NovelToon NovelToon
Mencintaimu Bu, Dokter!

Mencintaimu Bu, Dokter!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Dendam Kesumat
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Naga Rahsyafi

Fariq Atlas Renandra seorang pria yang berprofesi sebagai mandor bangunan sekaligus arsitektur yang sudah memiliki jam terbang kemana-mana. Bertemu dengan seorang dokter muda bernama Rachel Diandra yang memiliki paras cantik rupawan. Keduanya dijodohkan oleh orangtuanya masing-masing, mengingat Fariq dan Rachel sama-sama sendiri.

Pernikahan mereka berjalan seperti yang diharapkan oleh orang tua mereka. Walaupun ada saja tantangan yang mereka hadapi. Mulai dari mantan Fariq hingga saudara tiri Rachel yang mencoba menghancurkan hubungan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naga Rahsyafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu

Fariq Atlas Renandra namanya, tidak pernah ada kata penolakan ketika ibunya yang berkata. Setiap apa yang dikatakan oleh surganya, Fariq akan melakukan hal tersebut tanpa banyak basa-basi lagi.

Seperti pada hari ini, Fariq di minta oleh ibunya untuk pergi ke suatu tempat. Di mana tempat itu adalah langganan untuk membeli barang-barang masakan di dapur. Dia sama sekali tidak malu jika harus membeli barang masakan walaupun posisinya adalah seorang pria.

Setelah Fariq pulang dari tempat itu, di tepi jalanan didekat halte, ia melihat ada seorang wanita muda yang sedang dihadang oleh beberapa orang. Sebagai seorang pria, Fariq pun tidak mau tinggal diam, ia turun dari dalam mobilnya menghampiri orang-orang tersebut.

"Waaah ... Ada yang mau jadi jagoan ini," ucap salah satu preman.

"Lepasin perempuan itu!"

Tidak membalas perkataan Fariq, kedua preman itu malah menyerang Fariq tanpa aba-aba terlebih dahulu.

Bugh!

Fariq mendapatkan pukulan pada wajahnya.

"Masuk ke dalam!" perintah Fariq kepada wanita yang berbaju jas putih layaknya seorang dokter.

Fariq dan kedua preman tersebut berkelahi, baik Fariq maupun kedua laki-laki itu, mereka bertiga sudah mendapatkan pukulan di beberapa bagian. Perkelahian terus saja berlanjut tanpa adanya orang yang membantu Fariq Atlas Renandra.

Bugh! Bugh! Bugh!

Fariq kalah, salah satu preman mengeluarkan senjata tajam. Tepat di bagian lengannya Fariq mengalami luka yang cukup parah.

“Aw …”

Wanita itu kaget, ia pun tidak mau berdiam diri di dalam mobil setelah melihat keadaan pria itu. Dia kembali keluar dan meminta tolong agar para preman pergi dari hadapan mereka.

"Tolong! Tolong!" teriaknya.

Kedua preman bertubuh tinggi itu panik, mereka lari terbirit-birit. Dokter muda nan cantik itu menghampiri Fariq yang sudah terduduk di jalanan.

"Tangan Mas luka."

"Arghhh!"

"Jangan pegang. Sakit!" Larang Fariq.

Perempuan itu membantu Fariq untuk berdiri. "Ayo Mas kita ke rumah saya dulu."

"Ngapain?" Tanya Fariq sambil menahan sakit yang ada pada lengannya.

"Luka Mas harus saya obati."

"Saya nggak mau."

"Mas harus ikut saya ... Mas udah menjadi tanggung jawab saya karena udah menolong saya."

"Tanggung jawab." Fariq Atlas Renandra malah senang mendengar ucapan dari wanita itu. Dia memang mencari seorang wanita yang pengertian.

"Malah senyum lagi. Ayo cepat."

Fariq Atlas Renandra berdiri.

"Saya yang bawa mobil Mas ... Mas duduk aja di sini."

"Biar saya aja."

"Saya aja."

"Tapi-"

"Jangan bandel, udah besar 'kan. Ikutin perintah," ucap dokter itu.

Lagi, Fariq semakin terpesona dengan perempuan yang baru saja ia tolong. Apalagi melihat mata indah dari wanita itu membuat jantungnya berdegup kencang. Sudah lama tidak menjalin hubungan dengan seorang wanita membuat Fariq terbawa perasaan dengan perlakuan dari dokter itu.

[] [] []

Fariq Atlas Renandra sedang menunggu seorang wanita. Sekarang dia duduk di sofa yang terlihat cukup mewah. Sambil menahan rasa sakit itu, Fariq mencoba menahan aliran darah yang sudah mengenai baju bahkan celananya.

Beberapa kali dia memperhatikan rumah tersebut, sepertinya wanita yang menolongnya ini adalah orang berada, terlihat dari tempat tinggal yang sekarang ia lihat.

"Sini dulu tangannya."

"Mau ngapain?" tanya Fariq bingung.

"Di obatin."

"Itu 'kan jarum."

"Iya, Mas. Di jahit dulu."

Fariq langsung berdiri, matanya melebar ketika mendengar pengucapan dari perempuan itu. "Saya nggak mau. Saya takut."

"Takut gimana? Ayo, sini." Perempuan itu kembali menarik tangan Fariq. "Duduk dulu."

"Jangan! Lebih baik saya pulang. Saya nggak mau tangan saya di jahit."

"Terus Mas maunya gimana? Ini lukanya parah."

"Saya, nggak, mau!"

"Harus, Mas. Karena ini luka sayatan."

"Nggak! Saya takut."

Wanita itu mendekati Fariq, dia langsung menarik lengan pria tersebut. "Mas, jangan takut. Saya Dokter kok."

"Sama aja. Saya takut di suntik, saya takut di jahit."

"Mas dengerin saya dulu ya ... Saya berhutang budi sama Mas."

"Nggak usah mikirin itu, saya nggak peduli. Asalkan saya nggak dijahit." Fariq masih mencoba untuk menolak bantuan dari Rachel.

"Nggak sakit, Mas."

"Sakit!"

"Enggak, Mas."

"Kamu bohong! Saya tidak percaya."

Wanita itu mengabaikan ucapan Fariq, dia langsung mengambil sesuatu untuk membersihkan darah tersebut.

"Mas, coba lengan bajunya di gulung dulu."

"Susah. Kamu nggak liat tangan saya sakit."

"Kalau gini saya susah mengobatinya."

"Nggak usah di obati. Saya mohon," ucap Fariq.

Melihat jarum suntik, rasanya sangat ngilu membuat pria itu benar-benar takut saat ini.

"Harus, Mas. Nanti bisa infeksi tau."

"Beneran nggak sakit 'kan?" tanya Fariq memastikan.

"Percaya sama saya, Mas. Mas akan baik-baik aja."

Tangan Fariq terulur membuka kancing bajunya sendiri membuat dokter tersebut merasa heran. "Mas mau ngapain?" tanyanya.

"Tadi kamu bilang mau ngobatin luka saya. Cuma ini cara satu-satunya supaya kamu bisa mengobati luka saya."

Perempuan itu merasa canggung, laki-laki yang sama sekali tidak ia kenal malah bertelanjang dada di hadapannya.

Fariq pun memalingkan wajah supaya tidak melihat luka itu. Tangannya yang penuh darah membuat ia enggan untuk menoleh.

"Tahan ya, Mas."

"Pelan-pelan."

"Nggak usah manja deh. Badan besar malah takut jarum suntik."

"Ya namanya juga takut, mau gimana lagi."

Dokter itu terus mengobati luka pada lengan Fariq. Dengan sangat telaten dia membersihkan bercak darah yang masih saja mengalir.

"Udah belum?"

"Baru juga bersihin darahnya, Mas."

Menit demi menit sudah berlalu, tangan pria itu sudah berada di pangkuan wanita tadi. Dia sedang menyiapkan alat lain untuk mengobati luka tersebut.

"Arghhh! Kamu udah jahit?"

"Iya. Lagi saya jahit Mas."

Deg!

Perempuan itu kaget ketika tangan Fariq sebelah lagi malah merangkul pinggangnya dari arah belakang. Bahkan Fariq sangat dekat dengan dirinya.

Kedua wajah itu saling berdekatan, Fariq menyembunyikan pandangannya pada rambut wanita itu.

"Maaf. Tapi saya takut."

Lamunan gadis itu terhenti, kembali ia fokus mengobati luka itu.

"Sakit dokter."

"Tahan sebentar ya."

Sang dokter membulatkan matanya ketika Fariq malah meremas pinggang rampingnya. "Heh. Mas ngapain?"

"Saya minta maaf. Saya beneran nggak sengaja."

1
ay Susie
kenapa gak bilang lgsg kl dia sodara tiri , bikin mulek
Khusnul Khotimah
ayah yg goblok,,,,,
Buaya Darat: kak🥲 mohon bersabar
total 1 replies
Khusnul Khotimah
pria bertanggung jwb apaan,,,,,KLO tahu batasan ada perempuan disampingmu za biarin yg nolong calonmulah toh cuman jatuh doang,,,,,,bilang aja tebar pesona,,,,,g masuk akal bgt
Naga Rahsyafi: sabar kak🥲 kena ke penulisnya lagi
total 1 replies
Naga Rahsyafi
Jangan lupa tinggalkan jejak jari sebelum pergi
Buaya Darat
🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!