QUEENA NARANA, terlahir kembali setelah kematian tragis yang terjadi padanya.
dia meninggal di tangan adik kesayangannya sendiri, adik yang selalu dia manjakan, rawat dan jaga dengan hati-hati seperti berlian langka.
adiknya diam-diam membencinya dan selalu ingin membuatnya di benci oleh banyak orang, adiknya ternyata cemburu pada kehidupannya, dia iri pada kecantikan, prestasi, dan orang-orang yang mengidolakannya.
setelah terlahir kembali, Nara bersumpah untuk membalaskan dendam kepada adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hz. ceria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. alergi Lana
Nara terlihat kesal mendengar kata-kata Nevan, tapi ketika melihat wajah Lana yang terlihat sangat jelek Nara merasa sedikit lebih baik.
"Lana ...,"panggil Nara dengan lembut.
ekspresi yang saat ini ada di wajah Lana benar-benar hampir retak, yang saat ini ingin dia lakukan adalah menampar wajah kakaknya yang tidak tahu Malu, menurut Lana kakaknya Nara pasti sengaja menggoda Nevan di depan umum.
Lana dengan langkah pelan mendekati Nara," kakak ...," ucapnya tetap berusaha tersenyum, tapi senyumannya terlihat sama sekali tidak bagus justru membuat ekspresi wajahnya jauh buruk.
Nara berpura-pura tidak melihat ada yang salah dari Lana," apa kamu sudah makan?" tanya Nara dengan perhatian.
Lana tersenyum dan menjawab," a-aku su- maksudnya aku belum makan kakak, kakak apa kamu bisa membelikan aku makanan di kantin sebentar saja? Aku benar-benar sangat lapar sekarang." Lana berbicara dengan nada lembut, yang sebenarnya ingin Lana lakukan adalah mempermalukan Nara.
Lana ingin menunjukkan kalau Nara benar-benar anjingnya, dia sama sekali tidak cocok menjadi seorang kakak, dia hanya anjing di matanya, anjing yang hanya patuh pada Tuannya.
Nara tahu rencana Lana, tapi tentu saja dia punya rencana sendiri," baik, Kamu tunggu saja di kelas kamu sebentar, kakak bakal beliin kamu makanan di kantin. ohh ..., Kamu mau makan apa? Kakak lupa makanan kesukaan kamu soalnya."
"apa aja deh kak asal makanan," balas Lana santai.
Nara tersenyum dengan sangat lembut setelah itu segera pergi, tidak lupa menarik Keira bersamanya.
Nevan yang melihat bagaimana sikap Nara yang sama sekali tidak berubah kepada Lana merasa sedikit kecewa, dia pikir Nara sudah berubah, tapi ternyata Nara tidak pernah berubah sama sekali, dia tetap mau melakukan apapun yang Lana katakan.
"kak Nevan aku ...," sebelum Lana selesai mengucapkan kata-katanya, Nevan sudah lebih dulu berbalik dan pergi, sama sekali tidak peduli dengan Lana.
untuk kedua kalinya Lana ditolak oleh Nevan secara terus terang, sebenarnya ini bukan kedua kalinya, tapi sudah berkali-kali Lana mencoba untuk mendekati Nevan tapi selalu ditolak, atau Lana hanya akan mendapatkan tatapan dingin dari Nevan.
Lana benar-benar sangat kesal dan merasa Nevan terlalu sombong, tapi Nevan memang terlalu sempurna untuk para kaum wanita, sehingga membuatnya sangat enggan untuk melepaskan Nevan.
dia tampan, tinggi, pintar, jago olahraga, anak orang kaya, anak tunggal, dan yang jelas keluarganya sangat harmonis, masa depannya juga sangat cerah karena bisnis keluarganya yang memang sangat besar dan menguntungkan.
Aruna saat ini juga berjalan menuju Lana, awalnya dia berusaha untuk mendekati dion tapi Dion menolak semua pemberian dari para fansnya dengan kata-kata lembut, tidak bertindak kasar seperti Nevan ataupun berterus terang sehingga tidak melukai perasaan para fans-fansnya.
Dion dan Nevan hampir sama, mereka sama-sama anak seorang pengusaha, hanya saja keduanya dibedakan oleh sikap dan perilaku orang tua mereka.
"kenapa wajah lo, ditolak lagi sama Nevan?" Aruna yang asal bicara.
"ini semua gara-gara Nara, dia caper banget jadi orang, dia sengaja godain Nevan dasar jalang!." balas Lana dengan nada kesal, tapi menggunakan suara yang cukup pelan yang hanya bisa didengar dirinya dan juga Aruna.
Aruna diam saja bukannya Nara yang sengaja menggoda Nevan, tapi pada awalnya mereka memang sangat dekat, jadi wajar saja jika mereka saling berbagi minuman itulah yang saat ini dipikirkan oleh Aruna.
tapi tentu saja apa yang dipikirkan Aruna dan Lana itu berbeda, sebelum memasuki kalangan atas Aruna memang sering bergaul dengan anak-anak nakal, mereka berbagi apapun yang mereka punya. sedangkan Lana tumbuh dari keluarga yang cerah, kehidupannya terjamin, dan dia tidak perlu berbagi dengan siapapun jika dia tidak mau, bahkan tidak ada yang akan memaksanya.
sejak lahir Lana disayang oleh semua orang, hanya karena dia lahir prematur semua orang menjaganya seperti permata. mereka tidak akan pernah membiarkan Lana terluka sedikitpun, terutama Nara yang memang sangat menyayangi adiknya pada awalnya.
Dulu Nara sangat menanti-nanti kedatangan adiknya, tapi kebaikan dan juga kasih sayangnya dibalas dengan rasa sakit yang tidak ada habisnya oleh adiknya sendiri.
Sementara itu Keira yang ditarik oleh Nara ke kantin merasa bingung, tidak bisa menahan mulutnya dan akhirnya keira bertanya," kok lo mau lagi sih disuruh-suruh lagi sama dia lagi?" Keira yang sama sekali tidak paham dengan rencana Nara
Nara tersenyum dan berkata," dia alergi cumi,"
Keira menatap Nara terkejut," jadi maksud Lo?"
Nara tersenyum," bukannya Lana sangat mencintai kecantikannya? dia menganggap dirinya jauh lebih cantik dari siapapun, dia menganggap dirinya paling sempurna di dunia ini. coba lo pikir gimana ceritanya kalau wajahnya dipenuhi dengan bintik-bintik merah yang menjijikan?"
Keira yang mendengar rencana sahabatnya tidak bisa menahan kekaguman, dia benar-benar tidak menyangka kalau Nara bisa berpikir sampai sejauh itu," dia nggak bakal punya muka buat keluar rumah." jawab keira secara spontan, terkejut bahkan sampai menutup mulutnya sendiri dan kembali berkata," omg Nara ....., sumpah gue kagum banget sama lo. asli sumpah gue bener-bener di buat nggak bisa berkata-kata lagi, Lo emang pantes jadi siswi terpintar di sekolah ini. mulai sekarang gue bakal jadi fans lo, gue fans setia lo nomor satu titik."
Nara hanya tersenyum, memesan nasi goreng seafood kepada penjual kantin, sebenarnya Lana bisa makan seperti udang ataupun kepiting, hanya saja dia tidak bisa makan cumi-cumi. Nara meminta tambahan cumi pada nasi goreng yang diiris sangat tipis, bahkan jika perlu dicincang sampai benar-benar halus.
"tapi gimana kalau orang tua Lo tanya? Lo gak takut apa,"
"gampang bilang aja kalau gue lupa, lagian tadi kan gue udah tanya sama Lana dia mau makan apa? gue juga udah bilang kalau gue lupa sama makanan kesukaan dia tapi Lana bilang terserah kan, selain itu orang tua gue juga nggak akan setuju sama tindakan Lana. Lana itu adik gue tapi dia berani nyuruh-nyuruh gue buat beliin dia makanan, coba lo pikir aja gimana reaksi kedua orang tua gue kalau tahu semuanya, gimana reaksi mereka kalau tahu selama ini Lana suka bertindak sesuka hatinya sama gue? Memanfaatkan kasih sayang kakaknya yang sangat tulus." Nara tersenyum terlihat jelas kebanggaan di wajahnya, dulu dia akan dengan senang hati menutupi semua kesalahan yang adiknya lakukan.
Nara tidak akan melakukan kebodohan yang sama seperti di masa lalu, jika di masa lalu dia berusaha untuk menutupi semua keburukan adiknya, maka sekarang kedua orang tua mereka harus tahu bagaimana putri bungsu mereka bersikap.
"gue bener-bener nggak sabar tunggu gosip,"
"dan gue benar-benar enggak sabar lihat pertunjukan nanti di rumah ....,"
setelah mendapatkan pesanannya, Nara juga dengan sengaja memesan jus alpukat, salah satu buah yang sangat dibenci oleh Lana, sementara Nara cukup menyukai buah alpukat.
Keira hanya bisa berusaha menahan tawa melihat bagaimana tindakan sahabatnya, tapi jujur saja dia juga sangat terhibur dengan tindakan sahabatnya, dia sudah sangat lama tidak suka dengan Lana, dan sekarang dia melihat bagaimana sahabatnya tersebut membalas adiknya dengan tangannya sendiri.
Keira dan Nara berjalan menuju kelas Lana yang ada di lantai 2 kelas 10 IPA, banyak para siswa dan siswi kelas 10 tidak menyangka mereka bisa melihat Nara dan Keira, salah satunya adalah siswi yang paling populer di sekolah, cantik dan berprestasi, sombong dan cuek.
sementara yang satu adalah berandalan sekolah, yang suka berantem dan membolos. sebenarnya banyak yang merasa aneh dengan persahabatan mereka, mereka seperti dari dua dunia yang berbeda dan disatukan, tapi anehnya mereka bisa akur dan tak terpisahkan seolah-olah keduanya diciptakan untuk saling melengkapi.
Tok ..
Tok ..
Nara dengan sopan mengetuk pintu kelas 10 sebelum masuk ke dalam kelas, kebetulan saat ini banyak para siswa dan siswi yang sudah kembali dari kantin, Mereka terlihat mengobrol dengan santai di tempat duduk mereka masing-masing, atau duduk di lantai sambil bermain game.
"Lana kakak bawain makanan buat kamu, cepat makan kakak nggak mau kamu sakit perut." Nara dengan nada lembut dan juga perhatian.
Lana yang melihat Nara mengantarkan makanan secara langsung ke kelasnya merasa bangga, dia merasa kalau saat ini Nara adalah pelayannya dan bukan kakaknya.
Lana ingin menunjukkan kepada semua orang kalau Nara benar-benar anjingnya, Lana juga ingin menunjukkan kepada semua orang kalau Nara bukan apa-apa dibandingkan dirinya.
Lana sangat sombong di dalam hatinya, tapi di permukaan dia tetap tersenyum," kakak maaf sudah merepotkan mu,"
"tidak apa kakak senang membantumu," balas Nara dengan lembut.
Bahkan Lana tidak mengucapkan terima kasih apapun, tapi karena wajahnya yang terlihat tulus tidak ada seorangpun yang merasa aneh dengan kata-katanya.
Lana tanpa curiga langsung memakan nasi goreng seafood yang dibelikan oleh Nara, awalnya dia makan dengan sangat tenang, sampai 3 atau 4 suap kemudian Lana mulai merasakan gatal-gatal pada tangannya.
"aarghhhhh ....," teriak Lana dengan sangat keras mengejutkan semua orang.
Nara dan Keira memang sengaja menunggu reaksi alergi Lana, hanya saja agar tidak membuat curiga mereka menunggu di luar kelas, begitu mendengar suara teriakan Lana Keira dan juga Nara segera buru-buru masuk ke dalam kelas.
"Lana ada apa dengan mu?"Nara yang terlihat sangat panik saat ini.
Lana sama sekali tidak memperdulikan Nara, sekarang seluruh tubuhnya terasa sangat gatal dan panas, Lana tahu ini semua reaksi terhadap alerginya. Lana berniat untuk meminum jus yang ada di depannya untuk menghilangkan efek di lidahnya, tapi begitu dia menyedot minuman tersebut dia langsung menyemburkan nya.
Fiuuhh
"Lana kamu nggak papa? Apa yang salah," Nara kembali bertanya dengan nada panik, wajahnya juga terlihat sangat panik, tidak seperti orang yang sedang berpura-pura.
Lana dengan penuh kemarahan menatap Nara, tidak ada lagi ekspresi pura-pura kali ini dia benar-benar sangat marah.
Plakk ..
Lana secara spontan langsung menampar wajah Nara dengan sangat keras, yang membuat seluruh kelas terkejut dengan tindakan lana, tidak ada seorangpun yang akan menyangka kalau Lana yang biasanya bersikap lembut dan lemah akan menampar kakaknya sendiri.
"perfect ...," batin Nara, mata Nara langsung berkaca-kaca dan terlihat sangat sedih," Lana ada apa denganmu? apa kamu baik-baik saja?" Nara, bahkan meskipun dia baru saja ditampar dia masih tetap memperdulikan adiknya, yang membuat semua orang merasa kasihan terhadapnya.
Keira juga langsung mengambil perannya," Lana lo apa-apaan sih, Nara bermaksud baik sama lo, tapi kenapa lo tiba-tiba nampar dia hah!" Keira dengan nada marah, wajahnya terlihat memerah, yang membuat semua orang mengira kalau dia benar-benar sangat marah, nyatanya saat ini dia sedang berusaha menahan tawa.
Aruna yang baru saja kembali dari toilet tidak mengerti apa yang sedang terjadi, dia kebingungan dan menatap keributan yang ada di depannya tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi.
Lana juga sangat terkejut dengan tindakannya sendiri, apalagi saat ini melihat bagaimana orang-orang menatapnya dengan tatapan aneh," a-aku, aku, aku ....., kakak a-aku tidak bermaksud." Lana dengan gugup, dia takut sama orang akan menilai dirinya dengan berbeda karena tindakan yang baru saja dia lakukan.
"gak papa kok, kakak nggak marah tenang aja. kamu baik-baik aja kan?"
"k-kakak aku alergi cumi, tapi kenapa kakak justru memesankan aku nasi goreng yang ada cuminya, aku juga nggak suka alpukat, terus kenapa kakak pesenin aku jus alpukat. kakak sengaja ya?" Lana yang langsung melemparkan tuduhan ke arah Nara, dia tidak mau disalahpahami, jika ada orang yang namanya harus buruk itu harusnya bukan dia.
"Lana apa yang kamu katakan, kakak nggak mungkin punya niat kayak gitu apalagi kamu. Kakak bener-bener lupa kalau kamu alergi cumi, dan kamu tahu sendiri sebelum kakak pesenin makanan untuk kamu, kakak udah tanya sama kamu, Kamu mau makan apa? tapi kamu justru bilang apa aja, sementara untuk jus alpukat kakak bener-bener nggak tahu kalau kamu nggak suka sama alpukat, kakak pikir kesukaan kita sama jadi nggak ada salahnya." jelas Nara dengan nada lembut yang sama sekali tidak terburu-buru.
semua orang yang awalnya ingin salah paham, kembali merasa kalau Nara tidak salah sama sekali. Nara sudah bertanya sebelum membelikan makanan kepada Lana, tapi Lana mengabaikannya, sementara untuk minuman itu benar-benar tidak sengaja.
Lana terdiam 1000 bahasa, tubuhnya saat ini sangat gatal, dan dia tidak tahan untuk tidak menggaruknya.
Nara tersenyum secara diam-diam, lalu kembali memasang ekspresi khawatirnya," Lana ayo kita pergi ke uks, kakak bener-bener khawatir sama keadaan kamu." Nara bahkan langsung memegang tangan Lana yang sudah mulai muncul kemerahan tanpa rasa jijik.
semua siswa-siswi yang menyaksikan semua itu sangat percaya dengan ketulusan Nara, Nara adalah sosok kakak idaman bagi semua orang yang ada di dunia, dia sangat perhatian dan baik dengan adiknya yang membuat mereka sedikit cemburu dengan Lana.
mereka juga merasa kalau tindakan Lana terlalu berlebihan.