Bagaimana rasanya jatuh cinta?
Pastinya indah bukan? Namun bagimana jika jatuh cintanya kepada istri orang? Sakit banget pastinya ya?
Mau pergi terlanjur cinta, tidak pergi tak bisa memiliki.
Itulah yang dirasakan oleh seorang pria bernama Lukas Abraham yang berprofesi sebagai seorang Jaksa Penuntut Umun. Saat dirinya terlanjur menjatuhkan hatinya kepada wanita cantik dan pendiam bernama Nadhya Almira, yang merupakan kliennya sendiri.
Lukas baru menyadari jika cintanya harus bertepuk sebelah tangan sebab Nadhya adalah istri orang.
"Aku akan melupakanmu, Nadh... " Ucap Lukas.
Namun tiba-tiba dia mendengar jeritan suara seorang wanita dari arah luar rumahnya.
"Lukas.... tolongin aku.. " - Nadhya Almira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lv Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERITA BURUK
Lukas berjalan dengan lesu ke arah pintu keluar rumah sakit. Dia masih terus teringat kepada apa yang Nadhya katakan kepadanya di dalam tadi.
Harapan Lukas untuk bisa memiliki sang istri orang itu, benar-benar pupus sudah. Sebab Nadhya tidak menaruh rasa percaya kepada dirinya. Walau apa yang sudah ia lakukan untuk wanita lemah lembut tersebut. Nadhya tetap menolak cinta sang Jaksa. Kini Lukas merasa semua tak berarti apa-apa. Dia sudah gagal.
Apa kamu bisa menjamin Luk, kalau kamu tidak akan menyakiti aku seperti yang David lakukan kepada ku? - Nadhya Almira.
Langkah Lukas perlahan terhenti, saat dirinya melihat ke arah pintu utama rumah sakit. Ada begitu banyak wartawan, yang Lukas tahu pasti sedang menunggu dirinya.
Lukas lalu melangkah mundur perlahan. Dia langsung berbalik dan berlari kembali ke kamar Nadhya.
Lukas langsung membuka pintu ruangan Nadhya. Membuat wanita cantik itu terkejut. Nadhya heran melihat Lukas yang tiba-tiba saja kembali lagi ke ruangannya.
"Ada apa Luk?" tanya Nadhya heran.
"Kita harus pergi sekarang, Nadh." ucap Lukas. Dia lalu mengambil masker dan memakaikannya kepada Nadhya dan juga untuknya. Lukas juga membenarkan topinya.
Lukas lalu membuka jasnya dan memakaikannya kepada Nadhya. Nadhya hanya diam saja melihat apa yang sang Jaksa lalukan kepada dirinya.
Lukas hendak menggendong Nadhya, namun Nadhya hentikan. Dia melihat kepada Lukas.
"Ada apa sih Luk?" tanya Nadhya. Lukas menatap dirinya. Lalu menarik napas dalam.
"Diluar, wartawan udah nungguin kita." ucap Lukas.
"Kita? Apa maksudnya dari KITA?' tanya Nadhya yang tidak mengetahui jika berita tentang dirinya sudah menyebar ke seluruh pelosok negeri.
Sebab Nadhya memang sudah dua hari tidak memegang ponsel. Ponselnya tertinggal di rumah saat malam dia lari dari David. Sedang TV, Lukas menyimpan remote-nya, sehingga Nadhya tidak bisa melihat berita.
"Nanti aku jelaskan ya? Udah nggak ada waktu." kata Lukas.
"Sebentar..." Nadhya membuka plester selang infus yang menempel di tangannya. Nadhya lalu menarik sendiri infus dari tangannya, yang membuat wajahnya berubah menahan sakit.
"Nadh..." ucap Lukas, yang tidak tega melihat Nadhya harus melakukan hal nekat seperti itu, demi bisa menghindari awak media. bersama dirinya.
"Its oke.." ucap Nadhya sambil tersenyum.
"Mau aku gendong nggak Nadh?" tanya Lukas.
"Aku bisa jalan kok." Nadhya lalu memakai jas Lukas dan kemudian mereka mulai keluar ruangan.
Lukas mencari alternatif jalan lain menuju parkiran. Dia terus memegang tangan Nadhya dan berjalan cepat seraya melihat ke sekitar.
Dan setelah berjalan mengitari rumah sakit cukup jauh, mereka sampai di parkiran mobil tanpa perlu melewati pintu utama rumah sakit.
Namun sialnya, beberapa orang wartawan justru duduk dan berdiri di dekat mobil Lukas. Astaga, para pemburu berita itu bahkan sudah menandai mobil Sang Jaksa Penuntut Umum tersebut.
Lukas menghentikan langkah kakinya yang di ikuti oleh Nadhya. Dia melihat ke arah mobilnya. Begitu juga dengan Nadhya. Mereka seperti sudah terjebak.
Lukas bukan tidak mau menemui para awak media tersebut. Akan tetap Lukas menghindari mereka, karena dirinya tidak mau sampai wajah Nadhya terliput lagi dan di lihat oleh semua orang.
"Bagaimana ini Luk?" tanya Nadhya.
"Tetap di dekat aku ya. Kita harus melewati mereka. Usahakan mereka tidak melihat wajah mu." pinta Lukas.
Lukas lalu mengeratkan lagi genggaman tangannya kepada Nadhya. Membuat si istri orang itu mengalihkan atensinya kepada sang Jaksa. Lukas dan Nadhya pun mulai melangkah mendekati mobil.
Dan saat wartawan melihat ada yang mendekati mobil Lukas, mereka langsung berdiri dan melihat kepada Nadhya dan Lukas.
"ITU PAK LUKAS..!" teriak salah seorang wartawan.
"Pak...Pak Lukas, bisa beri sedikit klarifikasi soal isu yang sedang beredar pak?"
"Pak, apa benar bapak berselingkuh dengan wanita bernama Nadhya?" Nadhya langsung melihat kepada Lukas yang sudah merangkul dirinya dan berjalan di tengah-tengah kerumunan awak media.
"Bagaimana kelanjutan kasus Pak Subroto setelah isu bapak ini mencuat ke publik pak?"
"Pak, apakah benar bapak akan diberhentikan dari jabatan Bapak sebagai Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Agung Negeri?"
"Pak tanggapan bapak soal pelanggaran kode etik yang pihak KKRI katakan. Mohon penjelasannya Pak Lukas."
"Pak Lukas...Pak Lukas..."
Lukas tak menjawab satu pun pertanyaan wartawan. Dia langsung membuka pintu untuk Nadhya. Dan setelah Nadhya masuk ke dalam mobil, Lukas hanya mengatupkan tangannya kepada para wartawan, kemudian langsung masuk ke dalam mobilnya.
Lukas segera menyalakan mobilnya dan bergerak perlahan meninggalkan lokasi rumah sakit. Membawa Nadhya menjauh dari para wartawan.
"Antarkan aku ke rumah, Luk." ucap Nadhya saat mereka sudah jauh dari rumah sakit.
"Apa nggak sebaiknya..."
"Aku mau pulang, Luk." Nadhya melihat kepada Lukas.
"Oke..." ucap Lukas.
Sesaat kemudian mobil Lukas sudah tiba di depan rumah Nadhya. Nadhya dan Lukas terdiam dan pandangan mereka hanya lurus ke depan. Tanpa saling melihat.
"Maafin aku ya..." ucap Nadhya.
"Untuk apa Nadh?" tanya Lukas.
"Gara-gara aku, kamu harus terseret ke dalam masalah sejauh ini. Aku benar-benar nggak tau Luk. Kenapa kamu nggak pernah cerita sih?" tanya Nadhya. Lukas tidak menjawab pertanyaan Nadhya. Pandangannya masih lurus ke depan.
"Jawab aku Lukas?" Nadhya mengarahkan wajah sang Jaksa sehingga melihat kepadanya.
"Aku nggak mau kamu kepikiran." ucap Lukas.
"Terus, apa kamu pikir aku happy gitu, dengan membebankan semuanya sama kamu?" tanya Nadhya.
"Aku nggak mau Lukas, karir mu, yang udah kamu bangun dengan susah payah, harus terhenti hanya karena perempuan seperti aku." Nadhya melihat Lukas dengan penuh haru.
"Apa maksud kamu Nadh dengan kata 'perempuan seperti aku'? Memangnya kamu pikir, kamu wanita seperti apa? Kamu itu sangat berarti di hidup ku Nadh. Dan aku nggak pernah menyesali dengan apa yang sudah aku putuskan. Memilih untuk selalu bersama mu, bukanlah sebuah kesalahan bagi ku." kata Lukas tegas.
Nadhya menurunkan tangannya. Dia lalu mengalihkan pandangannya ke depan dan menarik napas dalam.
"Aku masuk dulu ya..?" ucap Nadhya. Dia lansung turun dari dalam mobil. Lukas pun segera mengikuti Nadhya. Dia juga turun dan berusaha untuk mengejar Nadhya. Namun saat Lukas memegang tangan Nadhya, David muncul di depan pintu.
Nadhya melihat kepada David. Sementara David melihat ke arah tangan Lukas. Perlahan Nadhya melepaskan pegangan tangan Lukas. Dia kemudian berlalu masuk ke dalam rumahnya. Melewati David begitu saja. David tersenyum sinis kepada Lukas. Setelah itu dia juga masuk menyusul Nadhya.
Lukas hanya bisa berdiri mematung di depan rumah Nadhya. Membuat dirinya terlihat seperti pria bodoh yang tidak berguna.
Lukas pun berbalik dan kembali ke dalam mobilnya. Membelokkan mobilnya ke arah rumahnya, yang memang berada tepat di depan rumah Nadhya.
"Darimana kamu?" tanya David. Nadhya menghentikan langkah kakinya yang sudah menaiki beberapa buah anak tangga. Nadhya lalu menoleh ke belakang.
"Rumah sakit." jawab Nadhya datar. David lalu mendekati Nadhya.
"BOHONG, KAMU BERSAMA JAKSA KEPARAT ITU KAN?" teriak David.
"Apa mas bilang? Jaksa keparat?" Nadhya tersenyum sinis.
"Kalau dia keparat, lantas kamu apa mas. Bajingan?" ucap Nadhya.
"UDAH BERANI KAMU YA?!" David mengangkat tangannya.
"KENAPA? MAS MAU TAMPAR AKU? IYA? YA UDAH, TAMPAR MAS. TAMPAR AKU SAMPAI MAS PUAS. KALAU PERLU SAMPAI AKU MATI! Mungkin memang hanya dengan itu bisa buat kamu puas. Karena sepertinya menyakiti aku udah menjadi candu buat jiwa kamu yang sakit ini." teriak Nadhya kepada David.
Nadhya menatap David dengan tatapan penuh kebencian. David terdiam dengan posisi tangannya yang masih di dekat wajah sang istri. David tidak menduga jika istrinya itu, ternyata bisa marah juga.
"Selama ini aku udah cukup sabar ya mas. Tapi kali ini kamu emang udah keterlaluan." Nadhya menggelengkan kepalanya kemudian dia berbalik dan kembali menaiki anak tangga.
"APA KARENA PRIA ITU KAMU SEKARANG BERANI MELAWAN SUAMIMU, NADHYA?" teriak David dari bawah. Dan lagi-lagi Nadhya menghentikan langkah kakinya.
"Jika pun iya, itu bukan urusan mu mas." ucap Nadhya.
"Oke...Kalau gitu, aku akan membuat nama baiknya semakin rusak di mata publik." ucap David seraya menaiki anak tangga.
"Apa maksud kamu mas?" Nadhya mengalihkan pandangannya kepada David.
"Yah, aku adalah apa yang kamu pikirkan Nadhya?" ucap David
*Bersambung
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai fans, Novel CERAI YUK?! season 2 udah rilis ya. Yuk dilanjutkan menyimak kisah hidup Raditya Gunawan. Jangan sampai nggak baca ya... 😄🤭
rindu...siapa...(bojone uwong)
kalau cinta milik orang lain, ya percuma saja...🤣🤣🤣
nyari penyakit emang...😅
salah banget kalau sampai Nadya bilang mencintai Lukas.... karena posisinya dia istri orang...🤭😋
cinta tak harus memiliki Luk...🤭