Demi menyekolahkan dang adik ke jenjang yang lebih tinggi, Cahaya rela merantau ke kota menjadi pembantu sekaligus pengasuh untuk seorang anak kecil yang memiliki luka batin. Untuk menaklukkan anak kecil yang keras kepala sekaligus nakal, Cahaya harus ekstra sabar dan memutar otak untuk mendapatkan hatinya.
Namun, siapa sangka. Sang majikan menaruh hati padanya, akan tetapi tidak mudah bagi mereka berdua bila ingin bersatu, ada tembok penghalang yang tinggi dan juga jalanan terjal serta berliku yang harus mereka lewati.
akankah majikannya berhasil mewujudkan cintanya dan membangunnya? ataukah pupus karena begitu besar rintangannya? simak yuk, guys ceritanya... !
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Baby Face
Begitu sampai di tempat yang di beritahukan oleh Bumi, Sagara dan yang lainnya langsung berjalan menuju lapangan. Langit dan Sagara saling tunjuk satu sama lain dengan wajah terkejut, mereka pun tertawa sambil berjabat tangan. Langit dan Sagara harusnya meeting di jan 4 sore, akan tetapi Langit mengundurnya karena ada kepentingan, tidak tahunya Langit ikut menemani putranya yang tak lain adalah Bumi, teman Bima.
"Jadi, Bima anakmu, Tuan Sagara?" Tanya Langit.
"Benar, Tuan Langit. Wah, ternyata dunia sempit sekali ya." Jawab Sagara.
"Dan ini? Istrimu? Masih terlihat muda sekali ya." Langit beralih menatap Cahaya, ia mengira Cahaya adalah istri dari Sagara.
"E-eh, bu--." Ucapan Cahaya terpotong.
"Iya, istri saya masih muda. Lebih ke baby face sih ya, umurnya sih udah kepala 3." Sahut Sagara sambil mengulum senyumnya.
Cahaya memutar bola matanya jengah, sedangkan Bima menutup mulutnya sambil tertawa. Melihat Bima yang mulai menertawakannya, Cahaya langsung menggembungkan pipinya seraya menatap protes kearah anak asuhnya.
"Mama muda, hihi..." Bima terkikik geli.
"BIMAAAA.. SINIII..!" Teriak Bumi melambaikan tangannya kearah Bima, disana Bumi sedang memegang bola diatas rumput hijau bersama dua paman kembarnya.
"Waktunya kabuuurrr!!" Bima langsung melesat pergi dan menurunkan ranselnya begitu saja, Cahaya mengdengkus kesal karena lagi-lagi ia harus bersabar menghadapi kelakuan bapak dan anak itu.
Kejora datang bersama ayah mertuanya, Sagara menitipkan tas yang berisikan baju gantinya pada Cahaya, setelah itu ia pun bergabung dengan yang lainnya. Bukan hanya keluarga Langit saja yang datang, ada beberapa orang juga yang hadir membawa anak-anak lelakinya.
"Nitip dulu ya, suaminya mau futsal dulu." Goda Sagara begitu menyodorkan tasnya.
"Lama-lama resign juga kayaknya mah." Ucap Cahaya.
Sagara hanya tersenyum menanggapi ucapan Cahaya. Semua pria melakukan pemanasan terlebih dahulu, Kejora dan Cahaya duduk menjadi penonton.
Sagara terlihat begitu bersemangat, Bima dan Bumi bersorak mendukung ayahnya masing-masing. Untuk saat ini, para orang dewasa yang bermain terlebih dahulu, setelahnya di lanjut oleh anak-anak karena masih ada anak yang belum datang. Jadi, Bima dan Bumi bisa menyiapkan strategi bermain futsal terlebih dahulu agar bisa menang melawan lawan mainnya.
*
*
Di dalam hotel. Baju-baju berserakan di lantai, Rachel begitu liar bermain sampai tubuhnya basah oleh keringat. Akbar pun masih bisa mengimbangi permainan Rachel, dia sangat amat menikmati setiap gerakan maupun sentuhan demi sentuhan yang di lakukan oleh kekasihnya itu.
"Yeeesss...!! Akkhhh, kau selalu membuatku gila, Honey." Ucap Akbar memuji permainan yang Rachel lakukan.
"Yeaaahhh..!!"
Ceploookkk.. Ceplookkk...
Sampai Akbar mencapai puncaknya untuk yang kedua kalinya, tubuhnya ambruk diatas tubuh Rachel yang terlihat belum puas.
"Sekali lagi, aku belum puas.!" Ucap Rachel.
"Sure, Babe." Balas Akbar kembali mengasah senjatanya.
Lagi dan lagi keduanya kembali beraksi, meskipun sudah tua tak membuat semangat Akbar luntur di kekang usia.
.
.
Sedangkan di tempat lain, Wisnu selaku asisten pribadi dan juga Nina sebagai sekertaris tengah kebingungan karena harus menghadapi para rekan bisnis yang menanyakan keberadaan Akbar. Sudah beberapa kali Wisnu menghubungi Akbar, akan tetapi tidak ada jawaban sama sekali.
"Bagaimana ini, Pak?" Tanya Nina cemas.
"Masih tidak ada jawaban." Wisnu menghempaskan tubuhnya diatas sofa, tangannya memijat pelipisnya yang terasa berdenyut nyeri.
Wisnu tahu kalau Akbar menemui selingkuhannya, dia tidak habis pikir pada Akbar yang masih mementingkan kepuasan hasratnya daripada perusahaannya sendiri.
kalau gara tau dia ditipu selama ini gimana rasanya ya. gara masih tulus mengingat relia , menyimpan namanya penuh kasih dihatinya, ngga tau aja dia 😄, dia sudah di tipu
relia sekeluarga relia bahagia dengan suami barunya.