Di sarankan membaca novel pertama nya dulu yang berjudul "Terpaksa Menikah dengan Pembantu" biar lebih nyambung dan tau jalan cerita nya 🥳
.
.
Sejak Dimas menolongnya waktu ia hampir dilecehkan oleh preman, Chaca langsung jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.
Ditambah waktu ia tahu bahwa Dimas adalah kakak ipar dari sahabatnya dan ayah dari seorang pangeran kecil yang sangat menggemaskan bagi Chaca.
Chaca Aninditha yang memang sedari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu merasa iba dan sedih kala mengetahui Aiden anak dari Dimas juga memiliki nasib hampir sepertinya. Dan itu semakin menjadikan kan motivasi untuk terus membuat agar Dimas mencintainya.
Yuk ikuti kisah Chaca untuk mengejar cinta Om Duda...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceramah
"Tante disini ... " kata Aiden lirih setelah melepaskan pelukannya.
"Huum tadi tante Jenar telfon tante Chaca dan ngabarin kalau Aiden sakit." Kata Chaca lembut sambil mengusap rambut Aiden dengan lembut.
Chaca merasa sakit dan sedih kala melihat wajah Aiden yang biasanya ceria dan konyol kini tampak pucat dan sayu.
"Oh tante Jenar ... " ucap Aiden lagi dengan lirih seperti kecewa. Padahal Aiden berharap bahwa sang papi lah yang akan menjemput Chaca.
"Kenapa tadi tante marah marah sama papi?" Tanya nya lagi.
"Oh bukan marah sayang, Tante hanya hemm apa ya namanya pokoknya intinya tante lagi mau nyambungin kabel di otak papi kamu biar konslet nya gak berkepanjangan." Kata Chaca ambigu tapi Aiden mengerti dan sukses membuat Aiden tersenyum kecil.
"Kamu pasti belum makan deh. Makan yah tante suapin." Ujar Chaca lembut.
"No! Aiden sudah besar tante." Tolak Aiden.
"Masa sih udah gede? Tapi kenapa masih suka ngambek kaya anak kecil hem." Goda Chaca dengan menaik turunkan alisnya sambil tersenyum membuat Aiden cemberut seketika.
Dimas masih terdiam di tempatnya melihat kedekatan Aiden dan Chaca yang sedari tadi tanpa memperdulikan keberadaan nya.
Dimas tampak termenung kembali memikirkan ucapan Chaca. Bagaimana bisa Aiden langsung berubah seceria itu dan banyak berbicara dengan Chaca. Bahkan Tamara dan Jenar yang biasanya dekat dengannya pun tak bisa membujuk Aiden untuk makan. Sedangkan Chaca? Baru datang dan menawarkan diri untuk menyuapi Aiden saja langsung di tolak dan Aiden langsung makan sendiri tanpa di suruh dan di suapin.
Tanpa berkata Dimas segera pergi meninggalkan kamar Aiden dan langsung menuju kamar nya.
Namun saat Dimas membuka pintu dia kembali terkejut kala melihat Tamara, Jenar dan Bian tengah berdiri dengan telinga yang menempel di daun pintu. Tentu saja saat Dimas membuka pintu membuat ketiganya terhuyung hampir jatuh.
"Mamah!" Seru Dimas terkejut. Kalau Jenar dan Bian itu sudah biasa menurutnya tapi ini Tamara. Astaga.
"Hehehe" Tamara hanya terkekeh melihat wajah Dimas yang terkejut.
"Kak Dimas gak apa apain temen Jenar kan? Chaca masih utuh kan?" Tanya Jenar dengan tatapan mengintimidasi.
"Kamu fikir aku apaan bisa buat temen kamu gak utuh lagi. Dikata aku kanibal apa." Kata Dimas kesal.
"Ya abisnya kak Dimas tadi marah marah begitu mukanya serem banget mana main tarik tarik aja lagi tanpa permisi. Itu temen Jenar anak manusia bukan anak kambing." Kata Jenar juga kesal kala mengingat perlakuan Dimas tadi.
"Tau tuh." Kata Bian ikut ikutan membuat Dimas langsung menatap tajam ke arah Bian.
"Kak Dimas gimana rasanya abis di ceramahin sama Chaca? Nikmat gak? Gak sampe budeg kan kuping nya? Gimana hatinya tersentuh gak? Otaknya langsung konect gak? Chaca emang begitu orang nya kak, kalau ngomong suka ceplas ceplos suka bener dia tuh kalau ngomong. Jadi dengerin aja kalau dia ngomong apapun jangan di masuki jantung." Kata Jenar panjang lebar membuat Dimas lagi lagi harus menghela nafasnya panjang.
"Jenar benar Dim, mama juga penasaran bagaimana perkataan Chaca tadi masuk gak ke otak kamu? Mama berharap otak kamu bisa konect dan bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah." Kata Tamara ikut menambahkan ucapan Jenar.
"Bian gak mau ikut nyeramahin abang, Cukup dua wanita eh tiga wanita itu mewakili apa yang ingin Bian ucapkan untuk Bang Dimas. Cukup sekali abang melakukan kesalahan dulu, jangan sampai abang buat kesalahan lagi. Pikirkan si anak tuyul dia juga sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu tapi yang jelas bukan mak lampir itu yang jadi ibu nya. Bian dukung si kunyuk Chaca buat jadi emak tuyul." Kata Bian panjang lebar membuat Dimas menatap Bian lagi dengan tatapan lebih tajam.
Bagaimana tidak kesal coba. Bian bilang tidak akan ikut menceramahinya tapi apa yang barusan ia dengar, Khotbah. batin Dimas.
Tanpa menjawab semua pertanyaan dan ucapan ketiga orang di depan nya itu Dimas langsung pergi sebelum otaknya benar benar pecah mendengarkan ceramah dari empat manusia menyebalkan menurutnya.
.
.
.
Hohohoho adakah yang mau nambahin ceramah buat om Duda biar pintu hatinya terbuka 🙊😂😂💃💃💃
Ah iya ternyata banyak yang penasaran sama sosok Valak, nih mommy kenalin buat semuanya 🙊