Satu psikopat mampu menebar teror pembunuhan berantai, bagaimana jika ada enam psikopat berkumpul dalam satu tempat?
Sekelompok mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari kota Jakarta memutusan untuk liburan semester ke sebuah kota Kyoto dinegara matahari terbit, Jepang.
Mereka diajak oleh salah satu teman mereka, yang merupakan seorang blasteran Jepang bernama Ayana dan adiknya Yuki. mereka kemudian bertemu dengan seorang pemuda tampan asal Jepang yang mengajak mereka untuk mengunjungi sebuah kabin mewah ditengah hutan, kaki gunung Kurama.
Sekelompok remaja tersebut tidak tahu bahwa terdapat sebuah misteri dari hutan lebat tersebut, penduduk sekitar percaya bahwa pada saat kabut tebal turun dan menutupi isi hutan maka saat itupun para tentara Jepang jaman dulu keluar untuk mencari potongan tubuh mereka yang terpisah akibat terkena ledakan sebuah bom, penduduk desa meyakini hutan tersebut telah dikutuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SemyAngelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Begitulah cerita akhir hidup mereka, sekarang bagaimana dengan akhir hidup kalian semua?” ujar Tsubasa, ia pun kemudian berdiri dan menyalakan kembali mesinnya lalu melesat cepat menyerang Akira, polisi wanita tersebut pun kaget dengan serangan mendadak yang gadis cantik tersebut lakukan.
Aarrgh..
“Yamete kudasai! [tolong hentikan!]” teriak Yuki panik.
Beberapa detik saja ia terlambat menghindar maka luka yang akan didapat oleh Akira pastinya akan fatal, untung nya ikatan tali pada kakinya tidak diikat kuat hingga wanita tersebut pun berhasil menghindar, akan tetapi wanita tersebut tetap terluka pada bagian lengan kirinya, ia pun kesulitan bergerak bebas dikarenakan kedua tangannya masih diborgol dibelakang punggungnya.
Akira pun terjatuh kelantai dan mengerang kesakitan akibat tebasan dari gergaji mesin berbentuk bundar tersebut, Tsubasa pun terkejut dan kesal karena Akira ternyata bisa melepaskan diri, ia pun kembali akan menyerang polisi wanita tersebut namun tiba-tiba saja dari arah belakang tubuhnya, ia didorong oleh Yuki dan gadis tersebut pun kehilangan keseimbangan. Tsubasa pun akhirnya teratuh dan hampir menimpa tubuh Akira tapi untungnya wanita itu bisa segera menyingkir.
Tiba-tiba sebuah pemandangan mengerikan pun terpampang dihadapan mereka, karena gergaji mesin yang dipegang oleh Tsubasa telah memotong setengah dari leher gadis tersebut hingga membuatnya tewas seketika, melihat hal tersebut Yuki pun menjerit histeris. Ia pun tidak menyangka akan berakhir seperti itu, karena kejadiannya berlangsung dengan sangat cepat, Akira pun segera berdiri dan mendekati Yuki.
“ltu bukanlah kesalahanmu, kejadian ini akan dianggap sebagai pembelaan diri karena kalau kau tidak melakukannya, maka kita yang akan mati. Sekarang tolonglah cari kunci ditubuhnya untuk melepaskan aku dan temanmu, lalu kita cari yang lain”
“Tidak apa-apa Yuki, kamu cuma berusaha untuk membela diri dan sekarang aku mohon cepat lepasin aku, aku takut” ujar Ririn yang ikut menangis.
Yuki pun akhirnya berusaha untuk menenangkan diri, ia pun kemudian segera mencari kunci disaku bajunya Tsubasa dan berhasil menemukannya.
Setelah berhasil melepaskan Akira dan Ririn, mereka bertiga pun bersiap untuk keluar dari ruangan tersebut, Yuki lalu merobek bajunya yang cukup panjang untuk dijadikan perban luka pada lengan Akira yang kini mengeluarkan banyak darah.
“Arigatou gozaimasu [terima kasih]” ujar Akira.
Ditempat lain Ayana masih berusaha untuk melepaskan ikatan nya, tiba-tiba saja kedua kaki kursi pada bagian belakangnya pun patah dan membuat gadis tersebut jatuh kelantai.
Ayana pun terkejut, sesaat kemudian diruangan yang hanya diterangi oleh lampu sorot dari sebuah proyektor itu, terlihat dari ujung matanya sebuah pisau dapur yang berada dibawah ranjang didalam kamar tersebut, tidak membuang waktu lagi gadis cantik itupun segera berusaha untuk meraih dengan kedua tangannya yang tengah diikat kebelakang, tapi tiba-tiba sebuah bayangan terlihat menutupi cahaya dari bawah sela pintu keluar.
Pintu tersebut pun seperti tengah berusaha untuk dibuka, namun tidak bisa karena terkunci. Beberapa saat kemudian pintu pun akhirnya berhasil dibuka dan terlihat sebuah sinar cahaya dari lampu senter yang menempel pada kepalanya, senter tersebut pun menyinari ruangan kamar tersebut.
Ternyata semua lampu di kabin tersebut telah dimatikan semua, alasan tanpa diberi cahaya karena mereka tidak mau sampai dicurigai oleh pihak kepolisian, yang tengah melakukan investigasi disekitar kabin tersebut. Karena polisi mengira bahwa kabin mewah tersebut tidak berpenghuni.
Dalam ruangan tersebut, sebuah cahaya senter kemudian berhenti dan menyorot ke tubuh seorang gadis yang tengah diam tak bergerak dilantai, tubuhnya pun tergeletak menghadap kesamping dan menindih sebuah kursi yang kakinya terlihat patah.
“Apa yang Ryu lakukan terhadap gadis cantik ini?” ujar seorang pria, lelaki itu pun segera menghampiri dan membangunkan tubuh Ayana, tanpa diduga tiba-tiba gadis cantik tersebut pun membuka matanya, dengan cepat ia langsung menancapkan sebuah pisau ke pundak pria tersebut.
“Arrghh..gadis sialan!” ujar pria yang tak lain adalah Kabuya. Ayana pun tidak membuang waktu, ia pun segera melepaskan ikatan pada kakinya kemudian segera berlari keluar meninggalkan ruangan tersebut.
Kabuya pun segera mencabut pisau yang menancap pada pundaknya sambil meringis menahan rasa sakit, darah pun mulai mengalir dengan deras dari pundaknya. Perlahan pria tersebut pun berdiri lalu keluar dari dalam kamar tersebut, Yukana kemudian datang dengan senter yang menempel pada kepalanya, ia pun terkejut melihat kekasihnya yang terluka.
“Apa kau melihat Ayana?” ujar Kabuya.
“Aku tidak melihat siapapun ” ujar Yukana bingung.
“Gadis pintar! cepat cari dia sekarang dan jangan hiraukan aku, dia pasti masih ada disekitar sini” ujar Kabuya.
“Akan aku patahkan kakinya jika berhasil ku temukan, dasar gadis sialan” ujar Yukana. ia pun segera berlari dan memeriksa kamar sebelah lalu berhenti disebuah ruangan yang merupakan tempat penyimpanan, didalam ruangan tersebut terdapat sebuah jendela besar dengan kaca geser yang telah terbuka, wanita tersebut pun curiga lalu segera menengok keluar, tetapi tidak ada seorangpun yang terlihat.
“Dia berhasil melarikan diri. Kita biarkan saja, lagipula gadis itu tidak mungkin bisa keluar dari dalam kabin ini ditambah diluar pun terlihat sangat gelap. Yang terpenting sekarang adalah mengobati lukamu” ujar Yukana.
Sebelumnya saat Yukana sedang menaiki tangga, Ayana pun berlari kearah sebelah kamar dan ia ingat sebelumnya, ada sebuah jendela yang cukup besar yang sebelumnya digunakan untuk membuang laba-laba oleh Ryu, Ayana pun kabur dengan melompat keluar dari jendela tersebut.
Walau hanya satu lantai namun hal itu cukup untuk membuat kaki Ayana cedera, gadis cantik itu pun segera mencari tempat bersembunyi dan berjalan dengan kaki yang pincang, ia pun teringat dengan sebuah tempat yang sepertinya cukup aman untuk bersembunyi dan tempat itu adalah sebuah garasi.
Ditengah malam yang gelap, Ayana pun berjalan perlahan kearah tempat garasi mobil itu berada, beberapa saat kemudian ia pun berhasil menemukan garasinya.
Untungnya pintu garasi otomatis itu tidak sepenuhnya tertutup dan menyisakan ruang kecil, hingga gadis cantik itupun bisa masuk dengan cara merangkak. Keadaan ruangan yang gelap pun tidak terlalu menyulitkannya, karena ia telah berjalan dalam kegelapan sebelumnya.
Ayana pun meraba-raba tembok untuk mencari sebuah tombol lampu dan beberapa saat kemudian ia pun berhasil menemukannya, ia kini harus segera menemukan sumber cahaya lain sebelum Ryu dan teman-temannya mengetahui keberadaannya dan setelah lampu dinyalakan, gadis cantik itupun segera melihat ke sekeliling ruangan tersebut dan akhirnya menemukan sebuah senter, senter tersebut pun berada didalam sebuah rak besi yang berada di sebrang ruangan tersebut, namun sialnya seorang lelaki bertubuh besar yang tengah melewati tempat tersebut, sekilas melihat sebuah cahaya yang berasal dari ruang garasi tersebut.
Ayana pun segera berjalan perlahan kearah rak besi untuk mengambil sebuah senter, beberapa langkah lagi ia akan sampai tiba-tiba ia pun mendengar suara dari pintu besi garasi yang dibuka, Ayana pun terkejut tapi ia segera bergegas mengambil senternya, gadis itu pun berjalan perlahan menghindari kilatan dari cahaya senter yang menerangi isi ruangan tersebut.