Tidak ada manusia yang bisa menebak takdirnya sendiri termasuk Gibela, seorang gadis biasa di takdirkan menjadi pelindung negeri luar yang disebut Dunia Magis. Gibela adalah orang terpilih pemilik anugrah kekuatan Bulan dan Bintang. Pimpinan Gedung Pod (Power of Destiny) dari Negeri Putih atau pemilik anugrah yang bernama Guru Hayeo menunjuknya jadi ketua grup 3F (Five Friend Fod) yang artinya lima sekawan Gedung Pod diantaranya yaitu Gibela, Yeni, Clara, Rayhan, dan Boy. Gibela memiliki keistimewaan dibandingkan pemilik anugrah lainnya, kekuatan yang luar biasa dan kecantikannya membuat banyak pria tertarik padanya termasuk Siyoon dan Raja Kegelapan. Tidak peduli berapa banyak kekuatan jahat yang datang Gibela selalu bisa menghancurkannya meski berkali-kali hampir kehilangan nyawa namun sejarah masa lalu Dunia Magis menyisakan racun dan menyebabkan kekuatannya menghilang. Apa Gibela bisa melawan kekuatan jahat tingkat tinggi itu ? Apakah Gibela bisa hidup dan bahagia bersama keluarg
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibela26 Siyoon93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gibela Pergi Penyusup Datang
Diapartement Yeni baru saja bangun tidur lalu pergi mandi, ketika menggosok gigi menghadap cermin Yeni mengambil ponselnya untuk melihat jam. Disaat yang sama dia baru teringat belum memberitahu ketiga temannya kalau Gibela sudah kembali dengan keadaan sehat. Yeni mengetik pesan di grup 3F : Gays Gibela sudah kembali saat ini dia ada diapartemen bersamaku. Clara, Boy dan Rayhan segera bergegas ke apartemennya Gibela setelah mendapat pesan dari Yeni.
“Apa mereka tidak memberi balasan sama sekali. Sudahlah sebaiknya aku cepat mandinya lalu membuat makan malam, aku merasa bersalah membuat Gibela bekerja padahal dia baru sembuh,” dalam 10 menit Yeni baru selesai mandi.
“Gii menu makan malamnya mau apa ? aku akan memasaknya sebagai rasa terima kasih dan permohonann maaf,” Yeni berteriak tanpa melihat Gibela dia terus menuruni anak tangga.
“Astagfirullah kalian ngapain ?” Clara, Boy dan Rayhan duduk menatap Yeni yang baru saja sampai di bawah.
“Kamu berbohong ?” Clara berdiri menghadap Yeni dan memberikan tatapan tajam.
“Apanya yang bohong ?”
“Tadi di grup WA kamu bilang Gibela sudah kembali.”
“Memang dia sudah kembali ko.”
“Kami sudah mencarinya kemana-mana tapi tidak menemukannya,” jawab Rayhan.
“Ada ko tadi aku memintanya menyelesaikan pekerjaan disini …” saat melihat Yeni terkejut hanya melihat cangkang keripik dan satu tumpukan dokumen di meja.
“Ohh pasti dia dikamar ?” berjalan menuju kamarnya Gibela tapi dia tidak menemukannya.
“Lagi mandi mungkin, loh ko gak ada sih.
Giiibeeelllaaaa dimana kamu …” Yeni berteriak mengelilingi apartement, seluruh ruangan sudah diceknya namun tetap tidak menemukan Gibela.
“Jadi ???”
“Bener ko yang tadi siang aku lihat itu Gibela.
Kalau tidak percaya ayo kita lihat CCTV !” saat mereka berempat menaiki tangga terdengar suara ponsel Yeni berdering.
“Hallo ne oppa ada apa ?”
“Gibela ada bersamaku, tadi siang dia datang kemari memintaku dan Nijie Hyung memasak membuat makanan. Dia mengeluh karena sahabatnya tega memberinya banyak kerjaan tanpa memberinya makan padahal dia baru saja kembali.”
“Maaf Oppa aku tidak sengaja dan aku tidak berniat begitu.”
“Sudahlah jangan beralasan lagi. Gibela aman bersama kami sekarang dia sedang tidur mungkin akan kembali besok pagi.”
“Baik Oppa terima kasih,” Siyoon menutup telponnya.
“Kamu keterlaluan Yen !” kembali turun.
“Mungkin Gibela masih belum pulih bener jika terjadi sesuatu yang buruk bagaimana ?” Clara merasa kecewa atas tindakan Yeni pada Gibela.
“Bukan begitu aku tidak bermaksud demikian, waktu itu sudah sangat lelah tanpa berpikir panjang langsung bertindak tidak baik pada Gibela. Ya ya maaf aku tidak akan mengulanginya lagi …”
“Kali ini kamu dimaafkan jangan sekali-kali kamu mengulanginya lagi berlaku untuk semua orang bukan hanya Gibela saja.”
“Okey sepakat, emnn kalian bisa bantu aku gak ?”
“Bantu apa ?”
“Membujuk Gibela aku rasa dia pasti marah padaku karena kulkas diapartement kosong.”
“Tidak itu urusanmu Yen, ayo Rey !”
“Ayooo lah aku mohon…”
“Baiklah kami melakukan ini bukan karena mendukung kesalahanmu tapi karena kedatangan Gibela.”
“Okey ayoo …” Yeni, Clara, dan Boy pergi ke market terbesar di daerah tempat tingalnya.
Lokasi market tersebut dengan apartement mereka tidak terlalu jauh hanya 10 menit saja sudah sampai ketujuan.
“Rey kamu dan Boy bertugas mencari sayuran sama buah-buahan biar aku dan Clara mencari daging dan ikan !”
“Makanan ringan ?” tanya Boy.
“Emnn itu nanti saja.”
Mereka berpencar melakukan tugasnya masing-masing seperti yang dikatakan Yeni. Disela-sela memilah Yeni bercanda dengan Clara membuat daging ayam, kambing, ikan, dan sapi seperti pelangi dibariskan sesuai warna yang berbeda-beda tidak ingin kalah Boy memasang wortel di gambar iklan disana, Yeni dan Clarapun tidak bisa menahan tawanya.
“Belanja setiap bulannya sebanyak ini ?” Boy lelah duduk di bangku depan kasir.
“Gak sih biasanya cuman dua keranjang,” Yeni menjawabnya dengan santai.
“Syukurlah kalau tidak aku tidak yakin bagaimana kalian menghabiskannya ?” Rayhan menunjuk enam keranjang penuh.
“Buset berapa ?”
“Totalnya Rp 10.345.000,” jawab kasir wanita.
“Gak bisa diskon apa ?”
“Hey Cla ini market yah bukan pasar main tawar aja,” sahut Yeni.
“Tapi tidak bisa kenapa begitu mahal, sudahlah biar aku yang bayar….” Clara mengeluarkan kartu hitam di dompetnya.
“Cara orang kaya bayar memang unik yah,” Boy tertawa kecil.
“Makasih loh Cla padahal tidak usah aku juga bawa uang ko ….”
“Tidak masalah anggap ini sebagai hadiah Gibela sudah kembali,” Clara tersenyum pada Yeni.
“Bagaimana kita membawanya ?” tanya Boy.
“Ah benar barang belanjaan kita sangat banyak.”
“Kalau itu kita bisa meminta pihak market mengantarnya ke apartement tapi yang menjadi pemikiranku apakah di kulkasnya akan muat ?” Rayhan membayangkan kulkas kecil yang terisi penuh sampai tidak muat menampung.
“Jangan khawatir kulkas kami sangat luas,” masuk kedalam mobil.
“Aku tau tapi tidak mungkin masuk semua kan ?” mengencangkang sabuk pengamannya.
“Kamu lihat saja nanti.”
Barang belanjaan mereka dibantu dibawa oleh pihak apartement. Rayhan sulit percaya bahwa semua belanjaan tadi benar-benar masuk kedalam kulkas padahal mereka membeli banyak daging ayam, daging sapi, siput, ikan, sayuran, dan juga buah-buahan.
“Daebak bener masuk bahkan masih longgar !” Clara gagum melihat 3 kulkas minimalis tapi didalamnya sangat luas sehingga makanan yang begitu banyak masuk semua.
“Gibela mendesain sendiri kulkasnya. Satu kulkas untuk berbagai jenis daging dan makanan laut, satu kulkas khusus sayuran dan satunya lagi untuk buah-buahan. Bukan hanya kulkas dia membuat mini market khusus untuk camilan,” Yeni menggeser lemari di depan tamu.
“Bantu aku membawanya !” menenteng satu keresek makanan ringan.
“Gak salah kamu meminta belanja segini banyaknya,” Boy mengangkat dua dus besar.
“Jadi penasaran bajet yang dikeluarkannya untuk mendesain apartment ini sesuai keinginannya.”
“Semuanya gratis,” jawab Yeni santai membuat Boy kaget mendengarnya sampai menjatuhkan dus yang dibawanya.
“Clara sepertinya Gibela sudah menyaingi kekayaan yang kamu miliki,” Rayhan menyenggolnya.
“Bukannya bagus kalian jadi memiliki dua teman yang kaya raya.”
“Ah tidak Gibela mendapatkan apartement ini sebagai hadiah,” sela Yeni.
“Hadiah dari siapa ?”
“Mis. Hokay …”
“Gibela punya Sugar Daddy ?”
“Hus ngawaur kamu mana mungkin iya kan Yen ?”
“Mis. Hokay adalah orang yang pertama kali percaya dengan kemampuan Gibela, dia adalah orang yang memberikan perusahan dan modal awal untuk Gibela. Awalnya Gibela menolak tapi Mis. Hokay kekeh hingga akhirnya Gibela menerima dengan syarat modal dan perusahaan yang diberikan sebagai investasi Mis. Hokay sendiri.”
“Kita ketinggalan informasi …”
“Berapa hari kalian bisa menghabiskan semua ini ?”
“Cukup lama ko Rey, kalian tau sendiri kan kalau Gibela orang yang suka makan tapi dia peduli dengan kesehatan jadi setiap makanan yang masuk keperutnya harus diseimbangi dengan serat, protein, Vitamin dan hal baik lainnya.”
“Dirumahnya yang dikampung sama seperti ini ?”
“Tidak disana hanya ada satu kulkas tapi ukurannya cukup besar tidak seperti yang disini.”
“Bener-bener deh gak habis pikir sama kemampuan dan pikiran Gibela,” Rayhan membuka dusnya.
“Eh ada pesan dari Senior Dion,” Clara mengecek ponselnya.
“Ada apa Cla ?” Yeni, Boy, dan Rayhan melihat ekspresi Clara yang tiba-tiba berubah.
“Gawat kita harus segera memberitahu
Gibela,” Clara mengilang.
“Ehh Cla …” mereka pergi menyusulnya.
Waktu Indonesia dan Korea Selatan hanya berbeda dua jam, saat ini di Indonesia jam 10 malam sedangkan di Korea Selatan sudah jam 12 malam. Sesampainya di Korea Selatan mereka berempat berhenti di gedung perusahaan BBS, karena Clara pergi terburu-buru tanpa mengetahui lokasi Gibela berada sekarang jadi mereka kebingungan.
“Mana ada orang di jam segini, sama siapa kita harus bertanya ?”
“Oppa angkatlah telponnya !” Yeni berusaha menelpon Siyoon.
“Coba member yang lainnya Yen !”
“Mereka juga tidak mengangkat telponnya.”
“Tidak ada yang tau persis rumah member BBS ada dimana,” mereka berempat berkeliling dia area perusahaan siapa tau ada orang yang bisa memberikan mereka informasi lengkap tempat tinggal BBS.
“Tadi aku bertemu seseorang sepertinya kariawan perusahaan tapi dia tidak bisa memberitahui informasinya katanya itu privasi jika dia memberitahu pada orang asing nanti terkena pelanggaran.”
“Kita harus mencari cara,” mereka menunggu sambil berpikir di halte bus pinggir jalan raya.
“Tidak ada kerabat atau orang yang kita kenal disini,” Boy berpikir keras.
“Mereka seperti teman-temannya Gino,” Manajer Huan yang sedang menyetir menuju perusahan tidak sengaja melihat mereka.
“Apa yang kalian lakukan disini ?”
“Jika tidak bisa membantu sebaiknya anda pergi,” Clara seperti orang yang kehilangan arah.
“Tunggu kamu baru saja menggunakan Bahasa Indonesia ?” Clara baru sadar.
“Anda adalah ??” Yeni kembali mengingat waktu camping di matahari terbenam dan saat-saat bertemu BBS serta Manajernya.
“Ahh sepertinya kamu mulai ingat, aku Huan manajernya BBS ..” turun dari mobil.
“Akhirnya …” Clara dan Yeni saling berpelukan.
“Manajer katakan di mana rumahnya member BBS kita harus segera bertemu dengan Gibela.”
“Oh dia ada di apartemennya Siyoon bersama member lainnya.”
“Kalau begituh bisakah Manajer Huan antarkan kami kesana ?” tanya Rayhan.
“Kebetulan aku juga akan pergi kesana, ayo pergi bersama …” memasuki mobilnya kembali. Padahal Manajer Huan hendak menuju perusahaan untuk mengambil dokumennya yang tertinggal tapi karena tidak tega melihat ekspresi mereka.
“Terima kasih,.”
“Jangan sungkan !!”
“Sepertinya kalian sangat terburu-buru apa ada masalah ?” tanya Manajer Huan sambil menyetir.
“Bisa lebih cepat mengemudinya Manajer !” Clara sudah tidak sabar sampai ke apartemennya Siyoon.
“Maaf manajer keadaannya sangat urgent,” Yeni memegang pegangan di dalam mobil.
“Baiklah aku akan berusaha,” Manajer Huan menginjak pedal gasnya lebih dalam lagi.
“Sekali lagi makasih manajer,” sesampainya di apartment Clara langsung turun dari mobil.
“Ehh Cla kita kan gak tau ada dilantai berapa ?” Clara sudah lebih dulu bertanya pada resepsionis.
“Ray ayo susul mereka jalanmu kenapa santai sekali sih,” ajak Boy.
“Tidak jika aku melakukannya mungkin mereka semua akan tahu.”
“Oh iya aku lupa kalau begitu kamu bareng Manajer Huan saja aku susul para gadis,” berlari menyusulnya.
“Tunggu …” menahan liftnya.
“Cepat masuk Boy kalau tidak aku pukul kamu !”
“Okey okey garang banget sih.”
‘Ting tong’ bel berbunyi “Benarkan ini apartemen nya ?” tanya Boy.
“Sepertinya tidak ada siapapun.”
“Mungkin mereka semua sudah tidur.”
“Biar aku yang mencobanya,” saat Manajer Huan hendak mencet bel pintunya terbuka.
“Siapa yang datang malam-malam begini ?” ternyata itu Fohe.
“Oppa apa Gibela ada didalam ?” Clara menyelonong masuk.
“Maaf Oppa ini darurat !!” Yeni ikut masuk disusul Rayhan dan Boy.
“Manajer kamu kembali lagi tapi tadi bukannya ?”
“Aku tidak sengaja bertemu mereka dijalan, mereka seperti orang yang kebingungan jadi aku membantunya mengantar kesini.”
“Ayo masuk Hyung kita akan tau apa yang sebenarnya terjadi sampai-sampai mereka menyusul adik kecil kesini malam-malam begini !”
“Gi …” Clara terhenti ditempat melihat Gibela yang tertidur nyenyak.
“Kalian ada disini ?”
“Bagaimana ini aku tidak tega membangunkannya,” Clara semakin gelisah.
“Biar aku saja,” Rayhan maju mendekati Gibela.
“Daging panggang ini sangat enak,” Joong ngelindur saat tidur menahan kaki Rayhan.
“Aaaddduuuuhh …” kaki Rayhan digigit Joong.
“Ahh ternyata bukan daging yah,” Joongpun terbangun.
“Eeehh …” Rayhan kehilangan kesimbangan menimpa Hae dan Jimie.
“Uhh pasti sakit,” ucap Yeni.
“Kacau Gibela pasti marah karena kita membuat kebisingan saat dia tidur,” Boy menghela napas berat.
“Kenapa bising sekali sih …” Gibela bangun. Semua orang seketika diam di tempat, hanya terdengar suara napas mereka.
“Emnn kalian ko ada disini ?” melihat ke empat temannya, mereka bukannya menjawab malah menggerakkan bulu mata terus-menerus.
“Oppa ?”
“Ne ..” jawab Fohe duduk didekatnya.
“Pukul berapa sekarang ?”
“Pukul 2 dini hari, adik kecil ??”
“Hemnn …”
“Mereka datang kesini mungkin karena ada hal yang sangat penting untuk disampaikan.”
“Oppa tenang aja aku tidak marah pada mereka ko,” Gibela tersenyum lalu mengambil botol disampingnya.
“Pyuuuhhh …” mereka langsung duduk.
“Biasanya kalau ada yang mengganggu tidurnya pasti tidak akan selamat,” ucapan Rayhan pelan takut terdengar walaupun nyatanya tetap saja terdengar.
“Adik kecil seimut ini ?” Boy mengangguk menjawab Hae.
“Sama persis dengan Siyoon Hyung,” bisiknya.
“Gi terjadi sesuatu di gedong pod ada seseorang menyelinap masuk kata Senior Dion orang itu berniat mencelakaimu karena dia ditemukan Guru diruangan kita. Guru hampir menangkapnya tapi ….”
“Lanjutkan Cla !”
“Guru terkena racun kekuatan hitam mematikan. Saat ini kondisi Guru sangat parah seluruh tubuhnya muncul urat merah dan Guru sampai sekarang tidak sadarkan diri,” jelas Clara.
“Aaapppaaa …”
“Lagi ? dia salah berurusan denganku,” Gibela memukul meja sehingga seluruh apartement mengalami gempa.
“Mejanya terbelah ??” Manajer Huan lagi-lagi dibuatnya terkejut.
“Meja itu mahal,” Siyoon bernafas berat.
Digedung pod semua orang berkumpul di kamarnya Guru Hayeo bahkan ada Raja Artha bersama Panglima Fira. Terlihat mereka sangat khawatir, semua tabib dikerahkan untuk mengobati Guru Hayeo tapi mereka menyerah tidak bisa membantu.
“Tabib nomer satu di Kerajaan pun tidak bisa mengobatinya ?” ucap Raja Artha.
“Guru ?” Gibela datang tepat di depan pintu.
“Ini …” saat menyentuh Guru Hayeo kepala Gibela menjadi pusing dan hampir pingsan.
Raja Artha menahan Gibela yang hampir jatuh.
“Bukannya tadi kita dan para tabib tidak apa-apa saat menyentuhnya kenapa Gibela seakan tidak bisa ?” Dion heran.
“Dilihat dari gejalanya ditambah Gibela tidak bisa menyentuhnya, tidak salah lagi kunci Guru untuk sembuh hanya ada satu cara,” ucap Vlora.
“Kalau bicara jangan setengah-setengah !” sahut Dion.
“Senior kamu ingat buku suci emas ?”
“Jangan bilang kalau hal ini berkaitan ?”
“Benar untuk mencari tau obat macam apa untuk menyembuhkan Guru hanyalah buku suci emas. Tapi buku itu tidak bisa disentuh siapapun kecuali Dewi Bulan,” jelas Vlora.
“Buku suci emas hanya legenda mana mungkin ada,” sela Raja Artha.
“Jika itu hanya legenda bangaimana dengan ini ? Quoka ?”
“Iiittttuuu harimau ? apa aku salah lihat ?” Boy ketakutan mundur dan memegang erat tangan Siyoon.
“Qouka ?” harimau kecil itu datang langsung kepelukan Gibela.
“Bagaimana kabarmu hem ?”
mengelus-elus perutnya Qouka.
“Dia hanya seekor harimau kecil, apa yang mau kamu buktikan ?”
“Lihatlah !” Vlora membagikan penglihatannya untuk melihat wujud asli Quoka.
“Tidak mungkin, hewan itu adalah kucing legenda …”
“Buktinya sudah jelas bukan ?”
“Apa Gibela mengetahuinya ?”
“Aku tidak berniat memberitahunya biarkan waktu saja yang memberitahunya.”
“Gi kamu bercanda kan ?”
“Apa ?”
“Hewan itu ?”
“Quoka adalah peliharaanku hadiah yang diberikan Lara,” Vlora melemparkan senyuman.
“Benarkah dia lucu sekali,” Yeni hendak mengelusnya tapi Quoka tidak suka malah mengerang.
“Yen jangan sembarangan memegangnya itu bahaya.”
“Aku tidak mengerti ?”
“Dia jenis hewan yang tidak bisa dipegang sembarangan orang, hanya aku dan Gibela yang bisa menyentuhnya walaupun sekarang dia lebih suka Gibela.”
“Hey dasar awas yah kau !!”
“Yeni diakan hanya hewan wajar seperti itu,” bela Gibela.
“Apa wajar katamu tidak lihat apa dia hampir saja menggigit sahabatmu …” Yeni merajuk.
“Yen kamu tidak mungkin cemburu sama harimau itu kan ?”
“Tentu saja eehh bukan-bukan maksudku harimau itu bersalah tapi kenapa masih saja dibela.”
“Sudahlah kembali ke pembahasan awal, nona bisa Anda katakan dimana kami bisa menemukan buku suci emas itu ?”
“Aku tidak tau betul lokasinya dimana tapi jika pergi ke ujung dunia magis mungkin bisa mendapatkan petunjuk.”
“Bukannya kamu bilang pernah bertemu Dewi Bulan dan pernah melihat buku itu,” sahut Dion.
“Sebenarnya saat aku duduk termenung tiba-tiba saja ada di dalam gua dan bertemu Dewi Bulan setelah itu aku kembali ketempat semula.”
“Logikaku seakan berhenti berfungsi,” keluh Boy.
“Dimana itu ujung dunia magic ?” tanya Gibela.
“Untuk sampai keujung dunia magic kita harus melewati gunung kematian, siapapun orang yang melewatinya tidak pernah selamat,” jawab Raja Artha.
“Vlora bisa melewatinya buktinya dia masih hidup sampai sekarang berarti tidak menutup kemungkinan kita juga bisa kesana,” ucap Gibela.
“Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk kesana ?”
“14 hari.”
“Apa ? Guru tidak mungkin bisa bertahan selama itu.”
“Senior tenang aja aku bisa sampai lebih cepat dari itu.”
“Untuk menuju kesana kita tidak bisa menggunakan kekuatan pindah tempat harus jalan kaki.”
“Aappaa ????”
“Tidak peduli jalan atau pake kekuatan aku akan tetap pergi kesana,” tegas Gibela.
“Aku bersamamu,” ucap Siyoon dan Raja Artha.
“Kami juga bersamamu,” semangat Yeni, Clara, Rayhan dan Boy terlihat begitu jelas.
“Kalau begitu aku juga akan pergi bersamamu untuk menunjukan jalan. Kita harus ingat jalan menuju ujung dunia magis itu tidak mudah banyak hal yang tidak terduga disana. Sebelum kita berangkat harus menahan penyebarannya supaya tidak meluas,” Vlora duduk di ranjang samping Guru Hayeo.
“Aku sudah meminta tabib untuk melakukannya tapi mereka bilang tidak bisa,” dengan santainya Gibela mencoba.
“Sudah selesai,” Guru Hayeo dikelilingi obat mantra tingkat tinggi.
“Hah apa yang baru saja aku lihat ?”
“Nona kamu masih baru masih banyak hal yang belum diketahui tentang Ketua Gi,” bisik Dion.
“Bukannya aku sudah bilang panggil Vlora saja.”
“Baiklah.”
“Kamu bilang para tabib saja tidak bisa tapi Gibela melakukannya dengan mudah padahal tadi dia hampir pisan saat menyentuhnya ?”
“Sebaiknya kamu bersiap,” bukannya menjawab Boy, Dion malah membantunya pergi.
“Besok pagi baru kita pergi sekarang Ketua Gi dan yang lainnya silahkan istirahat dulu,” tambahnya lagi.
“Aku disini saja senior.”
“Tidak Ketua Gi jika disini kekuatanmu untuk pergi kesana mungkin akan berkurang.”
“Benar yang dikatakan senior Gi,” Yeni mengajaknya pergi.
“Baiklah tolong jaga Guru Senior !”
“Tentu pasti dijaga dengan nyawaku sendiri.”
“Siyoon kamu bisa ikut kami,” ajak Rayhan.
“Okey.”
Tersisa Dion dan Raja Artha yang menunggu Guru Hayeo, didepan kamarnya dijaga ketat prajurit dari kerajaan kegelapan dan juga orang keamanan gedung pod. Malam seakan panjang, Gibela sudah tidak sabar ingin pergi. Gibela tidak bisa tidur dia hanya duduk di jendela menatap langit malam yang mendung sedangkan teman-temanya sudah tertidur pulas.
“Sebentar lagi pasti turun hujan,” Siyoon datang membawa secangkir teh susu buatannya sendiri.
“Untukku ?”
“Siapa tau aja cocok dengan lidahmu. Tidak bisa tidur ?”
“Hemn ..”
“Jangan khawatir kita pasti bisa menemukan penawarnya tepat waktu, lihat turun hujan !” Siyoon menangkap air hujan yang baru saja turun.
“Kata orang setelah hujan badai yang menerjang akan ada pelangi. Padahal pelangi bisa muncul tanpa ada hujan sebelumnya,” Gibela meminum teh susu buatan Siyoon.
“Meski begitu kedua pelangi itu memiliki kesan yang berbeda namun arti yang sama.”
“Hah lagi dan lagi aku terlambat …”
“Tidak belum terlambat hanya waktu yang tidak tepat.”
“Benarkah ?”
“Lihat hujan ini turun ketika melihatmu bersedih tapi bintang datang saat kamu sedang bahagia. Ketika hujan turun disaat kita bahagia harusnya tidak merubah mood kita sedangkan bintang yang indah dapat merubah mood buruk menjadi mood baik artinya kamu harus tetap tenang menunggu jangan sampai tergoyahkan.”
“Sedang mencoba menghiburku ?”
“Tidak aku hanya iseng saja, mau ikut ?”
“Kemana ?”
“Ikut tidak ?” mengulurkan tangan.
“Jangan macam-macam !!”
“Untuk apa aku melakukannya.”
“Baiklah aku percaya padamu,” meraih tangan Siyoon lalu turun dari jendela.
“Kemarilah !”
“Ehh kamu mengatakannya karena ingin duduk disana juga ?”
“Bukan kamu akan tau setelah ini …” Siyoon meloncat.
“Hey apa yang kamu lakukan ?”
“Ini sangat menyenangkan,” Siyoon keluar hujan-hujanan.
“Ada ada aja,” Gibela tersenyum. Siyoon menarik tangan Gibela dari luar supaya ikut hujan-hujanan.
“Tidak aku …”
Akhirnya Gibela turun mengikuti Siyoon, mereka tertawa bersama dibawah hujan malam. Dari kejauhan Raja Atha melihatnya, hatinya seakan terbakar cemburu tangannya mengepal kuat saking marahnya.