"Syifa saya bilang turun sekarang"
"nggak mau Gus gue belum puas makan mangganya, kan kata Gus nggak boleh buang-buang makanan ntar mubazir "ucapnya tak peduli dengan tatapan seorang pria di bawah sana .
"mau turun atau saya cium "
para santri mendengar itu langsung kaget mereka tak menyangka gusnya ternyata sangat so sweet ini terhadap istrinya.
"hah" mata gadis itu melotot tajam
"bugh"
"auwsshhh "ringis gadis itu saat melompat dari pohon akibat mendengar ancaman gusnya syifa syeena queenza Abimanagadis cantik dan super duper bar-bar Dia terpaksa harus menikah dengan seorang gus tampan
akankah suaminya dapat merubah sifat keberbaran istrinya dan dapat meluluhkan hatinya
kalau mau lanjutannya yuk! langsung join 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ALFI MARTIS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Gue harus cari handphone gue ni." ucap Syifa dan dengan santainya loncat dari tempat tidurnya yang tinggi itu Ketiga gadis di buat kaget. Dengan cepat Syifa membuka kopernya dan mencari hpnya setelah tadi tidak menemukannya di dalam tasnya.
"Anj*y hp gue mana?" ucap Syifa frustasi.
"Ada apa ukhty?" tanya Zelia.
"Ini hp gue kayanya di ambil si Gas deh." gerutu Syifa.
"Hah Gas siapa lagi? Apa ada yang bernama Gas?" bingung mereka lagi, sepertinya kamar yang biasanya tenang, akan setiap hari mendapatkan kejadian kejadian yang bikin ngakak.
"Guys, kalian punya hp tidak?
Gue pinjam dong boleh tidak? Tenang nanti gue traktirin kalian makan sepuasnya." cerocos Syifa.
"Maaf ukhty di sini tidak boleh memegang hp." ucap Yana.
"Hah maksudnya bagaimana?" tanya Syifa memastika.
"Iyah, di sini 24 jam tidak boleh memegang hp, kecuali ingin menelfon keluarga saja baru diberikan, itupun setelah urusannya selesai di berikan lagi hpnya kepada pengurus. Terus jika ketahuan membawa hp atau barang barang eletronik ke asrama. Maka barang itu akan lamgsung di hancurkan." terang Yana.
"Anj*rrr, banyak banget persyaratannya." ucap Syifa tidak terima.
"Kalau kaya gini gue harus nyulik hp gue pelan pelan ni, dari si Gus. Terus gue simpan dengan aman di sini." batin Syifa. Diapun memilih keluar dari kamar itu setelah tadi berpamitan pada teman sekamarnya dan berniat mencari Gus Alwi.
"Di mana ni si Gus." gerutu Syifa karena sudah berjalan lama tapi tidak menemukan si Gusnya itu. Tiba tiba matanya menangkap dua insan yang sedang mengobrol di lapangan dengan jarak yang tak dekat.
"Lah, ini si Gus, Gue yakin pasti dia mau selingkuh dari gue, gue nggak terima lah." ucap Syifa.
"Assalamualaikum Gus Alwi." ucap Syifa yang baru datang.
"Waalaikumsalam." jawab Gus Alwi datar.
"Datar amat sih Gus." ucap Syifa membuat wanita berkhimar hitam itu kaget.
"Apa lihat lihat?" ketus Syifa.
"Astagfirullah... Syifa." tegur Gus Alwi.
"Gus ini santri baru ya?" tanya wanita yang bernama Syafarah yang biasa di panggil Ustadza Syafa.
"Iya Ning, dia santri baru." jawab Gus Alwi.
"Sekaligus sepupu Gus Alwi." ucap Syifa
"Sepupu? Bingung Ning Syafa.
"Ya dia sepupu saya Ning."
jawab Gus Alwi terpaksa berbohong.
Entah kenapa Syifa yang melihat raut wajah Ning Syifa yang tadinya agak sinis, langsung tersenyum lembut.
Ning Syafa mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Syifa dengan ogah ogahan menerima uluran itu.
"Nama saya Syafa." ucap Ning Syafa.
"Hah, nggak ada nama lain lagi? Nama Gue dan lo hampir sama?" celetuk Syifa.
"Syifa yang sopan kamu." tegur Gus Alwi yang sejak tadi memperhatikan istrinya yang nampak tidak suka dengan Ning Syafa. "Panggil Ning Syafa, Ustdazah Syafa karena dia adalah Ustadzah mu." lanjut Gus Alwi.
"Iya iya deh Ustadzah Syafa." ucap Syifa membungkukan badannya.
Sedangkan Ning Syafa hanya memasang wajah yang di hiasi senyuman manis.
"Kalau begitu saya permisi dulu Gus. Assalamualaikum." salam Ning Syafa.
"Waalaikumsalam Wr. Wb." jawab Gus Alwi.
"Menjawab salam itu wajib Syifa." tegur Gus Alwi.
"Waalaikumsalam Wr. Wb."
Ucap Syifa. "Ingat ya Gus, jangan selingkuh. Gue lihat lihat kayanya dia bakal jadi bibit bibit pelakorr." ucap Syifa.
"Astagfirullah.. Jangan soudzon Syifa. Dan satu lagi saya tidak akan pernah selingkuh, satu saja sudah cukup untuk saya." ucap Gus Alwi.
"Awas aja kita nggak tau kedepannya..... Oh iya hp gue mana gus." ucap Syifa tangannya sudah terbuka di depan Gus Alwi.
"Di asrama tidak boleh bermain hp, jadi saya pegang hp kamu." ucap Gus Alwi.
"Ya Gue tau Gus yang tampannya Astagfirullah... Gue mau telfon bokap gue, kan bisa minjam buat nelfon orang tua." ucap Syifa.
"Nih, tapi ingat jangan melihat yang lain lain." tegur Gus Alwi.
"Siaplah, Gue pergi dulu ya.... Eh eh eh." ujar Syifa, saat akan pergi hijab bagian belakangnya di tarik sesikit sama Gis Alwi.
"Apalagi si Gus?" gerutunya.
"Nelfonnya di sini. Karena saya mau mabil hpnya kembali." ujar Gus Alwi.
"Okey deh gus.' "
Dreeet dreeet
"Assalamualaikum sayang.' "
"Waalaikumsalam Papa... Ini aku mau bilang jangan ada ya yang jual anak aku. Pokoknya nggak boleh ada yang jual. Aku bakal ngamuk pa." peringat Syifa.
"Iyah sayang, nggak ada yang jual si Jono kok." ucap Papanya. Syifa pu mengangguk, bebetapa menit Syifa habiskan untuk saling memeberi kabar dengan Papanya. Dia pun memberikan hp itu kembali.
"Gus, sesuai perjanjian pokoknya besok si Jono harus sudah ada di sini. Gus udah buat rumahnya kan?" tanya Syifa.
"Hem." dehem Gus Alwi.