Pertemuan tidak sengaja antara Claire dan Sean di sebuah hotel membuat mereka memiliki hubungan rumit. Pertemuan singkatnya dengan Claire meninggalkan kesan buruk di mata Sean.
Suatu hari mereka dipertemukan kembali dalam sebuah perjodohan. Sean harus menerima perjodohan yang diatur oleh kakeknya dengan gadis desa yang miskin tanpa bisa menolaknya. Tanpa Sean dan ibunya tahu bahwa sebenarnya Claire berasal dari keluarga konglomerat.
"Suatu hari nanti kau akan menyesal karena sudah memperlakukan aku seperti ini." -Claire
"Claire, sebentar lagi, Sean akan membuangmu." -Helena
"Kau adalah istriku, jangan pernah lupa itu." -Sean
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jiriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta Penjamuan
Sean terdiam beberapa saat, setelah itu berkata, "Semuanya terserah pada istriku." Mata Claire membesar, detik kemudian tangannya disentuh oleh Sean, "bagiamana Sayang, apa kau masih mau menginap di sini?"
Sebelum menjawan, Claire melirik pada tuan Sam yang sedang menunggu jawaban sambil menatap ke arahnya. "Iyaa, tidak ada salahnya jika kita menginap di sini lagi," jawab Claire sambil tersenyum paksa pada Sean.
Wajah tuan Sam seketika menjadi cerah setelah mendapatkan jawaban memuaskan dari cucu menantunya. "Kalau begitu, nanti malam pulanglah cepat. Aku akan mengadakan makan malam bersama dengan keluarga besar kita sebagai perayaan masuknya Claire dalam keluarga kita."
"Maaf Kakek, aku tidak bisa. Aku ada pertemuan penting dengan rekan bisnisku nanti malam," ucap Sean sambil berdiri.
"Baiklah, kita adakan lain waktu saja kalau begitu."
"Aku akan berangkat sekarang."
"Aku akan mengantarkanmu ke depan." Claire mengikuti langkah Sean dari belakang. Ibu Sean hanya melihat kepergian anaknya dan Claire tanpa berbicara apapun.
Setibanya di depan, Sean menoleh ke belakang saat Claire memanggilnya. "Ada apa?"
Claire berdiri tepat di hadapan Sean setelah dia membalik tubuhnya. "Apa aku boleh menggunakan ruang kerjamu sebentar?"
Sean tidak langsung menjawab, melainkan menatap Claire selama beberapa detik.
"Aku ingin mengerjakan sesuatu, tetapi aku tidak membawa laptop ke sini," terang Claire lagi saat melihat Sean masih diam.
"Jangan menyentuh barang-barangku yang lain," ucap Sean pada akhirnya.
"Iyaaa," jawab Claire.
"Kalau begitu, aku pergi."
Claire mengerutkan kening ketika mendengar Sean berpamitan padanya, apalagi suaranya terdengat sangat lembut. Meskipun heran, dia tetap mengangguk. Belum hilang keheranan Claire, dia sudah dibuat terkejut ketika Sean melingkarkan tangan pada pinggangnya lalu tiba-tiba menarik dirinya mendekat ke arahnya.
"Cupps." Satu kecupan mendarat di kening Claire. Untuk beberapa saat, Claire tertegun. Matanya mengerjap beberapa kali dengan wajah terkejut.
Melihat Claire mematung, Sean kemudian membungkuk lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Claire. "Kakek sedang mengawasi kita dari dalam. Jangan menoleh, berpura-pura saja tidak tahu," bisik Sean, kemudian menjauhkan mulutnya dari Claire tanpa melepaskan tangannya dari pinggang Claire sambil memasang senyum palsu pada istrinya, "aku berangkat dulu."
Claire mengangguk. "Baiklah, hati-hati. Beritahu aku kalau kau sudah sampai di kantor." Claire berjinjit dan memberikan kecupan di pipi suaminya sebagai balasan dari kecupan Sean padanya tadi.
"Ya." Sean menarik tangannya dari pinggang Claire lalu berjalan menuju mobilnya. Setelah mobil Sean sudah jauh, Claire berbalik masuk ke dalam. Saat dia tiba di ruang tamu, dia melihat kakek Sean sedang duduk di sofa.
"Claire, kemarilah." Tuan Sam meminta Claire untuk duduk di sampingnya.
"Ada apa, Kakek?" tanya Claire sambil berjalan ke arah tuan Sam.
"Apa hubungan kalian sungguh baik-baik saja? Apa Sean sungguh memperlakukanmu dengan baik?"
Sebelum menikah, Sean terlihat sangat tidak menyukai Claire, tetapi sekarang, melihat sikap lembut Sean pada Claire membuat kakeknya sedikit menaruh curiga. Dia takut kalau mereka hanya berpura-pura di depannya.
Claire memegang tangan Kakek lalu menggenggamnya. "Kakek, hubungan kami memang awalnya tidak baik, tetapi seiring berjalannya waktu, hubungan kami semakin dekat dan baik-baik saja. Sean sangat memperhatikan aku."
Mendengar penjelasan dari Claire, membuat hati tuan Sam sedikit lega. "Kakek hanya takut kau tidak bahagia dengan pernikahanmu."
Claire tersenyum lembut pada tuan Sam. "Kakek, tidak perlu khawatir. Aku sangat bahagia bisa menikah dengan Sean."
Selesai berbicara dengan tuan Sam, Claire pergi ke ruang kerja Sean. Dia menghidupkan laptop Sean setelah dia duduk kursi. Saat laptopnya menyala, Claire tertegun saat melihat wallpaper pada laptop tersebut. Claire terdiam selama beberapa detik sambil memandangi wajah pada layar laptop itu.
Seketika dia merasakan matanya memanas dan rasa nyeri menyebar di sekitar dadanya. Tidak mau terbawa suasana, Claire akhirnya menarik napas panjang lalu menghembuskannya napasnya dengan pelan kemudian sibuk dengan laptop Sean.
Setelah selesai, Claire maraih telpon lalu menghubungi seseorang. "Carl, bantu aku selidiki seseorang."
Dilain tempat, Sean yang sedang duduk di meja kerjanya, menatap serius pada layar ponselnya yang sedang menayangkan vidio rekaman CCTV pada ruangan kerjanya yang ada di kediaman utama. Di sana terlihat Claire sedang menatap ke arah layar laptopnya.
Tatapan Sean yang semula tenang berubah menjadi dingin ketika melihat Claire meraih salah satu foto yang ada di meja kerjanya sambil menghubungi seseorang.
"Permisi CEO Sean, sebentar lagi rapat akan dimulai," ucap Lea membuyarkan lamunan Sean.
Sean mengangkat kepalanya. "Hhhmm." Kemudian menaruh ponselnya di saku jas lalu berjalan ke arah luar.
******
Esok harinya pagi-pagi sekali, setelah berpamitan pulang, Sean mengantarkan Claire kembali ke apartemennya. Sebelum turun dri mobil Claire menoleh pada Sean. "Apa malam ini kau akan pulang?" Setelah pindah ke apartemen, Sean memang tidak pernah menginap di sana. Entah dia tinggal di mana, Claire juga tidak tahu yang pasti bukan di kediaman utama.
"Ada apa?"
"Kakek dan ibu meminta kita untuk datang ke sebuah acara jamuan makan malam sebagai perwakilan dari keluarga Louris," jawab Claire, "Kalau kau sibuk, aku bisa pergi sendiri," lanjut Claire lagi saat melihat Sean hanya diam. Setelah mengatakan itu, Claire membuka pintu lalu keluar dari mobil tanpa menunggu jawaban dari Sean.
Sebenarnya tanpa bertanya pun Claire sudah tahu apa jawab dari Sean. Berdekatan dengannya saja dia tidak suka, apalagi menghandiri acara besar seperti itu.
Malam hari, Claire menghadiri pesta jamuan yang diadakan di sebuah hotel ternama. Sebelum ke pesta, tentu saja dia pergi ke salah satu butik terkenal kemudian pergi ke salon. Ibu mertuanya sudah mengingatkannya untuk berpenampilan dengan baik agar tidak mempermalukan keluarga Louris.
Setelah masuk ke dalam pesta, Claire sengaja mencari tempat yang jauh dari keramaian. Dia tidak ingin menarik perhatian, meskipun semenjak dia masuk, beberapa pasang mata terlihat mengikuti kemana langkahnya pergi.
Penampilan Claire malam ini memang terlihat sangat cantik. Dia memakai gaun off-shoulder yang menampakkan bahu putih dan leher jenjangnya. Penampilan Claire yang seperti itu, tentu saja menarik banyak perhatian. Beberapa orang terlihat berbisik, menanyakan dari keluarga mana dia berasal.
Jamuan makan malam itu dihadiri oleh orang penting dan semua kalangan atas di kota S, tentu saja mereka rata-rata sudah saling mengenal. kedatangan Claire membuat mereka heran karena ini pertama kalinya mereka melihat Claire.
Claire sebenarnya merasa kalau beberapa dari mereka sedang memperhatikannya, tetapi dia memilih untuk mengabaikannya. Saat dirinya sedang berdiri di depan meja panjang yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman,, seseorang menghampirinya.
"Nona Claire, aku tidak menyangka akan bertemu lagi denganmu di sini."
Suara yang sedikit familiar membuat Claire menoleh ke samping. "Tuan ...." Claire terlihat berusaha untuk mengingat di mana dia bertemu dengan orang tersebut.
"Felix, itu namaku," ucap Felix sebelum Claire berhasil menyebut namanya, "apakah wajahku terlalu biasa sehingga sulit untuk bisa diingat olehmu? Sepertinya pertemuan kita waktu itu tidak berkesan sama sekali untukmu, padahal aku mengingatmu dengan jelas." Feli berpura-pura menampilkan wajah kecewanya.
"Maaf Tuan Felix. Ingatakanku memang kurang bagus," ucap Claiire sambil terenyum canggung.
"Aku hanya bercanda." Felix meraih gelas yang berisi minuman alkohol yang berada di samping kanannya dengan satu tangan yang berada di dalam saku lalu menyesap minuman itu, setelah itu berkata, "Apa kau adalah cinderela seperti yang ada cerita dongeng yang akan berubah setelah jam 12 malam?"
Claire mengerutkan kening karena tidak mengerti maksud dari perkataannya. "Penampilanmu saat ini, sangat berbeda jauh ketika pertama kli kita bertemu," jelas Felix lagi ketika melihat wajah heran Claire.
Malam itu, penampilan Calire memang berantakannya, bajunya kotor, rambutnya basah dan terlihat berantakan. Penampilannya malam itu terlihat sangat menyedihkan.
Claire yang baru mengerti maksud dari perkatan Felix seketika tersenyum. "Malam itu, terjadi sesuatu denganku sehingga penampilanku terlihat sangat kacau.," terang Claire, "aku ucapkan terima kasih sekali lagi karena sudah menolongku."
Felix kembali menyesap minuman yang ada di tangan kananannya setelah itu berkata, "Maaf karena tidak bisa menunggu sampai kau jemput oleh keluargamu."
"Tidak masalah."
"Kau datang ke sini dengan siapa? Dari mana keluargamu berasal? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya di pesta penjamuan seperti ini sebelumnya?"
Bersambung...
suka semua watak2 dalm novel ini... perannya
clair biar d tindas tp tidak lemah.happy ending.
semoga terus succes berkarya thor