NovelToon NovelToon
Seseorang Yang Merubah Pandangan Hidupku

Seseorang Yang Merubah Pandangan Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Anime / Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hamdi Kun

dayn seorang anak SMA intorvert yang memiliki pandangan hidup sendiri itu lebih baik daripada berinteraksi dengan orang lain, tapi suatu hari pandangan hidupnya berubah semenjak bertemu dengan seorang gadis yang juga bersekolah di sekolah yang sama, dan disinilah awal mula ceritanya dayn merubah pandangan hidupnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hamdi Kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

dayn yang mulai berani melawan

Pagi ini aku berjalan menuju sekolah seperti biasa. Udara dingin menusuk kulit, tapi aku tidak terlalu peduli. Pikiran tentang rumor-rumor yang masih menyebar membuatku sedikit gelisah. Namun, aku mencoba mengabaikannya, seperti yang Rika dan Meira katakan. Aku tidak bisa terus bersembunyi.

Setibanya di kelas, tatapan-tatapan aneh kembali menyambutku. Aku sudah terbiasa dengan hal itu, jadi aku langsung duduk di bangkuku tanpa menghiraukannya. Suara bisikan dari beberapa murid terdengar samar di belakangku. Mereka mungkin masih membahas rumor tentang aku, Meira dan Rika. Aku memilih untuk fokus pada buku pelajaran di mejaku, meskipun sulit untuk benar-benar berkonsentrasi.

Tak lama kemudian, suasana di kelas berubah ketika Rika muncul di pintu. Semua murid langsung memperhatikannya. Ketua OSIS masuk ke kelasku? Itu jelas menarik perhatian. Biasanya, Rika hanya muncul saat ada pengumuman penting, tapi kali ini dia langsung berjalan mendekat ke arahku. Senyum tipis menghiasi wajahnya, seolah tidak peduli dengan perhatian seluruh kelas.

"Dayn, bisa kita bicara sebentar?" tanyanya lembut, namun cukup jelas untuk didengar semua orang di ruangan.

Aku hanya mengangguk pelan. Namun, sebelum aku sempat berdiri, beberapa murid mendekat dan menghentikan langkah Rika.

"Kenapa kamu repot-repot sama cowok seperti dia, Rika?" salah satu dari mereka, seorang anak perempuan dengan rambut kuncir dua, bertanya dengan nada sinis. "Dia kan cuma penyendiri. Apa bagusnya dia dibanding yang lain?"

Yang lain ikut menimpali, "Iya, kamu pantas sama orang yang setara, bukan... ya, seperti dia." Tatapan mereka mengarah padaku, penuh ejekan.

Aku bisa merasakan darahku berdesir. Aku tidak tahu apa yang lebih menyakitkan—kata-kata mereka atau kenyataan bahwa mereka benar-benar menganggapku serendah itu. Namun, sebelum aku sempat berpikir untuk merespons, Rika membuka suara.

"Kenapa aku suka atau tidak suka seseorang itu bukan urusan kalian," kata Rika tegas, tatapannya berubah dingin. "Kalian bahkan tidak mengenalnya. Bagaimana kalian bisa menilai seseorang hanya dari luarnya?"

Murid dengan kuncir dua tadi tampak tidak terima. "Tapi, Rika, kami hanya peduli. Kamu kan ketua OSIS. Orang-orang memandangmu sebagai panutan. Bukannya kami nggak suka, tapi kamu terlalu baik untuk seseorang seperti dia."

Rika mendengus kecil, lalu melipat tangan di dada. "Panutan? Kalau kalian benar-benar menganggap aku sebagai panutan, kalian harus belajar untuk berhenti menilai orang lain seenaknya. Kalian pikir kalian lebih baik darinya hanya karena dia pendiam? Itu cuma membuktikan kalau kalian yang sebenarnya tidak pantas menyebut diri 'lebih baik.'"

Seorang murid laki-laki ikut menyela. "Tapi, Rika, ini tentang reputasimu juga. Kamu nggak mau orang-orang mulai berpikir yang aneh-aneh, kan?"

Rika melangkah maju, membuat mereka sedikit mundur. "Kalau aku peduli soal apa yang orang lain pikirkan, aku tidak akan ada di sini sekarang. Aku tidak akan membuang waktuku untuk orang-orang yang hanya tahu bicara tapi tidak pernah benar-benar melakukan sesuatu yang berarti."

Ruangan menjadi sunyi sejenak, tapi kemudian anak perempuan tadi kembali berbicara, kali ini dengan nada lebih tinggi. "Tapi dia nggak punya apa-apa, Rika! Dia cuma penyendiri. Kamu punya banyak pilihan lain—"

“Cukup!” Suaraku terdengar lebih keras dari biasanya, menghentikan debat di antara mereka. Semua orang menoleh ke arahku dengan ekspresi terkejut. Aku bisa merasakan jantungku berdetak kencang, tapi aku tahu aku tidak bisa terus diam.

"Apa salahku sampai kalian memperlakukan aku seperti ini?" tanyaku, mencoba menjaga suaraku tetap stabil. "Apa karena aku pendiam? Karena aku berbeda? Kalian tidak punya hak untuk merendahkan aku atau siapa pun. Kalau kalian tidak suka, tinggalkan aku sendiri. Aku tidak pernah mengganggu kalian!"

Suasana kelas langsung membeku. Bahkan Rika tampak sedikit terkejut, mungkin tidak menyangka aku bisa berbicara seperti itu. Murid-murid lain hanya berdiri diam, bingung harus mengatakan apa. Salah satu dari mereka akhirnya bergumam pelan, "Y-ya, maaf... kami nggak bermaksud..." Lalu mereka pergi, meninggalkan aku dan Rika berdiri di tengah kelas.

Rika mendekat, menatapku dengan senyum penuh rasa bangga. “Dayn... aku nggak nyangka kamu bisa bicara seberani itu.”

Aku menunduk, merasa malu setelah semua yang terjadi. “Aku hanya... nggak ingin kamu selalu membelaku sendirian.”

Rika tersenyum lebih lebar. “Aku senang kamu mulai melawan, Dayn. Kamu lebih kuat dari yang kamu pikirkan.”

Ketika aku kembali duduk, suasana kelas terasa berbeda. Beberapa murid masih menatapku, tapi kali ini aku tidak terlalu peduli. Untuk pertama kalinya, aku merasa sedikit lega karena akhirnya aku berani melawan.

Pagi ini, aku belajar sesuatu: melangkah ke depan, meskipun kecil, adalah sebuah kemajuan.

episode 19 Bersambung....

1
Nurilah Purwanti
waduh gimana tuh nasib dayn masih nyari si meira
Nurilah Purwanti
kasian meira
Arul 2007
bagus bangettttt
Nurilah Purwanti
menarik ceritanya
Bunny Koo
❤️❤️❤️ Cerita jadi semakin hidup berkat tulisanmu thor!
Theros
Fakta kehidupan
Sandy
Pengen baca lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!