Hidup bergelimang harta, mempunyai istri yang cantik dan seorang putri yang manis tak membuat seorang Demian merasakan kebahagiaan hidupnya.
Rasa bersalahnya pada seorang wanita 8 tahun yang lalu selalu menghantui hidupnya. Wanita itu sudah berhasil mengubah hatinya yang hangat menjadi sedingin es, beku dan keras.
"Ariana, di mana kamu? aku merindukanmu sayang."
Disisi lain jauh dari ibu kota Ariana sedang bekerja keras seorang diri untuk menghidupi anaknya.
Anak yang tidak pernah mengetahui di mana sang ayah, karena 8 tahun yang lalu Ariana meninggalkan laki-laki yang sudah menyakitinya bersama janin yang tak pernah terucap.
Akan kah keduanya akan bertemu dan kembali bersama meski keadaan tidak seperti dulu lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part~30
"Mon, apa yang sedang kamu lakukan." hardik Demian ketika Monica mulai melepaskan kancing kemejanya dari belakang.
Mendengar protes Demian, bukannya takut justru Monica memutar badan Demian lalu melingkarkan tangannya pada leher laki-laki itu.
Kali ini ia tidak mau menyerah, karena ia tahu saat ini suaminya itu sedang menahan gejolak tubuhnya karena obat perangsang dosis tinggi yang di berikan oleh ibu mertuanya tersebut.
Dan ia akan memanfaatkannya agar bisa tidur dengan laki-laki itu dan mengandung anaknya demi keutuhan rumah tangganya.
"Aku merindukan sentuhanmu, mas." Monica nampak menyusuri leher Demian dengan tangan lembutnya dan tentu saja itu membuat tubuh Demian langsung bereaksi.
"Kamu sudah janji kan akan memberikan Olive seorang adik dan doanya akan sia-sia jika kamu tidak melakukannya bersamaku." rayu Monica seraya melepaskan kemeja Demian.
Demian yang baru menyadari telah mengkonsumsi obat perangsang, ia langsung murka. Namun ia juga tak bisa menghentikan gejolak pada tubuhnya yang membutuhkan pelampiasan untuk menuntaskannya.
Monica yang melihat Demian menatapnya penuh hasrat langsung saja melahap bibir suaminya dengan rakus, begitu juga Demian yang tanpa sadar nampak mengikuti naluri tubuhnya.
Ia membalas ciuman Monica tak kalah rakus, hingga kini mereka sama-sama berada di atas ranjangnya dengan posisi Demian berada di atas istrinya tersebut.
Monica tersenyum penuh kemenangan, inilah saatnya yang dia tunggu-tunggu akhirnya ia akan melalui malam pertamanya yang tertunda selama 8 tahun.
Bahkan kini senyumnya semakin lebar ketika Demian dengan tak sabar menyingkirkan lingerinya ke sembarang arah.
Laki-laki itu sepertinya sudah tak sabar untuk menuntaskan hasratnya, bagaikan seekor singa yang menemukan mangsanya. Ia siap mencabik-cabiknya lalu menyantapnya hingga tandas.
"Ayo masuki aku sayang, penuhi aku dengan keperkasaanmu." mohon Monica ketika Demian baru saja menarik lingeri dari tubuh seksinya hingga kini ia nampak polos tanpa sedikitpun benang yang menutupi.
"Ayah."
"Ayah."
Sekilas terdengar suara anak laki-laki di kepala Demian, namun sepertinya Demian tak mengindahkannya. Ia terus saja menjamah tubuh Monica.
Namun ketika ia akan melepaskan resleting celananya, ia mendengar suara itu lagi.
"Demian, aku mencintaimu."
"Ayah jangan pergi aku juga merindukanmu, ayah."
Suara seorang wanita beserta anak kecil yang terdengar berulang-ulang itu, seakan menarik kembali kesadarannya hingga ia menghentikan aksinya.
"Ayo sayang, apa mau ku bantu melepaskannya." Monica langsung beranjak dari tidurnya, ia nampak mengulurkan tangannya untuk melepaskan celana suaminya tersebut.
Namun belum sampai menyentuhnya, Demian langsung mencekal tangannya lalu mencengkeramnya erat.
"Jangan menyentuhku." hardiknya.
"Sayang, kamu kenapa? ayo kita lanjutkan lagi." rayu Monica ia nampak berhasrat ketika melihat tubuh setengah polos suaminya.
Tubuh suaminya itu begitu sempurna, dada bidangnya yang liat, perut kotak-kotaknya yang menonjolkan sedikit otot-ototnya. Rasanya ia sudah tidak tahan untuk merasakan keperkasaan laki-laki itu.
Namun sepertinya keinginannya hanya angan belaka karena kini Demian langsung beranjak dari tubuhnya.
"Sayang, kamu mau kemana ?" Monica nampak menahan tangan suaminya tersebut, namun Demian langsung menghempaskannya dengan kuat hingga ia terjatuh ke atas kasur.
"Kamu sudah menjebakku Mon, kali ini aku tidak akan mengampuni mu." hardik Demian dengan mata yang nampak memerah.
Kemudian ia segera memungut kemejanya di lantai, setelah itu ia berlalu pergi meninggalkan kamarnya tersebut.
"Mas, mas tolong jangan pergi." teriak Monica dari atas kasur.
Ia nampak menitikkan airmatanya karena lagi-lagi suaminya itu meninggalkannya.
"Ini semua pasti gara-gara wanita sialan itu, padahal obat yang ku berikan dan Mama dosisnya sangat tinggi."
Monica mengingat bagaimana tadi ibu mertuanya itu telah mencampur jus melon kesukaan Demian itu dengan obat perangsang. Kemudian ia juga diam-diam mencampur air putihnya juga dengan obat tersebut.
"Aku tidak rela jika dia melampiaskannya dengan wanita sialan itu." geram Monica, ia nampak mengacak-acak kasurnya dan melempar semua bantalnya ke lantai.
Ia tak rela jika suaminya tersebut akan bercinta sepanjang malam dengan wanita lain, mengingat obat dosis tinggi yang telah laki-laki itu konsumsi.
Mendengar deru mobil di halaman Mansion, Monica semakin murka. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa, apalagi mengingat ancaman Demian tadi. Laki-laki itu pasti tidak akan melepaskannya begitu saja.
Sepertinya untuk sementara waktu ia akan menginap di mansion ini saja, ia butuh perlindungan dari kemurkaan Demian.
Sedangkan Demian yang merasakan tubuhnya semakin panas dan bergejolak, ia segera melajukan mobilnya ke Apartemennya. Sesampainya di sana ia segera mengguyur tubuhnya dengan air dingin.
Ia tak mungkin melampiaskan hasratnya pada wanita ****** di luar sana, karena itu akan menghianati cintanya pada Ariana.
Ah mengingat Ariana, ia butuh Ariana saat ini. Hanya wanita itu yang ingin ia dekap tapi ia juga tidak mau menyakitinya. Ia sudah janji pada dirinya sendiri akan menyentuhnya jika sudah halal.
Hampir 3 jam Demian merendam tubuhnya dengan air dingin, meski reaksi obat tersebut berangsung hilang tapi tubuhnya nampak lemas dan menggigil.
Satu jam kemudian setelah merasakan tubuhnya lebih baik, Demian segera beranjak dari bathtubnya lalu menyamber handuknya.
Jarum jam menunjukkan pukul 2 dini hari, Demian nampak melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
Ketika baru membuka pintu, ia langsung mengulas senyumnya ketika melihat dua orang kesayangannya tengah tertidur pulas.
Ricko nampak tidur di atas ranjangnya, sedangkan Ariana tidur di ranjang satunya.
Setelah mengecup kening Ricko dan memperbaiki selimutnya, Demian langsung melangkahkan kakinya kearah Ariana.
Di pandanginya wajah wanita itu dengan seksama, kemudian ia nampak mengecup dahinya lalu mencuri kecupan di bibirnya.
Setelah itu Demian langsung merebahkan tubuhnya di samping Ariana.
"Maafkan aku sayang, aku hampir saja menghianati cinta kita."
Demian nampak merengkuh tubuh Ariana lalu membawanya ke dalam pelukannya. Ia butuh pelukan wanita itu untuk menenangkan saraf tubuhnya.
Keesokan harinya.....
Ricko nampak mengerjapkan matanya ketika cahaya matahari dari balik tirai mengenai matanya.
Ia nampak memandang langit-langit kamarnya tersebut, mengumpulkan kepingan-kepingan mimpinya semalam.
Ya semalam ia bermimpi tentang Ayahnya, ayah yang sebenarnya sangat ia rindukan. Namun sakit hatinya belum menghilang, karena keadaan yang ia alami selama ini hingga membuatnya membenci laki-laki tersebut.
"Ayah, aku merindukanmu tolong jangan pergi." gumamnya.
Ricko mengingat mimpinya semalam, di mana sang ayah berada di tepi jurang dan nampak seorang wanita sedang menariknya ke bawah.
Namun dengan cekatan Ricko berlari lalu membantu sang ayah agar tidak jatuh, tapi sekejap kemudian mimpinya itu sirna.
Setelah kesadarannya mulai kembali, Ricko segera beranjak dari ranjangnya. Kemudian ia mengambil sebelah tongkatnya untuk membantunya berjalan.
Deg!!
"Ayah."
Ricko nampak terperanjat ketika melihat Demian yang sedang tidur dengan memeluk sang ibu dan seketika senyumnya langsung mengembang.
Ia merasa senang akhirnya ada sosok ayah yang akan selalu berada di sisinya, melindungi dirinya dan juga sang ibu.
Tidak akan ada lagi orang yang akan menghinanya karena ia mempunyai sosok ayah yang hebat, meskipun hatinya masih mengganjal karena ayahnya itu juga mempunyai keluarga lain.
"Ricko ?" Ariana yang melihat Ricko sedang mengawasinya ia langsung bangkit dari tidurnya, namun ia langsung terkejut ketika melihat Demian berada di sisinya.
"Demian, apa yang kamu lakukan di sini ?" teriak Ariana kesal, namun itu membuat Ricko diam-diam tertawa ketika melihat tingkah lucu sang ibu.
"Apa sih sayang, aku masih mengantuk." Bukannya bangun Demian justru menarik Ariana lagi ke dalam pelukannya.
"Demian lepaskan, ada Ricko." Ariana nampak memberontak dalam dekapan Demian.
Mendengar nama Ricko di sebut, Demian segera membuka matanya lalu mencari keberadaan putranya tersebut.
Sedangkan Ricko langsung memasang wajah tak bersahabat ketika Demian menatapnya.
"Nak ?" panggil Demian, namun Ricko langsung berlalu begitu saja melewatinya.
"Apa yang kamu lakukan di sini ?" protes Ariana tak terima karena laki-laki itu mengambil kesempatan untuk tidur dengannya.
Namun Demian tak menjawab protesnya, laki-laki itu nampak memegang dadanya yang tiba-tiba terasa nyeri dan terlihat keringat dingin di dahinya.
"Demian, kamu baik-baik saja ?" Ariana terlihat panik, ia langsung memegang dahi laki-laki itu yang terasa sangat panas.
"Kamu demam." imbuhnya lagi.
Ricko yang akan masuk ke dalam kamar mandi, langsung berbalik badan menatap ayahnya tersebut.
"Ayah." panggilnya.
wah kamu tuh Victor ga menghargai Nina..
hijrah
ini zinah ya ukhty ya akhy 😊
tunggakan bacaan ini sudah banyak yang melenceng dari ajaran syariat Islam
hijrah ke jalan yang benar dan lurus dengan pemahaman para ulama Sunnah
setidaknya gak harus kerja di bar