Kehidupan manusia memang dipenuhi dengan penderitaan. Namun apakah manusia akan selalu menangis dengan hal itu?
Jawabannya tidak, penderitaan yang datang bukan untuk ditangisi namun untuk bangkit menjadi sosok yang kuat dan mandiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gita Simamora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Nasihat Bijak
..."Motivasi dan dukungan dari orang-orang terdekat akan membangun rasa semangat setiap orang untuk melanjutkan kehidupan"...
...Setelah mandi dan makan bersama sang paman. Nala duduk di ruang tamu memeluk bantal kecil sambil melihat jendela yang masih menyisakan rintikan hujan. Sang paman yang melihat Nala menghampirinya....
..."Nala, apakah ada yang kamu pikirkan saat ini? Tanya Pamannya dengan khawatir....
...Nala mengangguk, "Iya paman, tadi saat aku bermain dengan Gio. Ia mengatakan bahwa ia tidak sendirian"...
...Pamannya merangkulnya, "iya itu benar banget Nala!"...
..."Paman tahu, Gio sangat baik terhadapku. Gio selalu menghiburku karena dia tahu aku sedih setelah kehilangan ayah dan ibu. Aku sangat senang saat bersama dengan Gio paman!" ucap Nala sambil menatap pamannya....
..."Gio sangat baik kepadamu Nala, paman bersyukur dengan hal itu!" jawab pamannya dengan tersenyum haru....
..."Aku tahu di sekitarku sangat banyak orang yang baik, ada paman dan Gio yang selalu menghiburku. Namun aku terkadang kosong paman saat melihat teman-temanku yang lain masih memiliki ayah dan ibunya!" Lanjut Nala dengan nada yang sedikit gemetar....
...Nala berlinang air mata dan kemudian pamannya memeluknya dengan erat....
...Pamannya menghela nafas dan mengatakan "Nala, paman tahu kehilangan itu sangat sulit bagi setiap orang. Paman tahu Nala pasti kesulitan untuk hidup karena merasa kesepian. Namun kamu harus ingat Nala, masih banyak orang yang sayang kepadamu seperti paman dan Gio. Jadi Nala tidak boleh mengecewakan orang yang sayang sama kamu!"...
...Nala menjawab pamannya dengan air mata yang semakin deras. " Aku takut paman kalo aku melupakan ayah dan ibu, mereka merasa aku tidak sayang kepada mereka"...
...Mendengar itu pamannya mengelus kepala Nala dengan lembut dan mengatakan "Mengikhlaskan bukan berarti melupakan Nala, mana mungkin kita melupakan orang yang kita sayang. Justru dengan mengikhlaskan kamu akan semakin kuat dan mandiri. Ayah dan ibu akan selalu ada dihati kamu dengan merasa bangga karena kamu dapat melanjutkan hidupmu dengan baik!"...
...Nala menghapus air mata yang jatuh di pipinya dan tersenyum kepada pamannya....
..."Gio juga bilang begitu paman, katanya aku harus memiliki satu alasan untuk tersenyum dan bahagia walaupun banyak derita yang datang."...
...Pamannya menyahutnya dengan hangat, "Itu benar Nala, kamu memang sangat pintar!"...
..."Paman sangat yakin bahwa kamu dapat melewati semua rintangan ini. Satu hal yang kamu harus ingat Nala, bahwa ayah dan ibumu menginginkan senyumanmu di setiap saat. Mereka tidak ingin kamu selalu menderita dan selalu menangis." lanjut pamannya meyakinkan Nala....
...Nala terharu mendengar ucapan sang paman dan berniat untuk selalu ceria seperti dulu....
..."Terimakasih paman, aku sangat sayang kepada paman!"...
..."Iya Nala, paman juga sangat sayang kepadamu. Kalau kamu mau cerita paman selalu ada untukmu!" ucap pamannya dengan lembut....
...Malam itu Nala merasa pikirannya terbuka dan memiliki semangat kembali. Ia merasa bersyukur karena masih ada orang yang menyayanginya dengan tulus seperti pamannya dan Gio....
...Setelah moment itu, Nala pindah ke teras rumah sambil membawa buku diari dan pensil. Melihat itu, pamannya menghampirinya dari belakang dengan membawa selimut untuk menghangatkan tubuh mereka....
..."Nala kamu ingat waktu ayahmu sedang sibuk membuat puisi untukmu dan kamu malah menarik buku itu dari tangan ayahmu. Kamu mencoba membacanya Nala dan ayahmu tertawa mendengarnya"...
...Nala tersenyum mengingat moment itu, "Iya paman, katanya aku bagus membaca puisi padahal ayah hanya membuatku senang aja"...
..."Itu karena ayahmu ingin kamu percaya diri, karena kamu memiliki bakat untuk itu Nala" ucap sang paman meyakinkan Nala....
...Nala membuat puisi bertema "kebahagiaan.."...
..."Dengan sebuah tinta dapat melukiskan perasaan seseorang....
...Perasaan setiap orang sangat berbeda-beda...
...Kadangkala sedih dan kadangkala bahagia...
...Kadangkala juga marah seperti diriku...
...Namun dengan kehadiran satu orang...
...Perasaan itu dapat berubah menjadi sebuah pengingat...
...Pengingat untuk tetap melanjutkan kehidupan dengan baik"...
...Itu adalah puisi yang dibuat oleh Nala sebagai pengingat untuk dirinya. Pamannya yang melihat mengapresiasinya....
..."Puisi itu sangat bagus Nala!"...
...Nala menjawab pamannya, "Terimakasih paman. Paman tahu Gio selalu mengatakan bahwa aku harus mencoba melakukan sesuatu hal supaya aku selalu bahagia menjalani hidup ini. Contohnya...ya membuat puisi paman"...
..."Itu nasihat yang baik Nala." Ucap pamannya dengan tersenyum antusias....
...Nala yang keringat orangtuanya mengatakan kepada sang paman "Aku senang dengan semua hal yang dilakukan oleh ayah dan ibu..Mereka sangat baik terhadap semua orang. Aku ingin seperti mereka paman yang selalu membantu orang lain"...
...Pamannya menjawab Nala dengan nada lembut, "Kamu sedang melakukannya Nala, kamu sudah banyak membantu orang lain mulai dari Gio yang sedang sakit dan anak kecil yang tersesat"...
..."Terimakasih paman, aku kira mereka memang patut ditolong paman" ucap Nala....
..."Iya Nala, memang kamu itu sangat baik dan cerdas" ucap sangat paman dengan tersenyum...
...Nala hanya tersenyum dengan ucapan pamannya. Karena Nala sudah merasa kedinginan, Nala mengajak pamannya masuk ke rumah. Nala langsung ke kamar dan mengucapakan, "selamat malam paman"....
...Ternyata dengan sebuah ucapan dapat membuat hati Nala lebih ringan dari biasanya. Ia tertidur dengan nyenyak malam itu dan bangun dengan wajah yang cerah. Setelah mandi dan sarapan mereka langsung berangkat ke sekolah....
..."Paman ayo aku sudah siap" panggil Nala dengan semangat....
..."oke..let's go" jawab pamannya dengan tertawa lepas....
...Diperjalanan ke sekolah mereka berbincang-bincang untuk pergi jalan-jalan setelah libur penaikan kelas....
..."Kamu ajak Gio ikut jalan-jalan dengan kita ya!" pinta sang paman...
..."Emang boleh paman?" tanya Nala...
..."Pastinya bolehlah, siapa juga yang melarang?" ucap pamannya kepada Nala...
..."Oke paman, laksanakan" jawab Nala dengan tangannya yang menghormat...
..."Kayak penaikan upacara aja kamu ya!" jawab pamannya sedikit geli...
...Sesampainya di sekolah, ia memberi salam kepada pamannya....
..."Aku ke sekolah dulu paman"...
..."Iya Nala, kamu semangat belajar ya" nasihat sang paman...
..."Siap paman. Aku akan belajar dengan rajin." jawab Nala dengan semangat...
...Hari itu Nala memang terlihat berbeda dari hari sebelumnya. Wajahnya yang berbinar dan senyumannya yang tidak kalah manisnya....
..."Hai Gio.." ucap Nala dengan tersenyum hangat...
...Gio yang melihatnya seketika terkejut dengan pesona Nala yang ceria di pagi itu. "Hai Nala, semangat banget pagi ini!"...
...Nala menjawabnya "Iya dong... Kamu tidak suka ya??"...
..."Aku senang kamu semangat di pagi ini" ucap Gio dengan menunjukkan senyuman lebarnya...
..."Semangat ya Gio, aku ke kelas dulu" pamit Nala kepada Gio....
...Hari itu Nala habiskan dengan penuh semangat dan guru-guru yang melihatnya ikut senang melihat perkembangan Nala. Nala dengan keceriaannya kembali disoroti oleh publik. Kayak artis aja disoroti lebih tepatnya diperhatikan oleh teman-temannya karena pesona yang ia pancarkan kali ini sangat positif....
...Bersambung.....