Siapa sangka aku akan bertemu dengan sosok pria seperti dia ? Memiliki wajah yang tampan, manis, hidung mancung dan alis tebalnya yang sangat membuat ku terpesona saat pertama kali aku dan dia bertemu. Namun, dibalik dia yang sempurna akan fisiknya, ada banyak kejadian yang membuat ku berfikir apa aku akan bahagia dengannya ?
Saat itu, aku tak menyangka bahwa dia akan melakukan perselingkuhan itu dibelakang ku. Aku marah, kecewa, benci, dan trauma yang besar menyelimuti ku. Aku dan dia bertengkar hebat dan mencari jalan keluar untuk masalah ini.
Jalan apa yang kami pilih untuk hubungan kami? Apa yang akan aku lakukan untuk menyelesaikan ini semua ? Penyebab apa yang membuat ini semua terjadi ?
Penuh pertanyaan bukan ?, maka ikuti kisah yang ada di dalam cerita ini ya teman-teman !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SeaSkyCoffe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah
Semenjak kejadian kemarin, aku mencoba untuk tidak mencari ataupun berkomunikasi dengan lawan jenis ku. Tapi ternyata, aku tetap tidak bisa meninggalkan kebiasaan lama ku sampai akhirnya aku diam-diam melakukannya kembali tanpa sepengetahuan dia.
" kaya nya aku gak bisa meninggalkan kebiasaan ku deh, terasa sesak kalau aku gak bersosialisasi sama siapapun. " ucap ku dalam hati.
" tapi dia gak pernah melarang ku bersosialisasi sama perempuan si, tapi kan jaman sekarang mana ada yang mau berteman online sesama perempuan. Kalau di real life mungkin ada aja, tapi kalau beda kota kayanya gak deh. Bodoh amat deh, sekalian cari hiburan kan dia sibuk kerja juga. Jarang ngasih waktu juga. " lanjut ku dalam hati.
" tingg... " bunyi notif pesan.
" aku di tempat biasa yang, sini ketemuan. " pesan nya.
Saat mendengar notif di handphone, paku langsung mengambil handphone ku dan mengecek siapa yang mengirimkan aku pesan. Ternyata tidak lain dan tidak bukan, cowok aku sendiri.
" owh bentar yang, otw. " balas ku.
Aku langsung bergegas ke depan dan langsung bertemu dengannya. Aku pun memeluknya dan dia pun mencium ku, kami mengobrol disitu dan memakan jajanan yang dia bawa untuk ku.
" yang ? " ucap ku.
" kenapa sayang ? Ada apa sayang ?? " jawab nya.
" kayanya kita gak bisa ketemuan diluar terus deh yang. Soalnya ibu sama ayah nanyain terus aku keluar ketemu siapa, tapi aku jawabnya ketemu teman sekolah karna dia minjam buku. " ucap ku.
" kenapa yang ?? Kok gitu ?? " tanya nya.
" gara-gara ada tetangga dan mbah ku kemarin liat kita berduaan disini. " jawab ku.
" owh iyalah yang, gapapa. Nanti kita ketemuan diluar aja. " jawab nya.
" iyala yang, ini kita gak bisa lama-lama karna takutnya ada yang lapor-lapor lagi. " ucap ku.
" okelah yang, aku pulang lah. Tapi sebelum pulang boleh lah kan yaa, di bawah situ. " jawab nya.
" beh yangg, mana bisa juga. Aku aja disini was-was kok kamu malah gini si, aku pikir kamu bakalan ngerti. " ucap ku kesal.
" sebentar aja bah yang, ayolah. " jawab nya.
Tanpa basa-basi dia membawa ku turun dan mengajak ku untuk melakukan itu dan yahh, kami melakukannya disitu bahkan dihari berikutnya pun kami masih melakukannya disitu. Sampai waktu dimana, paman ku melihat ku dan dia berduaan.
" kan, sudah aku bilang jangan di sini. Kenapa si kamu maksa banget buat kaya gini. " ucap ku.
" hais sebentar aja kah tuh, bukan pun lama. Sudahlah aku pulang, nanti aja lagi kita ketemu kalau gitu. " jawab nya.
" yaudah lah terserah. Cape aku. " ucap ku sambil menahan tangis.
Akhirnya aku pulang ke rumah, dalam keadaan Mbah ku mengobrol dengan ayah ibu ku. Ternyata, Mbah ku mengadu ke ayah ibu ku sampai-sampai aku seperti di sidang oleh mereka.
" naa, duduk dulu sini. Ayah mau ngomong. " celetuknya.
Aku yang sudah punya perasaan tak enak hati dan tetap memberanikan diri duduk didepan ayah ibu ku.
" betulkah kamu sering ketemu cowok di depan sana ? Ayah sama ibu dapat kabar dari keluarga sendiri, kamu ketemuan sama cowok didepan sana sampai di sentuh-sentuh. " lanjut ayah ku.
Tanpa berfikir panjang, aku langsung berbohong dan menentang apa yang Ayah ku barusan bicara.
" mana ada. Teman Ana aja itu, siapa juga yang bilang kaya gitu. " jawab ku marah.
" Mbah mu tuh ngeliat kamu berduaan sama cowok didepan sana. sampai katanya tetangga di depan sana liat kamu di pegang-pegang sama itu cowok. Ayah gak mau nuduh kamu, makanya ayah tanya sama kamu. Ayah sama ibu tuh percaya sama kamu, kami gak mau dengar apa kata mbah mu kan kamu tau sendiri mulut orang disini kaya apa. Kamu juga perempuan, sekarang gini aja. Kalau teman Ana ada mau pinjam buku atau apapun itu suruh kerumah, biar ayah sama ibu tau. Gimana ?? " jawab ayah ku.
" ibu tuh sudah lama dengar kabar kaya gini tuh naa, ibu sama ayah sampai di bilang gak bisa mendidik kamu. " celetuk ibu ku yang tiba-tiba menangis.
" ibu sama ayah gak mau sudah mukulin kamu karna kamu sudah besar. Kamu sudah tau mana baik mana buruk, tolong dijaga lah nama baik keluarga kita. Sudah cukup lah ayah sama ibu aja yang di jelek-jelekin sama keluarga sendiri. Kamu jangan sampai di sentuh-sentuh juga. " lanjut ibu ku.
Aku yang tidak kuasa melihat ibu ku menangis, dan menahan semua yang aku pendam sendirian selama ini. Aku tetap saja berbohong kepada mereka, bahwa semua nya salah. Walaupun sebenarnya apa yang mereka dengar itu benar.
" gak usah lah percaya omongan mereka, ayah ibu bilang percaya sama Ana kan ?? Yaudah Ana bilang itu salah. Itu gak benar, dia tuh cuma teman sekolah biasa. Gak usah menambahkan cerita lah. Sudahlah, males Ana liatnya. Ibu sama ayah tuh mana pernah percaya sama Ana makanya mengekang Ana kaya gini. " jawab ku sambil menahan tangis.
Akhirnya, aku langsung masuk ke dalam kamar dan nangis sejadi-jadinya. Aku tau apa yang aku lakuin ini adalah kesalahan yang besar, aku juga tidak pernah mau melakukan ini tapi aku juga tidak bisa menolaknya. Karna cuma dia yang bisa ngasih aku segalanya yang aku mau.
Bahkan sampai detik ini, aku tidak pernah memaafkan diri ku sendiri atas apa yang terjadi.
" yangg, aku pengen keluar dari rumah. Bawa aku keluar dari rumah. Aku gak suka tinggal disini. Mereka cuma sayang sama adik-adik ku. " pesan ku pada nya.
" kenapa yang ??? Kenapa ?? Ada apa ??? Kenapa baru aktif ?? " balas nya.
" aku habis di tanya sama ayah ibu, ibu sampai nangis dengar kabar soal kita berdua. Tapi aku tetap ngelak, kalau aku cuma ketemu sama teman sekolah. Aku gak suka tinggal disini yang, aku mau keluar dari rumah. Aku gak pernah betah dirumah. " jawab ku.
" tenang dulu yangg, tenang. Aku minta maaf udah ngelakuin ini sama kamu, harusnya aku gak ngelakuin ini ke kamu. Aku minta maaf yang, aku kerumah kamu sekarang ya ?? Kita jalan-jalan. " balas nya.
" jangan, nanti malah makin besar masalahnya. Udah gapapa yang, tapi yang jelas aku pengen keluar dari rumah ini. " jawab ku sambil menangis terisak-isak.
" iyaa sayang iyaa, nanti bakalan keluar dari rumah itu ya. " jawab nya.
Aku tak pernah tau, apa yang dia ucapkan itu adalah kebenaran atau hanya sebuah kata-kata untuk aku tenang. Terlepas dari itu semua, aku mulai stres memikirkannya. Aku mencari cara bagaimana ini bisa berakhir dan baru ku sadari ternyata aku bisa tetap bertemu dengan nya secara aman.
Aku harus berani membawanya terus-terusan ke rumah ku. Aku harus melibatkan dia disetiap urusan ku disini, itu satu-satunya cara. Sampai akhirnya, aku memberanikan diri melibatkan dia di segala urusan ku. Mulai menjemput dan menemani ku kemana aku pergi, bahkan aku memberanikan diri untuk jalan setiap hari dengan nya.
Sempat terjadi masalah sedikit, karna ayah ku yang tidak terlalu suka kalau laki-laki main kerumah. Tapi aku bisa mengatasi nya dengan melawan semua perkataannya, yang dimana dia menyuruh ku untuk membawa teman ku kerumah kalau ada perlu apapun dengan ku. Saat aku mengatakan hal itu ke ayah ku, ayah ku hanya terdiam dan setelah itu tidak pernah berkomentar apapun tentang aku dan Kak Pang.
Aku tak pernah betah dirumah, mungkin karna aku anak pertama dirumah itu sampai-sampai aku terlalu banyak diatur tanpa berfikir bagaimana perasaan ku. Padahal aku sudah kelas 2 SMK, tapi masih diatur selayaknya anak kecil. Itu membuat ku terkekang dan tersiksa.