Membaca novel ini mampu meningkatkan imun, iman dan Imron? Waduh!
Menikah bukan tujuan hidup Allan Hadikusuma. Ia tampan, banyak uang dan digilai banyak wanita.
Hatinya telah tertutup untuk hal bodoh bernama cinta, hingga terjadi pertemuan antara dirinya dengan Giany. Seorang wanita muda korban kekerasan fisik dan psikis oleh suaminya sendiri.
Diam-diam Allan mulai tertarik kepada Giany, hingga timbul keinginan dalam hatinya untuk merebut Giany dari suaminya yang dinilai kejam.
Bagaimana perjuangan Allan dalam merebut istri orang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BSMI 14
Desta baru saja menuruni tangga dan menuju ruang makan. Bibi Sum sedang menata menu sarapan untuk majikannya itu. Ia juga memasukkan beberapa menu ke dalam rantang yang akan ia bawakan untuk Giany.
“Selamat pagi, Den.”
“Pagi, Bi.” Desta duduk, kemudian mengoles selai ke atas roti tawar.
Melihat Desta hanya makan dengan roti tawar, Bibi Sum terlihat heran. Sebab biasanya Desta sarapan dengan nasi goreng atau nasi putih dengan beberapa lauk.
“Den Desta tidak makan nasi gorengnya?”
“Lagi tidak selera, Bi’.” Desta melirik rantang makanan yang ada di atas meja. “Bibi mau ke rumah sakit?”
“Iya, Den. Mau bawa makanan untuk Mbak Giany. Ini Bibi buat makanan kesukaannya. Den Desta tidak mau lihat Mbak Giany?” Bibi Sum memberanikan diri bertanya.
Desta melirik arah jarum jam di pergelangan tangannya. Hari ini ia sama sekali tidak boleh terlambat ke kantor karena akan ada rapat penting. "Saya harus berangkat ke kantor, Bibi. Nanti pulang kantor saya usahakan ke rumah sakit.”
Bibi Sum hanya menyahut dengan anggukan. Namun dalam hati, ia benar-benar kesal dengan Desta yang lebih mementingkan pekerjaan dari pada istrinya.
"Tapi Den Desta kan sama sekali belum menjenguk Mbak Giany dari kemarin. Kasihan Mbak Giany, Den ... Dia pasti sedih kehilangan anaknya."
"Ya sudah, Bi. Saya mampir sebentar sekalian antar Bibi."
"Baik, Den. Oh, ya ... Semalam ibu menghubungi saya dan menanyakan keadaan Mbak Giany."
Mata Desta seketika reflek menatap Bibi Sum. "Tapi Bibi tidak bilang Giany jatuh karena apa, kan?"
"Bibi cuma bilang, Mbak Giany terpeleset, makanya jatuh di tangga, Den."
Desta menghela napas lega. Jika bunda nya sampai mengetahui bahwa Giany jatuh dari tangga karena didorong olehnya, mungkin bunda dan ayahnya akan marah. Cukup sudah hukuman dari mereka selama beberapa bulan ini.
Orang tua Desta tinggal di kota yang berbeda. Mereka hanya datang di hari pernikahan dan setelahnya tidak pernah berkunjung lagi. Ayah Desta merupakan seorang dosen dari salah satu universitas ternama di kotanya.
Walaupun bukan merupakan keluarga konglomerat, namun boleh dibilang keluarga mereka cukup terpandang. Itu sebabnya Desta dianggap telah mencoreng nama baik keluarga dengan memperkosa seorang gadis hingga hamil.
Sejak menikah dengan Giany, mereka mendiamkan Desta sebagai bentuk hukuman dari tindakannya. Bahkan Desta dilarang berkunjung ke sana sampai gosip miring yang beredar mereda.
******************
“Giany, besok sudah boleh pulang, ya. Hasil pemeriksaannya bagus, rahimnya juga sudah bersih,” ucap Dokter Allan sambil membaca rekam medis dan hasil USG terakhir milik Giany.
“Iya, Dokter.”
Sambil tersenyum ramah, sang dokter mengusap bahu Giany. “Di rumah harus istirahat total dulu, ya. Tidak boleh beraktivitas yang berat-berat. Kalau suami kamu mulai kasar, lebih baik kamu menghindar.”
Giany hanya menyahut dengan anggukan.
Allan kemudian memeriksa beberapa lebam membiru di sekitar tubuh Giany akibat benturan keras saat terjatuh di tangga. Kening sebelah kiri harus mendapat jahitan karena ada luka sobekan. Kondisi Giany cukup memprihatinkan. Dan melihat itu saja, sudah membuat tubuh Allan terasa terbakar.
"Awh, sa-sakit, Dokter." Giany meringis saat Allan mengangkat kaki kiri Giany untuk menyangganya dengan dua buah bantal.
"Maaf," ujarnya. Kemudian meletakkan kaki Giany di atas bantal dengan sangat hati-hati. "Kaki nya masih bengkak. Jangan banyak gerak dulu, ya. Posisi kaki harus lebih tinggi dari jantung."
"Iya."
"Nanti di rumah bisa lakukan perawatan sendiri. Rendam di air garam epsom, atau kompres dengan es untuk mengurangi bengkaknya."
Giany mengangguk. Walaupun masih merasa risih bagian tubuhnya disentuh oleh lelaki lain, namun ia merasa Dokter Allan sangat lembut memperlakukannya, berbeda dengan Desta yang nada bicaranya saja sangat kasar.
"Saya bantu ganti perban di kening kamu, ya? Ini dari kemarin belum diganti, kan?"
"Iya."
Allan duduk di bibir tempat tidur, kemudian mulai membuka perban di kening Giany dengan hati-hati. Dan entah mengapa Giany merasa berdebar, saat posisi Allan begitu dekat dengannya. Bahkan ia dapat merasakan hangatnya hembusan napas sang dokter yang terasa menerpa wajahnya.
Allan, sebenarnya kamu itu sedang bekerja atau modus sih? dalam batin Allan.
Sebenarnya ia dapat meminta salah seorang perawat untuk membantunya mengganti perban Giany. Tapi entahlah, hatinya cukup tidak rela memberikan tugas itu kepada orang lain. Kapan lagi bisa sedekat ini dengan Giany?
"Awh sa-sakit, Dokter. Tolong jangan ditekan," ucap Giany membuat Allan meniup dengan lembut bekas luka di keningnya.
Hmmm... Benar-benar modus. Kenapa ditiup coba? gerutu Allan dalam hati. Ia mulai merasa otaknya sudah tidak waras.
Tiba-tiba pintu terbuka, Bibi Sum dan Desta berdiri di ambang pintu. Allan hanya melirik sekilas, tetapi tampak tidak peduli. Ya, ia lebih peduli dengan kondisi Giany.
Menyadari suaminya tengah berdiri di ambang pintu, sontak seluruh tubuh Giany terasa meremang. Tiba-tiba ketakutan besar menjalar di hatinya. Perlakuan Desta selama ini menciptakan trauma bagi Giany.
Dengan tubuh gemetar menahan takut, Giany memalingkan wajah dan tidak berani menatap Desta.
Jangan ditanya raut wajah Desta yang tiba-tiba berubah saat mendapati seorang pria berjas putih yang tengah merawat luka istrinya. Laki-laki itu berusaha mengingat kapan pernah bertemu dengan dokter itu, sebab rasa nya tidak asing.
Laki-laki itu terlihat menggeram saat teringat sosok dokter itu adalah orang yang telah membenamkan dua kepalan tinju ke wajahnya beberapa bulan lalu.
Perlahan ia melangkah masuk diikuti Bibi Sum di belakang punggungnya.
"Apa tidak ada seorang perawat wanita yang bisa merawat istri saya?" tanya Desta ketus.
Allan hanya melirik Desta dengan ekor matanya. "Kenapa? Kamu tidak terima?" balasnya santai sambil membalut kening Giany dengan perban.
******
Like nya jangan pelit pelit yaaa 🤗🤗🤗🤗🤗