Clara gadis manis yang ceria dan juga baik hati, di besar kan sebagai anak tunggal dari keluarga yang sangat kaya raya membuat hidup Clara makin sempurna.
Kehidupan Clara yang sempurna menjadi hancur, saat ia dijodohkan oleh ayahnya dengan seorang ceo terkenal yang ternyata menikahinya hanya untuk memuluskan kariernya.
Ig : mom_tree_17
Bagaimana kehidupan clara selanjutnya yuk di kepoin 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Pagi hari nya Clara yang terbangun dari tidur nya melihat ke sekeliling kamar nya tidak ada siapa pun hanya kesunyian yang di rasakan oleh Clara.
" Ceklek..." suara pintu yang di buka dan tampak bi marni yang masuk kedalam kamar dengan membawa sebuah meja kecil yang beisi makanan.
" Nyonya sudah bangun " Ujar bi marni yang melihat nyonya nya itu sudah terduduk diatas kasurnya.
" Bi apakah ini hanya mimpi atau kah benar benar terjadi...? ayah ku...---- " Clara tidak bisa meneruskan kata katanya hanya menundukan kepalanya.
" Nyonya yang sabar ya, nyonya harus ikhlas kasihan ayah nyonya kalau nyonya terus bersedih...." Ujar Bi marni sambil memijat kaki nyonya nya itu.
" Tapi bi, clara sudah tidak punya siapa siapa lagi...." Lirih Clara sambil menangis.
" Nyonya tidak sendiri, masih ada tuan Alex..." Ujar bi marni mencoba menenangkan nyonya nya itu.
" Alex...." lirih Clara dengan suara yang sangat kecil.
"Alex...? apa bisa Alex mencintaiku...?bahkan dalam keadaan sedih pun Alex tidak punya rasa kasihan sedikit pun padaku..." Guman Clara dalam hati nya.
" Nyonya tahu tuan Alex semalaman menunggu dan menjaga nyonya. jadi nyonya tidak perlu merasa sedirian lagi" Ujar bi marni yang membuat Clara terkejut.
" Alex menjaga ku...?" Tanya Clara tak percaya.
" Iya nyonya tadi pagi tuan Alex baru berangkat" Ujar Bi marni. Clara hanya diam saja mendengar apa yang di katakan oleh bi marni.
" Nyonya makan dulu ya..." Ujar bi marni menyendokan bubur yang ia bawa.
" Aku tidak lapar bi " Ujar Clara dengan datar.
" Tapi nyonya harus makan dulu lalu minum obat...! tuan sudah memerintahkan saya untuk menjaga nyonya selama tuan bekerja"
" Taruh saja dulu bi nanti aku akan makan " Clara beranjak dari duduk nya dan menuju kamar mandi.
Setelah selesai mandi Clara pun mengendarai mobil nya untuk menuju makam ayah nya. bi marni yang melihat nyonya nya pergi langsung menghubungi tuan Alex.
" Apa....! nyonya Clara pergi? kenapa bibi tidak mencegah nya?" Ujar Alex dengan geram.
" Tadi sudah saya larang tuan, tapi nyonya bersikeras untuk pergi"
Alex langsung menutup ponsel nya itu dan memerintahkan Jo untuk mencari Clara.
Clara yang kini sudah di makam ayahnya hanya terdiam memandang ke arah makam yang masih basah dan penuh taburan bunga. dalam keheningan nya air mata clara pun tumpah tanpa bisa di hentikan.
"Ayah..." hanya satu kata yang terucap dari mulut clara.
Sudah dua jam Clara termenung sendiri di samping makam ayah nya. tanpa di sadari oleh clara sudah ada Jo yang sedari tadi menunggu nya dari kejauhan.
" Nyonya ini sudah siang hari mari kita pulang" Jo kini sudah berada di samping nyonya nya.
" Aku bisa pulang sendiri" Ujar Clara tanpa melihat ke arah Jo.
"Nyonya harus kuat, ayah nyonya pasti akan merasa sedih jika anda terus menangisi kepergian nya " Ujar jo berusaha memberikan semangat pada nyonya nya itu.
Clara langsung bangkit dari duduk nya dan meninggalkan tempat makam ayah nya. dengan mengendarai mobil, Clara menuju ke mansion nya yang di ikuti oleh mobil Jo dari belakang.
Clara yang pulang langsung di sambut oleh bi nani dengan wajah sedih nya.
" non harus sabar ya " bi nani memeluk tubuh nona nya itu. yang di jawab anggukan kepala oleh Clara.
" bi aku mau tidur di kamar, jangan ada yang menggangu ku" Clara pun langsung menuju kamar nya dan mengunci pintu nya dari dalam.
sementara Jo yang masih berada di pekarangan halaman depan mansion nyonya clara terlihat menghubungi seseorang lalu jo pun pergi dari mansion clara.
Clara melihat dari atas balkon nya mobil yang di kendarai oleh jo sudah pergi.
" Jika kekasih mu yang sakit kau langsung pergi menemui nya walaupun sesibuk apa pun dirimu. tapi jika aku yang sedang sedih kau hanya menyuruh orang mu...! apakah sudah saat nya aku menyerah atas pernikahan ku" lirih Clara pada dirinya sendiri.