"MAU MAIN PETAK UMPET NGGAK!!?"
"Dia bukan adikmu, Zoya. Dia itu Khhhkkk!!!"
Zoya merasa adiknya yang bernama Mia menjadi seperti orang lain, keanehan dan kejanggalan sering terjadi. Adiknya seperti memiliki dua kepribadian tanpa dirinya tau.
SEHARUSNYA Mia ikut mati terbunuh saat seluruh keluarga nya di bantai, tapi entah bagaimana caranya dia bisa selamat dan malah hidup dengan keluarga Zoya.
Kejadian aneh sering Zoya alami, sampai dia curiga dan merasa bahwa tubuh adiknya bukan adik nya saja yang mengendalikan. Lalu siapa yang mengendalikan MIA?? Rahasia atau misteri apa yang tidak Zoya ketahui??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS.7. JANGGAL.
Zoya sampai di rumah nya sudah lumayan larut, setelah memarkirkan motor nya dia pun masuk ke rumah. Seperti biasanya ayah dan ibunya sudah tidak ada di luar, mereka sudah beristirahat di kamar.
Zoya mencuci tangan nya lebih dulu baru lah setelah itu dia menyalakan kompor dan merebus air untuk dirinya mandi. Zoya tidak perduli itu larut malam atau apa, jika dia pulang dari kuliah dia selalu mandi dengan air hangat.
"Krek! Krek! Krek!"
Zoya tertegun saat mendengar suara seperti atap yang lagi - lagi berderit.
'Apa Mia kerasukan lagi?' Batin Zoya.
Baru saja Zoya hendak berbalik badan untuk naik ke kamar Mia, Mia justru sudah berdiri di belakang nya dan sedang menatap dirinya.
"Astagfirullah, lu ngagetin aja sih dek!" Ujar Zoya.
"Kak Yaya baru pulang ya?" tanya Mia.
"Iya, lu mau ke wc?" Tanya Zoya dan Mia mengangguk sambil tersenyum.
"Ya udah sono." Ujar Zoya. Mia pun berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Zoya masuk sebentar ke kamar nya untuk mengambil baju ganti dan handuk nya, setelah itu dia letakkan di kursi meja makan sambil menunggu air nya mendidih.
Tapi sampai air nya mendidih, Mia yang sebelumnya masuk kedalam wc tak juga keluar. Zoya pun mengetuk pintu nya..
"Tok! Tok! Tok!"
"Mia, kakak mau mandi.. udah belom." Ujar Zoya.
Tidak ada jawaban sama sekali dari dalam, yang terdengar hanya suara Mia sedang bersenandung. Tapi Zoya tidak bisa menggedor karena itu akan membangunkan orang tua nya.
"Mia, nggak lucu ya, kakak mau mandi udah capek banget." Ujar Zoya, dia kesal sekarang, sampai tiba - tiba..
"Kak Yaya ngapain?"
"DEG!"
Zoya terkejut, benar - benar terkejut. Dia yakin sekali Mia masih ada di dalam karena dia mendengar suara Mia sedang bersenandung, tapi ini.. Mia berdiri di belakang nya.
"Kak Yaya kenapa? Kok takut gitu?" Tanya Mia, dia juga ikut kebingungan sekarang.
Zoya tidak mengatakan apapun, dia langsung membuka pintu kamar mandi, dan.. tidak ada siapa - siapa di dalam nya. Zoya langsung kembali menatap Mia yang kebingungan.
"Lu dari mana?" Tanya Zoya.
"Dari kamar, tadi aku denger kakak manggil - manggil aku, jadi aku turun." Sahut Mia.
Zoya benar - benar tidak bisa berkata - kata, jika Mia baru saja turun.. lalu beberpa saat lalu yang masuk ke kamar mandi itu siapa? Dan yang tadi bersenandung itu juga siapa??
"Kak Yaya." Panggil Mia.
"A- em, ya udah lu naik aja ke atas. Kakak pikir lu di kamar mandi tadi." Ujar Zoya gugup.
"Kalo kakak takut Mia temenin aja di sini." Ujar Mia.
"Nggak apa - apa nggak usah, lu naik aja." Ujar Zoya, akhir nya Mia mengangguk dan dengan tatapan bingung dia berjalan pergi menaiki tangga.
'Gue yakin gue nggak mimpi, tadi Mia masuk kedalam kamar mandi.' Batin Zoya.
Akhirnya Zoya mandi dengan kilat, tidak ada kejadian aneh apapun setelah nya dan dia langsung masuk kedalam kamar lalu menutup seluruh tubuh nya dengan selimut dan terlelap..
Ke esokan harinya..
Zoya bangun dan saat di meja makan dia kaget melihat rambut Mia yang pendek, semalam dia belum terlalu memperhatikan Mia saking terkejut nya.
"Lu potong rambut, dek?" Tanya Zoya.
"Em, iya kak." Sahut Mia, Zoya melihat Mia yang terlihat sedih dan tidak nyaman.
"Makin cantik ya ma, lebih fresh liat nya." Ujar Zoya, dia tahu Mia tidak nyaman dengan rambut pendek nya.
Tapi setelah mendengar kakak nya memujinya cantik, senyum Mia pun terbit. Zoya juga melihat ada sedikit lebam di tangan Mia.
"Yaya, hari ini kamu anterin Mia, ya. Ayah beda arah soal nya, ayah harus ke kantor pusat." Ujar ayah mereka.
"Okay." Sahut Zoya, sama sekali tidak keberatan.
"Jangan kak, ntar kak Yaya telat kerja nya." Ujar Mia.
"Nggak bakal, kalo lu udah kelar sarapan, ayo jalan." Ujar Zoya dan Mia tersenyum senang.
Mereka berdua bangun dan saling berpamitan pada kedua orang tua mereka, setelah nya Mia mengekor Zoya keluar dari rumah. Mia terlihat begitu antusias seolah dia sangat ingin di antar kakak nya ke sekolah..
"Seneng yah?" Tanya Zoya dan Mia mengangguk.
"Iya kak, udah lama kak Yaya gak anter Mia sekolah." Ujar Mia, dan Zoya tersenyum.
Mereka memakai helm lalu pergi berboncengan dengan motor Zoya menuju ke sekolah Mia, sejujur nya Zoya adalah kakak yang baik, dia sangat menyayangi Mia sebelum - sebelum nya.
Tapi semenjak hari dimana dia sering melihat keanehan pada Mia yang tak lazim, Zoya mulai sering memarahi dan membentak Mia.
'Gue nggak ngerti kenapa gue sering marah sama Mia, dulu gue sayang banget sama dia padahal. Rasanya Mia yang ini bukan Mia adek gue, kadang gue ngerasa dia bukan Mia, tapi dalam wujud Mia.'
'Ya Allah, apapun itu.. tolong jaga keluargaku tetap utuh. Semoga keanehan - keanehan yang sering terjadi itu bukan pertanda apapun, semoga Mia.. semoga Mia tetap Mia adikku.' Batin Zoya lagi.
Tak lama mereka sampai di sekolah Mia, Mia turun dari motor dan wajah yang semula ceria itu berganti seperti sedih ketika melihat Karin dan beberapa teman nya. Zoya melihat itu, dan dia bisa menangkap kemungkinan apa yang sudah di alami Mia sampai rambut nya pendek.
"Mereka yang bikin rambut kamu jadi pendek, dek?" Tanya Zoya, Mia terkejut dan menatap Zoya.
"Enggak kok kak, aku potong rambut atas keinginan aku sendiri." Ujar Mia.
"Jangan bohong. Denger dek, kamu adalah satu - satunya yang bisa mengendalikan tubuh kamu, kamu pemilik nya dan orang lain tidak boleh mengambil alih dirimu. Kamu berhak melawan, kamu berhak membela dirimu sendiri, kamu berhak melindungi dirimu sendiri." Ujar Zoya.
"Mereka bukan ayah yang membiayai hidupmu, mereka bukan mama yang melahirkanmu, mereka nggak punya hak untuk menyakitimu apalagi bikin kamu seperti ini." Ujar Zoya, dan saat itu juga Mia menangis memeluk Zoya.
Mia menangis terisak - isak tanpa mengatakan apapun, Zoya tahu apa yang di lalui Mia pasti sangat berat sampai Mia menangis seperti itu. Zoya pun mengusap - usap punggung adik nya dan ikut sedih juga.
"Iya kak." Ujar Mia.
Setelah melerai pelukan nya, Zoya mengantar Mia masuk sampai kedalam. Zoya sudah minta ijin pada penjaga tapi Zoya tidak di ijinkan mengantar sampai ke dalam.
"Nggak apa - apa kak, Mia bisa sendiri ke dalam. Kak Yaya pergi kerja aja, ntar telat." Ujar Mia.
"Bilang kakak kalo ada yang ganggu kamu, okay?" Ujar Zoya dan Mia tersenyum mengangguk.
"Mia." Panggil suara anak laki - laki, Dewo.
"Dewo.." Mia tersenyum.
"Baru dateng? Yuk gue anter ke kelas." Ujar Dewo, Dewo belum sadar ada Zoya.
"Iya. Kak, Mia masuk dulu ya." Ujar Mia akhir nya, dan Zoya mengangguk.
"Eh, ini kakak lu?" Tanya Dewo, dan Mia mengangguk.
"Halo kak, aku Dewo temen nya Mia." Ujar Dewo memperkenalkan diri pada Zoya, Zoya pun tersenyum melihat betapa sopan nya Dewo.
"Zoya.. Dewo, kakak titip Mia yah.." Ujar Zoya, malah menitipkan adiknya pada Dewo.
"InshaAllah ya kak, hehehe.." Sahut Dewo dan Zoya tersenyum.
"Dah sana kalian masuk, udah telat." Ujar Zoya, Mia salim tangan lebih dulu dengan Zoya barulah dia pergi masuk ke dalam dengan Dewo.
Zoya hanya tersenyum saja melihat adiknya jalan dengan Dewo, Zoya yakin adiknya tidak akan melanggar perintah nya untuk tidak berpacaran di sekolah. Setelah Mia sudah tidak terlihat, Zoya pun pergi dengan motor nya menuju ke cafe tempat nya bekerja.
'Tidak ada yang boleh menyakiti aku..' Batin Mia.
...BERSAMBUNG.....
masih nggak bisa move on dari Jingga 🤭🤭🤭