pada zaman dahulu kala, di semenanjung barat. terdapat sebuah kerajaan bernama kerajaan kamra, kerajaan itu di pimpin oleh bala kamra dan istrinya bernama Dwi kamra.
suatu hari, Dwi kamra melahirkan seorang anak bernama Ruy kamra, ia memiliki 3 kepribadian yang berbeda. sehingga, Ruy kamra di anggap ancaman oleh pamanya yang bernama Aden kamra. ia di buang oleh pamanya, yang di bantu istrinya ayu kamra. ia meminta bantuan penyihir kerajaan. mereka bekerja sama, untuk membuang Ruy kamra yang masih kecil itu, di sebuah hutan rimbun yang jauh dari kerajaan.
bagaimana kelanjutanya ?
apakah ruy kamra berhasil kembali ke kerajaan ?
simak novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Rifa'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan Yang Di Nanti
Pada siang hari itu. Tora yang baru saja pulang mengantarkan den anyar, ia membawa 2 pedang di tanganya, Ia berjalan dengan wajah yang lesu dan duduk bersama mereka.
"Ruy, den anyar memberikan pedang ini, untuk kita berlatih." ucap Tora dengan mata berkaca-kaca.
"kenapa wajahmu lesu sekali." ucap Dewi sanca.
Tora terdiam.
Ruy kamra memperhatikan wajah Tora yang lesu. Ruy kamra lalu berbicara kepada sin. "ia pasti merasakan kehilangan den anyar."
"sudahlah, kita fokus latihan saja. Bukankah, kau sudah berjanji kepadanya, jika kamu harus menjadi kuat." ucap sin tersenyum.
"aku bersumpah, akan berlatih dengan bersungguh-sungguh." ucap tora mengacungkan pedang itu di udara.
Ruy kamra dan Tora beranjak dewasa.
5 tahun kemudian.
Ruy kamra, Tora dan Dewi sanca sudah bertambah dewasa. Usia Ruy kamra sudah menginjak 20 tahun bersama Tora, sedang kan Dewi sanca, ia sudah menginjak umur 25 tahun. Tora tak seperti dulu, ia lebih berani dan gagah.
Ruy kamra sudah berlatih bertahun-tahun. menguasai teknik berpedang, Ia menciptakan gerakan tarian indahnya sendiri, sedangkan Tora, ia telah menguasai teknik pukulan api. ia telah mahir menguasainya, Tora tak seperti dulu, lambat laun, ia merubah sedikit sifat cerobohnya, sekarang ia lebih berani dan gagah.
Tora menembakan api beruntun. "Ruy awas !" teriak Tora.
puluhan bola api yang terbang di udara. ingin menghantam Ruy Kamra, Ruy kamra menarik sarung pedang yang berada di pinggang nya. Ia melakukan tarian pedang api, Ia menangkis semua bola api yang di lancarkan tora.
"bagus !" ucap sin.
Dewi sanca di sibuk kan membantu nenek Yuni, setiap hari ia membantu memasak dan membersih kan gubuk.
"Ruy..Tora..sin..makanan sudah siap." teriak Dewi sanca.
Mereka semua bergegas pergi. menuju gubuk dan makan bersama. nenek yuni sudah semakin tua, ia jalan membungkuk dan sering sakit-sakitan, Dewi sanca lah yang merawat nenek Yuni sepenuh hati. Terkadang jin hutan ikut membantu mereka, membawa hewan buruan.
kerinduan Ruy kamra kepada cut Fatimah semakin mendalam. Ia ingin bertemu dengannya, ia berencana akan pergi ke desa cut Fatimah bersama sin, Tora dan Dewi sanca.
Ruy kamra termenung. Tiba-tiba, ia di kagetkan dengan Dewi sanca. "Ruy, apa yang kau pikirkan ?" ucap Dewi sanca
"aku ingin menepati janjiku kepada den anyar. 5 tahun yang lalu, kalo aku sudah semakin kuat aku akan mengunjungi mereka." ucap Ruy kamra.
"ha.. Benar juga, untung kau mengingatnya Ruy." ucap Tora.
"tuan, aku ikut bersamamu." ucap sin.
"maaf aku tak bisa, aku lebih baik menjaga nenek Yuni." ucap Dewi sanca.
mendengar itu, Ruy kamra tersenyum kepada Dewi sanca. "baiklah. tolong jaga nenek Yuni ya"
Mereka be 3 sepakat. setelah sekian lama berlatih, mereka melanjutkan perjalanan kembali. Ruy Kamara, sin dan Tora. Ia meminta izin kepada nenek Yuni untuk pergi ke desa cut Fatimah dan den anyar.
"bagaimana lagi. nenek tak bisa memaksakan kalian, kalian sudah beranjak dewasa sekarang. Pergilah, nenek hanya bisa mendoakan kepada dewa, yang terbaik untuk kalian ber 3." ucap nenek Yuni.
Keesokan harinya, mereka bergegas pamit. pergi menelusuri hutan dan ke sebrang sungai besar, mereka melalui jalan setapak.
"aku ingat, waktu dulu mengantarkan den anyar ke sini." gumam Tora.
Mereka terus berjalan melewati lembah mengikuti arah peta yang pernah den anyar berikan kepada Ruy kamra. Di tanah lapang dekat perbukitan mereka melihat seseorang wanita yang cantik, memakai pakaian tertutup berwarna hitam. Tora berlari segera menujunya.
"hey nona !" teriak Tora.
sontak, perempuan itu terkejut dan mengacung kan pedangnya. "kau siapa ? jangan mendekat !" teriak wanita itu.
Wanita itu menyerang Tora dengan tebasan pedangnya, dengan cepat Tora menangkis nya dengan satu pedang.
"pedang itu !" gumam wanita itu terkejut.
"Hey, apakah kau kenal den anyar." ucap Tora.
Sontak wanita itu terkejut. Tora tak mengetahui, jika dirinyalah den anyar. Den anyar mengeluarkan tarian pedang bunganya
ia menyerang Tora dengan tebasan bunga yang harum. Tora tak tertipu, ia mengeluarkan jurus apinya, mengeluarkan api dari mulutnya dan membakar bunga-bunga itu.
sontak, Ruy kamran dan sin terkejut, Melihat bunga-bunga itu.
"hey. anyar ini kami." ucap Ruy kamra.
"wah kau benar den anyar, aku tak percaya bisa bertemu denganmu. sekian lama, kau makin berubah cantik. !" teriak Tora.
"maksudnya ? aku benar-benar tak mengenal kalian." ucap den anyar.
"wah.. Kau menipuku ya ?" teriak Tora.
Den anyar menyerang Tora tanpa ampun. Ia berputar menari dengan pedang. Mengeluar kan tarian ke 2 dan mengeluarkan serbuk sari bunga, tora dapat mengimbangi seranganya. Ia dengan cepat menangkis dan meniupkan api lagi dari mulutnya membuat serbuk sari bunga itu hangus.
"kau telah kuat sekarang Tora." gumam den anyar tersenyum.
"sial ! apa apaan dia, melupakan kami." gumam Tora kesal.
Den anyar mengeluarkan tarian ke 4. Ia mengeluarkan racun bunga halusinasi, mengalirkan ke pedangnya. Dengan cepat, den anyar melompat menghunuskan pedangnya ke arah Tora.
Tora lagi-lagi dapat mengimbanginya, ia menangkis, berputar dan menendang tangan den anyar. Seketika, pedang anyar terjatuh ketanah, Tora mengacungkan pedangnya ke leher den anyar.
"haha.. Bagus sekali Tora. " ucap den anyar tertawa.
"hah. Apa apaan maksudmu anyar." ucap sin terkejut.
"aku Memeng sengaja. aku ingin mengukur kehebatanmu saja, Kau sudah menepati janjimu, Kau sudah bertambah kuat sekarang." ucap den anyar tersenyum kepada Tora.
"kami semua merindukanmu den anyar." ucap Ruy kamra dan sin.
Den anyar terkejut melihat perubahan Ruy kamra. yang berwajah tampan dan gagah, ia seperti pangeran kerajaan.
"Kau Ruy ?" ucap den anyar tak percaya.
"iya ini aku dan sin." ucap Ruy kamra tersenyum.
"hey kenapa kau tak terkejut melihatku !" ucap Tora kesal.
"aku sudah terkejut melihatmu, kau sudah semakin hebat." ucap den anyar tersenyum.
mereka berjalan bersama-sama. menuju desa cut Fatimah, den anyar menanyakan sesuatu kepada Ruy kamra. "bagaimana keadaan nenek Yuni, di mana Dewi sanca.?" tanya nya.
"nenek Yuni baik-baik saja, ia menitipkan salam untukmu. ia tak ikut, Dewi sanca ingin menjaga nenek Yuni." ucap Ruy kamra.
"hey Ruy. bagaimana latihanmu selama 5 tahun tak bertemu denganku ?" tanya den Anyar.
"Nanti kau tau sendiri Anyar." ucap Ruy kamra.
Mereka segera tiba. dari kejauhan, mereka telah melihat gerbang menuju desa.
"tulisan apa yang ada di gerbang itu ? aku tak dapat membacanya." ucap Ruy kamra.
"itu adalah tulisan arab, desa ini bernama desa mubarokah. artinya, desa yang di berkahi." Ucap den anyar.
Ruy kamra Tora dan sin, mereka terus berjalan menuju di gerbang desa itu.
"tunggu !" ucap den anyar.
Mereka pun menghentikan langkahnya. "Ada apa ?" tanya sin.
"sin. rubah lah wujudmu seperti manusia, jangan sampai ada yang tau, jika kau sesosok bangsa jin." ucap den anyar.
Sin pun merubah wujudnya. Mereka Melanjutkan langkahnya menuju gerbang desa.
Ruy kamra, sin dan Tora agak terkejut. dengan desa itu, Mereka tak dapat membaca tulisan itu, semua wanita penduduk desa, mengenakan pakaian yang sama semua. menutup seluruh tubuhnya dan laki-laki memakai pakaian yang panjang dan memakai penutup kepala.
Tiba-tiba. Angin berhembus, aura dingin menusuk kulit mereka ber 3. seorang wanita cantik membawa pedang di pundaknya, ia berjalan menuju gerbang desa dan berkata.
"kau dari mana den anyar." ucap wanita itu.