NovelToon NovelToon
Transisi

Transisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:567
Nilai: 5
Nama Author: Ida Riani

cerita tentang perubahan para remaja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24

"Oh iya, kamu mau makan apa nanti malam?" Tanya bu cici sebelum mia menutup pintu mobilnya.

"Malam ini aku mau makan di kafe, dengan yeni sambil belajar latihan ujian, apakah boleh" ucap mia bertanya.

"Oh tentu boleh, apa kamu cukup uang untuk membeli makanan?" tanya bu cici.

"eee, bisakah ibu memberikan uang saku seratus ribu lagi" pinta mia.

Bu cici kemudian mengambil dompet dan memberikan tambahan uang saku pada putrinya.

"Ini, ibu tambahkan tiga ratus ribu untukmu" ucap bu cici.

"Terimakasih, ibu memang baik" ucap gadis itu tersenyum bahagia karena mendapatkan tambahan uang saku.

"Aku masuk dulu bu, assalamualaikum" ucapnya kemudian menutup pintu mobil dan masuk melewati pintu gerbang dan berjalan menuju kelas.

"Iya, Waalaikum salam" jawab bu cici memandang putrinya melewati pintu gerbang hingga tidak terlihat lagi.

Hari ini di sekolah Nusa Harapan ada pertandingan basket antar kelas, kelas yang bertanding saat ini adalah kelas dua belas B dan kelas dua belas C. zidan menjadi salah satu perwakilan sekaligus kapten basket dari kelas dua belas B, zidan termasuk salah satu dari siswa berprestasi di bidang olahraga.

"Siap,,, mulai" sahut pak guru sambil meniup peluit sebagai tanda pertandingan dimulai.

Bola dilempar ke atas dan ditampik oleh zidan, diarahkan pada doni, doni berhasil menangkap bola, ia terus melambungkan mencari posisi temanya yang dekat dengan gawang.

"Doni arahkan ke sini" perintah zidan.

"Siap, ambil ini" teriak doni melemparkan bola kembali ke arah zidan lalu zidan melambungkan bola dan melemparkan ke arah gawang, bola berhasil masuk menambah angka poin untuk kelompok zidan.

Suara tepuk tangan dan teriakan terdengar dari tribun penonton memberi dukungan sepenuhnya pada zidan diantaranya ada Jihan dan juga mia.

"Ayo, zidan semangat" teriak mia memberi dukungan pada zidan dan kolompoknya.

Pertandingan terus berlanjut, kedua kelompok saling kejar mengejar poin.

"Lihat, anak yang disana itu, namanya doni, dia itu salah satu teman terbaik kakakku" ucap Jihan pada mia menunjuk teman-teman kakaknya.

"Yang mana? Apa yang selalu bersama dengan kakakmu itu?" Tanya mia.

"Iya, terus yang tinggi itu namanya beni" ucap jihan menunjuk pemain yang lain.

Disaat zidan fokus bermain jihan dengan sengaja menggambar dirinya saat bermain.

"Ayo, semangat kakak" teriak jihan dan mia saling memberikan dukungan pada zidan.

Wasit meniup peluit pertanda babak pertama berakhir.

Para pemain beristirahat sejenak, zidan berlari kecil dan menghampiri jihan.

"Air, ambilkan aku air" pinta zidan pada jihan.

"Ini ambilah" ucap mia segera memberikan botol minuman pada zidan sebelum jihan memberikan.

"Terimakasih" jawab zidan meneguk air dengan cepat.

"Kak, lihatlah" ucap Jihan menunjukkan gambar yang dibuatnya.

"Apa?, Apa ini aku?" Tanya zidan.

"Ya" jawab jihan.

"Sini, biar aku lihat" zidan menyambar buku gambar dari tangan jihan untuk melihatnya.

"Aku berusaha menggambar dengan baik saat kamu bermain" ucap Jihan.

"Ini terlalu jelek" ucap zidan.

"Mana yang jelek?" Tanya jihan.

"Lihat, kaki dan tangannya, seperti bukan aku?" ucap zidan.

"Ih, kak agak jauh sana, badanmu bau keringat" ucap Jihan.

"Oh iya, karena kamu bilang aku bau keringat, biar aku gunakan ini untuk mengelapnya" ucap zidan sambil mengelap keringatnya dengan jaket milik jihan.

"Astaga kakak, jangan" ucap Jihan menolak.

"Ini, ambilah, dan cuci nanti di rumah" ucapnya lagi memberikan jaket miliknya.

"Kamu ingin aku mencuci pakaianmu lagi" ucap zidan.

Dikelas terlihat rangga membagikan hasil ujian Para siswa, ia letakkan di tempat duduk masing-masing sesuai nama pada lembaran tersebut.

"Rangga, kamu dipanggil ke kantor, katanya ada yang ingin bertemu denganmu" ucap teman rangga yang bernama adit.

"Iya, tolong ini kamu bagikan" ucap rangga memberikan lembaran yang belum dibagikannya kemudian bergegas menuju kantor.

Sesampainya di kantor ia melihat seorang wanita duduk di ruang BP. Rangga sangat terkejut melihat sosok wanita yang ada dihadapannya, namun wanita itu tersenyum bahagia melihat kedatangan rangga. Wanita itu adalah bu titin ibunya rangga.

"Duduklah, aku sudah izin pada kepala sekolah untuk bertemu denganmu" ucap bu titin. Rangga kemudian duduk menghadap ibunya dengan perasaan sangat kecewa.

Saat akan mengembalikan bola, ke ruangan perlengkapan olahraga, di kantor, zidan melihat rangga dan bu titin duduk saling berhadapan namun mereka hanya diam. Zidan kemudian masuk kedalam salah satu ruangan untuk mengembalikan bola kemudian ia bergegas keluar dan menemui jihan memberitahunya dengan apa yang dilihat saat berada di kantor.

Cukup lama bu titin menatap putranya rangga yang terdiam dan menunduk.

"Aku ingat, ketika aku pergi, kamu masih sangat kecil, waktu berlalu begitu cepat, kamu sudah tumbuh besar semarang, aku hampir saja tidak mengenalimu" ucap bu titin yang dibalas dengan senyuman sinis oleh rangga.

"Aku tinggal di Surabaya sekarang, aku juga sudah menikah lagi" ucap wanita itu lagi.

"Aku tahu, nenek yang memberitahu" jawab rangga, singkat.

"Syukurlah kalau sudah tau, dan kamu juga harus tahu, sekarang kamu punya adik perempuan namanya azizah, dia selalu bertanya kapan bisa bertemu denganmu" ucap bu titin memberitahu bahwa rangga memiliki seorang adik perempuan.

"Kenapa dia mau bertemu denganku?, aku tidak mengenalnya!" ucap rangga.

"Tapi kalian saudara, dia adikmu" tegas bu titin.

"Apa ada hal lain?, aku mau pergi" ucap rangga hendak beranjak pergi.

"Aku dengar, papamu masih sangat sibuk bekerja, dia juga tidak menikah lagi, hampir sepanjang waktu dia meninggalkanmu di rumah lian, apa lian memperlakukanmu dengan baik?, Apa papamu memberikannya uang?, apakah....." ucap bu titin terhenti.

"Ayah lian tidak mengurusku karena uang" ucap rangga memotong perkataan ibunya.

"Maaf, bukan itu maksudku, akuntansi hanya mau mengatakan jika kamu merasa disalahkan atau jika kamu merasa tidak nyaman, jangan simpan dalam hati, ingat untuk memberitahu nenek...." sahut bu titin kembali terhenti.

"Bukankah, ibu terlalu banyak berfikir, ayah lian memperlakukanku seperti anaknya sendiri, aku juga memperlakukan dia seperti ayahku sendiri, saat dia tua nanti, aku dengar tulus akan merawatnya, ibu punya keluarga baru, dan aku punya keluarga yang selalu mendukungku, aku juga tidak tahu, kenapa ibu tiba-tiba datang kembali, dan menemuiku untuk mengkritik keluargaku?" ucap rangga tegas.

"Dulu, bukankah kau memberikanku pada jihan?" ucap rangga lagi lemas.

"Maaf"

"Aku tau, waktu itu jika aku salah padamu, tapi aku benar-benar tidak punya pilihan, kondisiku saat itu, benar-benar buruk, jika kamu terus berada di sisiku, maka kamu akan semakin menderita, aku bahkan tidak bisa mengurus diriku sendiri saat itu, aku sangat merindukanmu, aku meninggalkanmu karena...." ucap bu titin menjelaskan sambil berurai air mata.

"Kenapa dia kembali, dan kenapa dia tidak pergi saja" ucap zidan yang melihat rangga dan ibunya dari balik pintu yang transparan.

Zidan datang bersama dengan jihan.

1
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca.
Ditunggu komentarnya.
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca /Good/
Idar
Selamat Membaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!