Mila Agatha telah menjalani 11 tahun pernikahan penuh dengan cinta dari suaminya, namun tidak ada rumah tangga tanpa ujian. Pernikahan yang ia jalani terasa hampa tanpa kehadiran seorang anak di antara mereka, berbagai macam cara sudah ia lakukan namun nihil.
Hingga suatu hari ia harus menerima suatu kenyataan pahit yang membuatnya begitu terluka.
Akankah Mila sanggup untuk melewati ujian pernikahan yang ia jalani?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Setelah beberapa saat Mila tak sadarkan diri kini ia pun membuka matanya, berada di tempat yang begitu asing baginya.
"Dimana aku?" tanya Mila sambil memijit pelipisnya yang masih terasa sedikit pusing. Ia pun berusaha untuk mengingat kejadian beberapa saat yang lalu, sebelum ia jatuh tak sadarkan diri.
"Kau sudah bangun rupanya!" Ucap suara pria yang begitu asing di telinga Mila, ia pun langsung melihat ke arah dimana suara itu berasal.
Mila menatap pria yang berada di hadapannya dengan sedikit kagum dengan ketampanan dan kewibawaan pria itu, namun detik berikutnya Mila menundukkan kepalanya saat melihat tatapan elang yang begitu mematikan.
"Kenapa kau tidak menjawabku?" tanya pria itu dengan nada dinginnya.
"Saya sudah baik-baik saja tuan, maaf bila saya sudah merepotkan anda.'' Jawab Mila sambil terus menundukkan kepalanya.
Pria itu hanya melirik sekilas dengan tatapan penuh kebencian pada wanita yang ada di hadapannya, "Dengar aku menerima mu untuk menjaga dan melayani putraku karena dia menyukai mu, tapi kau jangan bermimpi untuk menjadi ratu di rumah ini." Sahut Ravindra dengan sarkas. Lalu ia pun meninggalkan Mila begitu saja tanpa memberikan penjelasan apapun lagi.
Setelah mendengar suara pintu tertutup Mila pun mulai mengangkat wajahnya, ia sedikit kebingungan dengan apa yang di katakan Ravindra padanya. "Apa maksud pria itu, mengapa dia mengatakan hal seperti itu padaku?" tanya Mila dalam hatinya.
Disaat Mila sibuk dengan pemikirannya tiba-tiba ia dikejutkan oleh tangan yang melingkar di pinggangnya. Mila pun langsung melihat ke arahnya. melihat tangan kecil yang melingkar begitu erat memeluk pinggang mila. pandangannya pun kini berpindah pada malaikat kecil yang sedang tertidur pulas dengan wajah damainya.
"Bukankah dia anak yang pernah memanggilku mommy saat di taman itu?" gumam Mila sambil terus menatap wajah bocah tampan yang sedang tertidur pulas di sampingnya.
Mila tersenyum dan ikut tertidur di samping Kenzo kini ia pun mulai mengelus rambut keriting kenzo dengan penuh kasih sayang. "Maaf aku lupa dengan janjiku untuk bertemu denganmu lagi anak tampan."
Elusan tangan Mila kini membangunkan Kenzo dari tidur pulasnya. "Mommy!" seru Kenzo sambil menatap wajah mila dengan mata yang berbinar.
"Anak tampan apa aku membangunkan tidur mu?" tanya Mila sambil mencolek hidung kecil Kenzo.
Kenzo menggelengkan kepalanya dan langsung memeluk mila menyalurkan rasa rindu yang sudah beberapa hari ia tahan, "Mommy aku merindukan mu, jangan tinggalkan aku lagi." Pinta Kenzo lirih, namun masih dapat di dengar jelas oleh Mila.
Mendengar perkataan Kenzo membuat hati Mila begitu senang karena untuk pertama kalinya ia mendapat pelukan hangat malaikat kecil yang memanggilnya mommy. Namun perkataan pria yang ia temui beberapa saat yang lalu menyadarkan mila dari posisinya saat ini.
"Sadarlah Mila kau hanya perlu mengurus dan menjaganya saja walaupun dia memanggil mu mommy, tapi kau bukanlah ibu kandungnya kau hanya bekerja di sini. Dan ingatlah sampai kapanpun kau tidak akan pernah mendapatkan seorang anak karna kau wanita yang tidak normal dan tidak bisa mengandung. Dan karena hal itulah suamimu lebih memilih wanita lain dan membuang mu begitu saja.
Mila terus menyadarkan dirinya agar tidak bermimpi terlalu jauh untuk menjadi seorang ibu. karena segala kekurangan yang ia miliki saat ini.
"Mommy apa kau menangis'' Tanya Kenzo saat menatap mata mila yang memerah dan sedikit basah.
Mila terseyum dan menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa aku hanya terkena debu saja" bohong mila, "Tuan kecil apa kau perlu sesuatu"
Pertanyaan Mila membuat Kenzo merasa tidak senang saat mila memanggilnya tuan kecil, Mila sedikit kebingungan saat melihat raut wajah Kenzo yang berubah cemberut padanya.
"Ada apa, apakah aku salah berbicara?" Tanya Mila dengan lemah lembut.
Dengan cepat Kenzo pun Langsung menganggukkan kepalanya.
"Kenapa?"
"Karena aku tidak suka jika mommy memanggilku dengan sebutan itu." Jawab Kenzo dengan melipat kedua tangannya di dada sambil mencebikan bibirnya.
Mila tertawa kecil melihat tingkah menggemaskan bocah tampan itu. ''Baiklah aku tidak akan memanggilmu tuan kecil lagi jadi aku harus memanggilmu apa ya?" Mila mulai berpikir sambil mengetuk-ngetukkan jari di keningnya.
Sementara Kenzo masih menunggu Mila untuk berpikir, Dan tanpa mereka sadari sedari tadi ada seseorang yang memantau gerak-gerik mereka melalui cctv.
*
*
Riri kini berada di cafe untuk menunggu seseorang sambil menenangkan hatinya. Ia merasa sangat bersalah kepada Mila, wanita yang kini sudah menjadi mantan kakak iparnya.
"Maafkan keluargaku kak yang selalu berbuat jahat pada mu, kau adalah wanita baik aku harap kau cepat mendapatkan pengganti kakakku yang bisa menyayangi dan mencintaimu menerima semua kekurangan dan kelebihan mu kak. Karena kau juga berhak untuk bahagia.''
"Sayang apa yang sedang kau pikirkan?"Tanya seorang pria yang tiba-tiba muncul di hadapan Riri, dan membuat Riri pun sedikit terkejut karena nya.
"Apa kau sedang melamun sayang?" tanya pria itu kembali.
Riri hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Ada apa coba ceritakan padaku?"
"Kakak dan kakak ipar kini sudah resmi berpisah"
"Lalu," Sang pria menyatukan kedua tangannya di depan dagu sambil mengangkat sebelah alisnya, tanda tak mengerti dengan apa yang sedang kekasihnya bicarakan.
Riri menghela nafas panjang dan kini menatap pria yang berada di hadapannya dengan sedikit gemas. "Sayang aku sedang membicarakan tentang hubungan kakakku dan kakak iparku kenapa kau tidak mengerti juga."
"Iya lalu aku harus bagaimana?"
"Kau tidak perlu melakukan apapun!" Ucap Riri dengan ketus. Kemudian ia pun mulai menatap ke arah lain di cafe itu, kini pandangan Riri pun melihat ke arah wanita yang ia kenal sedang bergandengan tangan dengan seorang pria meninggalkan tempat itu.
"Bukankah itu wanita yang sudah menghancurkan pernikahan kak Mila dengan kakakku, dan siapa pria yang bersamanya jelas dia bukan kak Hendra?"
"Sayang kau sedang melihat apa sih?" tanya Juna saat melihat kekasihnya kini terus memandang ke arah luar.
"Aku harus pergi sekarang nanti Kita bertemu lagi oke!" Riri pun langsung mengambil tasnya dan meninggalkan Juna begitu saja di tempat itu.
"Sayang tunggu, kau tak bisa langsung meninggalkan ku begitu saja disini. Aku ikut denganmu." Juna pun mengejar kekasihnya karena ia sangat penasaran dengan apa yang membuat kekasihnya pergi begitu saja meninggalkan nya.
Namun Riri Terus bejalan dan sedikit berlari meninggalkan cafe tersebut tanpa menghiraukan panggilan kekasihnya.
"Sayang sebenarnya ada apa, coba ceritakan padaku" Tanya Juna saat ia berhasil mengejar kekasihnya.
"Nanti saja aku ceritakan padamu sayang sekarang kita cepat kejar mobil itu." Tunjuk Riri pada mobil hitam yang sedikit menjauh dari tempat mereka berada saat ini.
"Ayo" Juna pun langsung memegang tangan kekasihnya untuk masuk ke dalam mobil dan Mulai mengejar mobil yang di tunjuk oleh sang kekasih.
Bersambung.