikir Harry.
Namun tidak berapa lama Harry melihat Ana yang tiba-tiba keluar dari kamar mandi di dapur, Ana yang saat itu tidak menyadari kehadiran Harry menjadi terkejut "Bagaimana dia bisa ada di sana?" pikir Ana.
Ana mendekat ia terkekeh "Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Ana.
"Kau terlihat pucat apa kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja" ucap Ana berdalih mengambil gelas es krimnya.
"Malam-malam kau makan es krim?" tanya Harry menelisik.
"Kenapa?, emang tidak boleh makan es krim malam-malam?" ucapnya sesaat lalu ingin beranjak pergi namun Harry menahannya "Kau mau kemana?" tanya Harry.
"Kau kenapa? Lepaskan, bagaimana nanti ada yang melihat?" ucap Ana cemas.
Alih-alih melepaskan tangan Ana, Harry justru menarik Ana dalam pelukannya "Kenapa kau ingin pergi, Aku merindukannmu hari ini" ucap Harry lembut.
Jantung Ana berdegup kencang beberapa kali ia mengerjapkan mata "lepaskan.. Nanti ada yang melihat"
"Biar saja ada yang melihat aku tidak peduli" ucap Harry menguatkan pelukannya.
Ana mengalah ia tidak dapat mengalahkan kekuatan Harry yang makin ia coba lepas Harry makin erat memeluknya, Ana terdiam merasakan aroma tubuh Harry yang segar setelah mandi entah kenapa rasanya begitu nyaman.
Harry menyunggingkan senyuman, Ana tidak lagi berontak ia bahkan merasakan debaran jantung Ana yang cepat. Rasa lelah yang ia rasakan hari ini sirna seketika ia dapat merasakan hangatnya tubuh Ana.
Tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki menuju dapur, keduanya terkejut, Harry dan Ana beradu pandang.
Harry langsung menarik tangan Ana bersembunyi keluar menuju pintu dapur. "Aku seperti mendengar seseorang sedang berbicara?" Cristy melihat ke sekeliling dapur, matanya tertuju pada sebuah teko di atas meja "bukankah ini teko di kamar Harry, kenapa di sini?"
-
-
-
To be continued...