NovelToon NovelToon
Sweet Marriage With You (Season 1)

Sweet Marriage With You (Season 1)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sendu

Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 18

"Bu-bulan madu?!..."

"Iya, pernikahan kita yang secara mendadak membuat Sandi belum bisa memberikan yang terbaik buat kamu. Jadi untuk menebus hal itu, Sand akan bawa kamu ke tempat-tempat yang indah di Bandung. Seperti yang pernah kamu mimpikan dulu" jelas Sandi

Sebuah kalimat yang terlintas dari benak Mesya adalah saat ia mengatakan "saat aku sudah menikah nanti, aku ingin mengunjungi banyak tempat indah di Bandung bersama dengan suamiku" kalimat yang ia ucapkan dengan polosnya saat pertama kali dekat dengan Sandi sebagai guru biolanya.

Mesya tak percaya jika Sandi akan mengingat hal itu, dan bahkan Mesya lebih tak percaya jika Sandi akan mewujudkan impiannya itu bersama dengan dirinya yang kini justru menjadi suaminya.

"Oke sudah selesai, ayok kita istirahat. Setelah sholat subuh besok kita berangkat" ucap Sandi yang menyimpan tas bawaannya di samping lemari.

"Eh, apa hanya itu bawaan yang akan Kak Sand bawa?!"

Mesya mengerutkan dahinya saat melihat tas yang berisi hanya beberapa barang di dalamnya. Bahkan biasanya Sandi akan membawa banyak barang saat berkemah termasuk tenda, namun kali ini Sandi hanya memasukan sedikit barang.

"Kita kan berniat liburan, jadi bawa barang seperlunya. Untuk tenda kita akan sewa di sana, jadi kita gak perlu terlalu ribet membawa tenda dari rumah"

"Tapi kan sewa tenda cukup mahal Kak Sand"

"Jangan pikirkan itu, Sand berniat mengajak kamu liburan. Jadi jangan sampe kamu kecapean hanya karena membawa barang-barang yang terlalu banyak dari rumah"

Sandi memegang tangan Mesya dan mengajaknya masuk ke dalam kamar untuk segera beristirahat.

Keesokan paginya Mesya mengunci pintu dan Sandi memarkirkan sepeda motornya. Saat mereka hendak berangkat tiba-tiba Dinda datang bersama Anton.

"Dinda? Anton? Tumben sekali kalian datang pagi-pagi begini, ada apa?!"

Dinda turun dari sepeda motor dan memberikan sebuah kantong kepada Mesya.

"Ini titipan dari tante yang meminta aku memberikannya pada Kak Mesya" Ucap Dinda yang memberikan  kantong di tangannya.

"Eh terima kasih, Dinda. Ini ap...."

"Tidak Kak Mesya!! Jangan dulu di buka. Tante meminta agar kak Mesya membukanya saat sudah di Bandung" potong Dinda yang menghentikan Mesya saat ingin melihat isi kantong tersebut.

"E-eh, baiklah..."

"Yaudah Dinda balik ya, hati-hati di jalan untuk kalian" Ucap Dinda kepada Mesya.

Mesya mengangguk tersenyum.

"Lakukan apa yang sudah Dinda bilang ya Kak Sandi!!" Bisik Dinda di telinga Sandi

Mesya yang melihat Dinda berbisik kepada Sandi pun merasa heran, namun Dinda kembali tersenyum kepadanya sebelum pergi dengan senyum yang tak biasa.

"Ada apa sih?!" Batin Mesya

"Ayo berangkat!!" Ajak Sandi

Mereka berdua berangkat menuju Bandung, karena waktu yang mereka miliki banyak tidak saat seperti sebelumnya. Sandi berhenti di beberapa tempat dan menghabiskan waktu bersama dengan Mesya selama perjalanan. Kedekatan keduanya semakin nampak, bahkan Mesya terlihat semakin terbuka kepada Sandi.

"Kak Sand!! Ayok lihat yang itu"

Tanpa segan Mesya menggenggam tangan Sandi dan mengajaknya berlari menuju tempat yang ia tunjuk.

"Kak Sand!! Aku ingin boneka beruang ini"

Mesya menunjuk sebuah boneka beruang berwarna putih yang terpajang di rak toko.

"Baiklah, ayok kita beli" Jawab Sandi

Melihat tingkah istrinya yang seperti anak-anak itu tidak membuat Sandi merasa risih. Karena bagaimana pun Sandi menyadari jika ia memang menikahi gadis yang usianya terpaut jauh dengannya. Wajar saat istrinya itu bersikap kekanakan ataupun manja.

"Kamu suka?!"

"Iya Kak Sand, boneka ini lucu. Peganglah!!! Bulu nya sangat lembut" Ucap Mesya yang memberikan boneka tersebut ke arah Sandi.

Sandi hanya tersenyum dan menyentuh boneka itu sebentar sebelum ia mengajak Mesya melanjutkan kembali perjalanan mereka.

"Sudah mau dzuhur, kita cari masjid dulu ya. Kita sholat dzuhur dulu"

"Iya Kak Sand"

Setelah adzan berkumandang keduanya singgah di sebuah masjid dan melaksanakan sholat dzuhur. Mesya yang selesai leboh dulu menunggu Sandi di tangga masjid sambil memakai sepatunya.

Saat mengikat sepatunya tiba-tiba Mesya dihampiri oleh seorang pria yang mengajaknya berbicara.

"Permisi dek..."

Mesya mendongak saat mendengar seseorang menyapanya

"Maaf sebelumnya dek, karena sejak tadi saya perhatikan adek dari sana.  Sepertinya saya menyukai adek, bisakah kita saling mengenal dan..."

Sebelum dapat menyelesaikan kalimatnya Mesya yang berada di hadapannya itu menoleh ke arah belakang saat Sandi memanggil namanya.

"Mesya!!... Kamu menunggu lama ya"

Mesya beranjak dan Sandi berdiri dibelakangnya sambil menanyakan sosok pria yang ada dihadapan istrinya itu. Sejak awal Sandi memang sudah melihat pria itu mendekati Mesya, namun saat mendengar pria itu mencoba mendekati istrinya Sandi bergegas memanggil Mesya. Bagaimana pun Sandi merasa cemburu pada sosok pria yang mendekati Mesya, bukan hanya lebih tampan darinya pria itu nampaknya seorang ustadz atau pun santri.

"Eh, maaf ya Mas. Saya permisi dulu"

Pria yang mengenakan koko putih yang berpadu dengan kain sarung yang ia kenakan itu pun pergi meninggalkan mereka berdua

"Kamu mengenalnya, Mesya?!"

Mesya hanya menggelengkan kepalanya, karena ia pun memang tidak mengenal sosok pria yang mengajaknya berbicara itu.

Mesya menatap sosok pria yang menuruni tangga masjid tanpa kembali menoleh ke arahnya. Melihat punggung pria itu rasanya Mesya tak asing, namun Mesya membuang jauh-jauh pikirannya karena ia sudah menikah dengan Sandi.

"Yasudah, ayok kita lanjut jalan"

Sandi memakaikan helm kepada Mesya dan mereka bersiap untuk jalan, tanpa Meysa ataupun Sandi sadari sosok pria yang sebelumnya berbicara kepada Mesya tengah menatap keduanya dibalik pilar masjid yang tak jauh dari pintu masuk masjid.

Saat sosok pria itu memperhatikan Mesya yang perlahan melaju pergi, namun tiba-tiba seorang teman pria tersebut datang dari arah belakang dan menepuk pundak tersebut membuyarkan lamunannya.

"Lihat apa kamu Yusuf!!"

Pria yang mengenakan koko yang sama berwarna  putih dan mengenakan kain sarung itu melirik ke arah yang dilihat oleh Yusuf temannya. Namun ia tak melihat apapun selain jalanan karena Mesya sudah lama pergi.

"Tidak ada!! Ayok kita pergi"

Yusuf merangkul temannya dan segera mengajaknya untk pergi. Namun sekali lagi Yusuf menoleh ke arah belakang dan melihat bayangan Mesya yang saat tersenyum bahagia menatap Sandi.

"Hey kenapa sih kamu ini Suf?! Apakah kamu melihat seseorang yang kamu kenal disana? Sepertinya kamu sangat penasaran banget. Apa ada perasaan yang mengganjal dihatimu?!"

"Aku rasa begitu..."

"Istigfar Suf, jangan terlalu risau memikirkan sesuatu yang belum jelas. Mending kamu pikirkan yang pasti-pasti saja, sebentar lagi kamu akan segera menikah dengan syifa, seharusnya kamu bahagia bukan?!"

"Aku tau Man, tapi aku benar-benar....."

Yusuf kembali menoleh ke arah belakang dan mengingat wajah Mesya yang terlihat mirip dengan sosok wanita yang selama ini ia cari selama tiga tahun lamanya.

"Kamu kenapa lagi sih Suf?! Sebetulnya apa yang kamu lihat?! Pohon mangga di depan belum berbuah juga tau"

Salman, semakin penasaran dengan temannya yang selalu menatap ke arah jalanan itu, karena Salman tak melihat apapun di tempat yang Yusuf tatap selain jalanan dan pohon mangga.

"Tunggu!! Kamu melihat tukang bubur di seberang jalan?! Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu lapar!! Ayok aku ajak kamu makan enak, jangan makan bubur nanti kamu gak akan kenyang" Ajak Salman yang merangkul Yusuf dan membawanya pergi.

Yusuf hanya termenung karena pikirannya dikuasai oleh Mesya yang baru saja ia temui. Sedangkan disisi lain Mesya yang melanjutkan perjalanannya terlihat tengah bercanda gurau sambil Sandi melajukan sepeda motornya.

Keduanya terlihat sangat bahagia, mereka memulai kisah cinta mereka yang sudah tertunda lama sejak lima tahun berlalu.  Keduanya menjalani kehidupan

masing-masing selama lima tahun, keduanya tidak mengetahui satu sama lain tentang apa saja yang telah mereka lalui selama lima tahun tersebut.

Mesya yang selalu besikap polos dan apa adanya itu nampak mulai membuka hatinya untuk mencintai Sandi bukan sebagai gurunya, melainkan sebagai suaminya. Sandi yang sejak lama sudah mencari cinta nya pun terlihat bahagia saat bersama dengan Mesya. Bahkan ia berani meminta Mesya untuk memeluk dirinya, sedangkan selama ini saja dia selalu merasa risih saat dekat dengan seorang wanita.

...****************...

Namun siapakah sosok pria bernama Yusuf yang bertemu dengan Mesya saat di Masjid???

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!