Tidak mengandung unsur BL.
Patah hati membuat seorang pria tampan bernama Arsenio, merubah pandangan hidupnya menjadi menyimpang. Karena dia sudah tidak percaya lagi dengan adanya cinta tulus antara pria dan wanita.
Lamia, gadis cantik yang terpaksa menerima tawaran pernikahan dari seorang pria yang tidak dikenalnya sama sekali, hanya untuk terlepas dari hutang keluarganya.
"Aku akan membayar semua hutang dan menebus rumah peninggalan orangtuamu. Aku juga akan memberikan semua fasilitas mewah kepadamu. Asalkan kau manikah denganku sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Tanpa adanya kontak fisik diantara kita. " Arsenio.
"Aku tidak peduli berapa lama aku harus hidup denganmu, dan menjadi istrimu yang hanya kau manfaatkan untuk menutupi status g*ymu. Asal aku selalu berada di sisimu. Itu sudah cukup. " Lamia
Akankah Mia bisa merubah kepribadian Arsen dan membuatnya jatuh cinta kepadanya?
Novel ini hanya imajinasi othor semata.
Semoga kalian suka, dan kasih dukungan ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggil Aku Mama
"Kruuuk... kruukk... "
Terdengar bunyi perut Mia yang sedang berdemo dengan keras. Dia merasa malu dengan Bu Rima yang pastinya juga mendengarkan bunyi perutnya yang keroncongan di saat serius seperti ini. Bu Rima yang mendengarkan pun hanya menahan senyumnya.
"Apa kau lapar, Mia ? "
Mia mengangguk malu, Ah, benar-benar memalukan.
"Tadi sebelum ibu datang aku sedang memasak untuk makan siang , tapi semuanya aku tunda karena ingin melihat Siapa yang datang . Dan ternyata itu adalah anda ." ucap Mia jujur.
"Kalau begitu lanjutkan masakmu , Aku juga ingin merasakan bagaimana masakan calon menantuku . Kita makan bersama , makan siang yang hampir menjelang malam . Mungkin sebentar lagi Arsen juga pulang . " kata Bu Rima sambil memeriksa jam di tangannya .
"Kalau begitu saya permisi dulu , saya akan Menyiapkan makan malam untuk kita semua ."
"Ya Pergilah . Aku ingin melihat-lihat keadaan rumah ini karena sudah lama aku tidak kemari ."
Mia langsung beranjak ke dapur untuk menyelesaikan masakannya , sedangkan Bu Rima dia pergi ke lantai atas untuk memeriksa kamar anaknya. Apakah ada yang disembunyikannya selama ini? Walaupun dia tahu Apa yang dilakukan anaknya selama beberapa tahun terakhir . Tapi dia diam saja , dan mungkin ini saatnya dia bertindak . Karena Arsen akan bermain-main dengan sebuah pernikahan . Maka Bu Rima akan mengenalkan seperti apa pernikahan itu kepada anaknya, agar dia tidak terjerumus dalam persimpangan.
Terdengar sebuah mesin kendaraan berhenti di halaman rumah dan seorang pria tampan turun dari mobil itu . Keningnya mengernyit saat melihat sebuah mobil terparkir di depan rumahnya . Dia segera melangkah masuk ke dalam rumah , udah mencium aroma masakan yang sangat memenggoda Indra penciumannya .
Arsen berjalan menuju dapur , dilihatnya Mia sedang berkutat dengan alat-alat masak dan bahan-bahan di dapur . Dia mendekat , dan melihat apa yang sedang dilakukan Mia .
"Apa yang kau lakukan ." Suara berat itu menyapa Indra pendengarannya
Dia langsung menjatuhkan pisau di lantai , dan tanpa sengaja dia menggores Jari tangannya karena sangat terkejut dengan sapaan Arsen.
"Tuan Arsen kau sudah pulang ?" Ucapnya sambil memegangi tangannya yang terasa perih .
Arsen langsung mengambil , tangan Mia yang tergores pisau dan tanpa rasa jijik dia menghisap jari tangan yang berdarah itu . Kemudian dia pergi meninggalkannya , tak lama dia kembali lagi dengan sebuah plester dan alkohol di tangannya .
Tanpa banyak bicara Arsen langsung mengobati luka Mia . Mia merasa canggung mendapat perlakuan seperti ini dari Arsen , pria yang baru saja dia kenal . Dan tanpa mereka sadari , perbuatan mereka berdua disaksikan oleh Bu Rima dari atas tangga . Bu Rima yang hendak turun karena mendengar keributan di bawah, ternyata dia melihat kejadian yang sangat manis antara anaknya dan Mia .
Bu Rima melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga , dan menemui mereka berdua .
"Arsen Kau sudah pulang, nak?" Tanya Bu Rima basa-basi .
"Mama.... Sejak kapan Mama datang , Kenapa tidak mengabariku ?" Tanya Arsen yang terkejut dengan kedatangan mamanya.
"Tadi kebetulan mama lewat di depan rumahmu , dan melihat pintu rumahmu terbuka . Aku pikir kamu ada di rumah tapi ternyata yang ku temui adalah wanita cantik ini. Siapa dia arsen , Kenapa kau tidak mengenalkannya kepada Mama ?" ujar bu Rima berpura-pura sandiwara tidak mengenal Mia.
"Oh... Kenalkan dia Lamia , dia adalah calon istri Arsen , kami akan menikah satu minggu lagi ." jujur Arsen tanpa beban.
"Kenapa kamu tidak mengenalnya terlebih dahulu kepada Mama , sehingga kita bisa melakukan persiapan pernikahan untuk kalian ." tanya Bu Rima seolah dia tidak tahu apapun.
"Tidak perlu ,ma. Mengadakan pesta pernikahan hanya akan membuang-buang uang percuma , dan dia tidak ingin itu . Kita hanya akan menikah secara hukum dan agama . Yang penting kami sah menjadi sepasang suami istri . " Ucap Arsen memberi alasan .
Bu Rima mengangkat kedua alisnya dan memandang ke arah Mia . Dia ingin bertanya Apakah semua yang dikatakan Arsen benar . Dan ternyata Mia menggelengkan kepalanya pelan, karena dia memang tidak diajak berdiskusi untuk masalah pernikahan mereka .
"Baiklah kalau begitu Arsen , besok ajaklah calon istrimu ini datang ke rumah agar bertemu dengan papa . Kenalkan dia kepada papa . " kata Bu Rima yang tidak mau di bantah.
"Baiklah Ma ." Jawab absen singkat.
Dia kemudian beranjak meninggalkan kedua wanita itu menuju kamarnya untuk membersihkan diri . Tapi belum sampai dia menaiki tangga Mia mengatakan sesuatu kepadanya
"Kita makan malam bersama Tuan , karena aku sudah masak banyak . Ibu juga akan makan malam bersama kita ." Kata Mia menghentikan langkah absen .
"Ibu...? " Arsen membeo ucapan Mia
"Mia karena kamu akan menjadi menantu ibu mulai sekarang panggil ibu dengan panggilan mama sama seperti Arsen. Dan jangan panggil Arsen dengan sebutan Tuan , kamu seperti pembantunya saja . Bukankah kalian akan menikah , jadi panggil dia selayaknya seorang istri yang memanggil suaminya ."
Arsen yang mendengarkan ucapan mamanya , langsung berdehem dan melanjutkan langkahnya menuju kamar . Sedangkan Mia , dia langsung menundukkan kepalanya karena malu .
"Apa masakanmu sudah selesai ?" Tanya Bu Rima untuk memecahkan kecanggungan diantara mereka .
"Sudah Bu, tinggal menyiapkannya saja ."
"Panggil mama, bukan ibu . Ayo kita siapkan , Sebentar lagi Arsenn akan turun, kita akan makan malam bersama ."
Bu Rima membantu Mia , menyiapkan makanan di atas meja makan . Dia tidak menyangka ternyata Mia bisa memasak , ya walaupun hanya masakan sederhana tetapi cukup menggugah selera .
"Maaf Bu, eh ma. Saya hanya bisa memasak makanan ini , karena bahan-bahan di dapur hanya ada ini . Dan saya tidak bisa memasak makanan yang lebih enak dari ini . Karena almarhum Ibu saya hanya mengajarkan kepada saya , memasak makanan rumahan yang biasa kita makan sehari-hari ." kata Mia saat mereka sudah duduk berhadapan .
"Tidak apa-apa Mia , melihatmu sudah bisa memasak saja itu sebuah Nilai plus di mata mama . Karena zaman sekarang banyak anak gadis yang tidak bisa memasak , dan hanya mengandalkan pesanan online atau pembantu mereka ." Ujar Bu Rina tersenyum penuh arti .
Tak lama menunggu , akhirnya Arsen datang juga . Dengan pakaian yang sudah rapi .
"Kamu mau ke mana Arsen ? Calon istrimu sudah memasak untuk kita . Sebaiknya kau makan dulu masakan yang sudah dia buat , agar dia tidak kecewa walau itu hanya sesuap. "
Dengan malas Arsen berjalan menuju meja makan , dia melihat hidangan yang tersedia di meja makan . Arsen memandang remeh masakan itu , karena dia memang jarang memakan masakan rumahan .
"Kenapa hanya dilihat saja , Ayo duduk Dah makan lah . Kau cicipi sedikit saja makanan calon istrimu, karena jarang sekali ada gadis yang bisa memasak jaman sekarang. " ujar Bu Rima sambil menyuapkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya.
Begitu juga dengan Arsen, yang ikut menyuapkan sesendok makanan ke dalam mulutnya. Dan mulai mengunyah. Lagi dan lagi Arsen menyuapkan makanan yang ada di piringnya hingga tandas. Dan itu membuat Bu Rima menyunggingkan senyumnya.
"Bagaimana? Enakkan, masakan calon istrimu, Dia sangat pandai memasak. " ucap Bu Rima saat melihat makanan di piring Aksa tandas tak bersisa.
"Apaan, sih ma. " Arsen segera bangkit dari duduknya, "Mia, nanti kau tak perlu menungguku. Kunci saja pagar dan pintu rumahnya rapat-rapat. Aku pergi dulu. " Arsen segera berlalu dari hadapan mama dan Mia.
Bu Rima hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Arsen yang meninggalkan calon istrinya dirumah sendiri.
'Maaf Mia, mama juga harus segera pergi. Karena papa dirumah sendirian. Terimakasih makan malamnya. Enak sekali. " ujar Bu Rima lalu pergi meninggalkan Mia sendiri.
Mia menghela nafasnya.
"Bukankah ini lebih baik." ujar Mia dalam hati.
PLEASE TOR CERITA NYA BEN DAN SISIE