NovelToon NovelToon
Mencintai Kamu

Mencintai Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Suami ideal
Popularitas:78.8k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Hanung Rahayu, seorang gadis periang dengan paras menawan. Sejak kematian sang ayah, Hanung tinggal bersama Ibu tiri dan ketiga adiknya.

Ibu Jamilah, Ibu tiri Hanung dulunya adalah abdi dalem di sebuah pondok pesantren yang ada di kotanya. Ketika Bu Nyai datang melamar Hanung untuk putranya, Ibu Jamilah menyerahkan keputusan sepenuhnya di tangan Hanung.

Dengan rela Hanung menerima lamaran tersebut, tanpa tahu calonnya seperti apa. Akankah Hanung mundur dari pernikahan? Bagaimana Hanung menjalani kehidupannya kedepan?

Note: Jika ada kesamaan nama, dan setting, semuanya murni kebetulan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Doa Baik

"Hanung, ini semua seserahan yang Umi siapkan. Kemarin Umi tidak sempat memberikannya." kata Bu Nyai.

Ada mahar 10 gram logam mulia, perhiasan, seperangkat alat sholat, satu set pakaian, perlengkapan mandi, make-up, sandal, tas, dan satu set bedcover yang dihias sedemikian rupa. Tangan Gus Zam menyentuh satu set perhiasan.

"Nanti kamu pakaikan untuk Hanung. Sekarang kalian pindahkan dulu kekamar." kata Bu Nyai membuat Gus Zam menghentikan tangannya.

Hanung dan Gus Zam pun membawa semuanya ke kamar mereka beberapa kali. Lalu Hanung menyusunnya di lemari yang masih kosong dan menyimpan mahar di laci lemari.

"Kenapa disimpan?"

"Pakainya nanti, Mas. Barang-barangku masih bagus. Nanti kalau Mas perlu perlengkapan mandi atau yang lain, dibongkar saja."

Gus Zam segera memeluk tubuh Hanung. Istrinya berkata seolah dirinya tidak akan memakai seserahan tersebut. Ia pun mulai ingat janji mereka untuk berhubungan jarak jauh selama satu tahun. Hanung yang membeku karena gerakan tiba-tiba tersebut pun melemah dan mengusap punggung suaminya dengan lembut, kala merasakan tubuh Gus Zam bergetar.

"Istighfar, Mas."

Gus Zam mengatur nafasnya. Pikiran negatif berkelebat anak dipikirannya saat ini. Sampai-sampai sedikit kalimat dari Hanung sudah bisa membuatnya berpikir jauh. Ia pun melepaskan pelukannya dan menuntun Hanung duduk di sofa. Kemudian membongkar satu set perhiasan.

"Boleh kubuka hijabnya?" tanya Gus Zam yang diangguki Hanung.

Gus Zam perlahan membuka hijab Hanung dan memasangkan kalung dileher istrinya. Saat akan memasangkan anting, ternyata Hanung sudah memakainya.

"Boleh aku menggantinya." tanya Gus Zam sambil menyentuh telinga Hanung.

"Boleh. Aku tak pernah menggantinya sejak dulu." Hanung tersenyum.

Ia bukankah penggemar perhiasan, makanya ia memakai apa yang disiapkan untuknya oleh Ibu Jam.

Gus Zam pun melepaskan anting lama Hanung dan menggantinya dengan anting baru. Lanjut memasangkan gelang dan juga cincin di jari manis Hanung yang ternyata sudah ada cincin disana.

"Ini?"

"Ini cincin pemberian Ayah." Hanung tersenyum.

Ia pun melepaskannya dan memindahkannya ke jari manisnya yang kiri. Gus Zam menyematkan cincin di jari manis kanan Hanung. Wajah Gus Zam terlihat puas. Pilihan Umi sangat cocok dikenakan Hanung.

"Terimakasih, Mas."

"Cup." Hanung memberikan kecupan di pipi kiri Gus Zam.

Gus Zam membeku. Ada yang salah dengan tubuhnya. Ia tahu itu apa, tetapi mengabaikannya. Dengan santai Gus Zam pun membalas kecupan Hanung dengan memberikan ciuman di kening.

"Mas sudah kenal Hanung sejak dulu?" Gus Zam mengangguk.

"Bagaimana kalau yang menikah dengan Mas bukan aku? Apa kamu akan memperlakukannya seperti sekarang?"

"Tidak."

"Kenapa tidak? Bukankah aku menggantikannya?"

"Kamu tidak menggantikan siapapun! Kamu dan dia berbeda."

"Mas tahu dari mana?"

"Kalau kamu, aku sudah mengenalmu dan dia tidak."

Hanung memberanikan diri memeluk Gus Zam. Waktu mereka hanya tersisa hari ini karena besok mereka sudah akan berpisah. Gus Zam membalas pelukan Hanung.

Siang itu mereka menghabiskan waktu dikamar dengan bercerita. Walaupun Hanung yang lebih banyak bercerita, keduanya tetap nyambung. Saat akan ke dapur untuk memasak, Gus Zam mencegahnya dan mengatakan untuk memasak makan malam saja. Sehingga siang itu, mereka makan masakan dari dapur umum.

"Kenapa Hanung tidak memasak?" tanya Ning Zelfa.

"Aku yang melarangnya."

"Kenapa Kakak larang? Masakan Hanung enak loh." Gus Zam diam tidak menanggapi.

"Hanung, aku sudah mendengar cerita dari Umi. Kamu besok berangkat?"

"Iya. Mohon doanya ya?"

"Doa apa? Dia biar tidak kerasan atau doa biar cepat kembali?"

"Itu sama saja!" seru Ning Alifah yang baru bergabung.

"Ya kan biar Hanung tidak lama-lama disana."

"Satu tahun." Kata Gus Zam.

"Hah? Satu tahun?" seru Ning Alifah dan Ning Zelfa bersamaan.

"Kalian belum tahu rasanya suami istri berpisah, makanya kalian dengan gampang mengatakan satu tahun. Awas saja kalian menangis-nangis nanti!" kesal Ning Alifah.

"Aku belum tahu dunia pernikahan. Tetapi aku tak yakin kalian akan bisa menjalani satu tahun dengan berjauhan." kata Ning Zelfa.

"Kalian ini bukannya mendoakan yang baik malah membuat mereka ketakutan!" sergah Bu Nyai yang baru datang bersama Pak Kyai.

"Kalian sudah mantap berpisah satu tahun?" tanya Pak Kyai.

"Iya, Abi. Zam sudah sepakat dengan Hanung. Jika Allah mengizinkan, akan lebih cepat dari itu." kata Gus Zam mantap.

"Tidak dilarang dalam agama untuk menjalani pernikahan jarak jauh, selama tidak melanggar syariat. Tetapi hubungan seperti itu lebih banyak mudharatnya ketimbang maslahahnya. Tapi Abi do'akan kalian bisa mengahadapinya dengan lancar dan semakin baik ke depannya."

"Umi hanya bisa mendukung keputusan kalian. Semoga kalian bahagia setelah menghadapi badai ini."

Hanung dan Gus Zam mengaminkan doa Pak Kyai dan Bu Nyai. Sedangkan Ning Alifah dan Ning Zelfa hanya diam.

Sorenya, Gus Zam mengambil ukiran reliefnya dan memasangnya di atas tempat tidur mereka. Hanung tersenyum kala melihat kamar mereka tak lagi terasa kosong. Ia bahkan memajang maharnya di nakas. Sayangnya foto yang diambil saat pernikahan belum jadi dan pihak foto belum mengirimkan filenya.

Hanung pun mulai memilah pakaian yang akan ia bawa ke Kalimantan bersama Surati. Ia hanya membawa 4 setel gamis dan beberapa keperluan. Setelah selesai, Hanung menyimpan tasnya dan menghampiri Gus Zam yang sedari tadi memperhatikannya.

"Masukkan nomor rekening kamu." kata Gus Zam menyodorkan ponsel.

"Rekening Bank M, atas nama Hanung Rahayu, nomor rekening xxxx." Kata Hanung sambil mengetikkannya di ponsel Gus Zam.

"Setiap bulan aku akan mengirimkan nafkah untuk kamu. Dan ini adalah nafkah kamu setelah menjadi istriku." Gus Zam mentransfer sejumlah uang.

"Kalau boleh tahu, Mas Zam kerja apa?" tanya Hanung hati-hati.

"Penerjemah." Gus Zam memperlihatkan beberapa file yang ada di ponselnya.

Lalu menjelaskan, jika pekerjaan itu ia dapat dari salah satu kenalannya di Universitas Terbuka yang ia ikuti. Gus Zam tidak bisa mengikuti sekolah, selama ini ia hanya mengikuti kelas khusus dan mengambil ujian paket untuk lulus dan berkuliah di Universitas Terbuka yang full online. Bahkan Gus Zam tidak wisuda untuk menghindari pertemuan dengan banyak orang.

"Hebat!" seru Hanung yang membaca file Gus Zam.

Sementara itu, Ibu Jam yang sudah kembali kerumah merasa tak berselera. Beliau sudah mendengar kabar dari Hanung, jika ia akan ikut Surati selama satu tahu. Bahkan keberangkatan yang seharusnya dihari keempat dimajukan besok.

Ibu Jam hanya tahu jika suami Surati adalah orang batak. Beliau tidak tahu apakah Islam atau tidak. Yang beliau takutkan adalah Hanung yang tidak bisa berbaur dengan mereka.

"Semoga saja semuanya baik-baik saja. Ibu hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Mbak Hanung." gumam Ibu Jam.

1
indy
makasih kakak...
Meymei: Sama-sama kakak 😊
total 1 replies
indy
jadi pengen rendang sama gulai singkongnya
Meymei: Itu masakan andalan author kalo LG malas ke warung masakan padang kak 😅
total 1 replies
sahabat pena
Luar biasa
Meymei: Tambah semangat kak 😊
sahabat pena: Sama-sama Kak. terus semangat berkarya 💪💪💪
total 3 replies
Nur'laela Lamato
ceritanya bagus 👍🏻👍🏻
Meymei: Terima kasih dukungannya kak😊
total 1 replies
indy
wag gus zam ngilang
indy
Sweet di mana-mana
Meymei: Awas ada semut ya kak 😁
total 1 replies
indy
lanjut kakak
Meymei: Ditunggu ya kak 😁
total 1 replies
indy
kasihan hanung, baru dua kali ketemu neneknya
Meymei: Iya kak, 🥹
total 1 replies
indy
asyiknya sudah sampai sarangan
indy: dulu sekali
Meymei: Sudah pernah kesana kak?
total 2 replies
indy
lanjut kak
Meymei: Siap 😊
total 1 replies
indy
lanjut kakak...
Meymei: Siap😊
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
es kemangi rasanya kayak apa🤔 aku malah baru denger Thor... 😁😁
Meymei: Bisa dicoba kak, dijamin endul. Author jg tahunya waktu berkunjung ke tempat saudara di Bojonegoro 😁
total 1 replies
indy
makin sweet...
indy
kalau para nyai sudah akur kayaknya hawanya jadi adem. hapus cemburumu anis, hanung gak pernah berprasangka buruk kepada semua orang
Meymei: Bener bgd si Kaka😁
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
sebaiknya hanung & azam memiliki rumah sendiri agar punya privasi..
Meymei: Masih diusahakan, kak (Gus Zam)
total 1 replies
indy
judulnya menangjs, jadi ikutan menangis
𝐈𝐬𝐭𝐲
yg sabar ya Azam & Hanung mungkin ini ujian untuk kalian agar lebih iklhas dalam menghadapi kehidupan pasti nantinya akan di ganti dgn lebih banyak lagi...
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
indy
ujian buat hanung dan gus zam. semoga kuat
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
indy
jadi ikutan pengin rujak cingur
Meymei: Gaskeun kak 🤭
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
untung kelakuan anis sudah berubah gak seperti uminya yg gak insaf²...
Meymei: Aku aslinya tidak seperti itu kak (Ning Anis)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!