NovelToon NovelToon
TABIB KELANA

TABIB KELANA

Status: tamat
Genre:Tamat / Kebangkitan pecundang / Masalah Pertumbuhan / Dokter Ajaib
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Muhammad Ali

Mencari nafkah di kota Kabupaten dengan mengandalkan selembar ijazah SMA ternyata tidak semudah dibayangkan. Mumu, seorang pemuda yang datang dari kampung memberanikan diri merantau ke kota. Bukan pekerjaan yang ia dapatkan, tapi hinaan dan caci maki yang ia peroleh. Suka duka Mumu jalani demi sesuap nasi. Hingga sebuah 'kebetulan' yang akhirnya memutarbalikkan nasibnya yang penuh dengan cobaan. Apakah akhirnya Mumu akan membalas atas semua hinaan yang ia terima selama ini atau ia tetap menjadi pemuda yang rendah hati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7.

Mumu merebahkan diri di kasur tipis miliknya. Ia merasa lelah. Tapi bukan lelah secara fisik tapi lelah di difikirannya.

Ia kembali teringat perbincangannya dengan pak Wahab via telpon.

Pak Wahab memintanya melakukan sesuatu. Suatu permintaan yang tidak mudah ia lakukan.

Ia keberatan. Tapi pak Wahab mengancam. Jika Mumu tak mau maka Ia akan diberhentikan bekerja di perpustakaan ini.

Mumu jadi pusing.

Pak Wahab pasti sedang bermasalah dengan istrinya. Jika tidak, mengalah dia mencurigai istri sehingga menyuruh Mumu untuk memata-matainya.

Terkait benar atau tidak kecurigaan Pak Wahab itu, sebenarnya Mumu tak mau tahu. Ia tak mau ikut campur dalam persoalan rumah tangga mereka.

Tapi yang jadi masalahnya ia akan diberhentikan kerja di sini.

Apa yang harus ia lakukan?

Ia baru saja mulai menapak karir di kota Selatpanjang ini. Apakah karirnya harus terhenti di sini karena ego pribadi seorang atasan?

Mumu menghela nafas dengan berat.

Akhirnya ia mengambil keputusan. Walau pun sulit mau tak mau ia akan mengundurkan diri besok. Dari pada ia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani. Ia tak mau!

Setelah menetapkan keputusan, akhirnya Mumu tertidur dengan nyenyak.

Sekitar jam 03.10 wib dini hari Mumu terbangun. Seperti ada suara orang berjalan di luar.

Mumu bangun. Dengan mengendap-endap Mumu membuka pintu dan melongok ke luar dengan hati-hati.

Tampak bayangan hitam yang sedang berusaha membuka kunci stang motornya dengan paksa.

Mumu terkesiap!

Gawat, ini pencurian.

Mumu bergegas keluar.

"Buk...!!!"

Suara keras telah membentur kepala bagian belakang Mumu. Ia oleng dan tersungkur di tanah.

Kepalanya pusing. Pandangan menjadi gelap.

Belum sempat Mumu menyadari apa yang terjadi, kembali suara bak bik buk terdengar bersamaan dengan pukulan dan tendangan yang bersarang ditubuhnya. Rasa sakit tak kepalang menyengat di sekujur tubuhnya.

Ingatan Mumu menjadi samar. Tanpa sempat membela diri Mumu akhirnya pingsan dengan posisi meringkuk di tanah.

Setelah melihat Mumu tak bergerak lagi kedua orang yang memukul Mumu pun langsung pergi. Menghilang di kegelapan malam.

Anehnya mereka tidak mengambil apa-apa. Termasuk motor Mumu masih tetap ditempatnya seperti sedia kala.

Waktu merambat pelan tapi pasti. Cuaca semakin dingin. Tetesan embun membasahi tubuh Mumu yang masih meringkuk di tanah.

Tak lama kemudian tubuhnya mulai bergerak dengan perlahan.

Matanya terbuka. Ketika menyadari ia berbaring di tanah yang dingin, Mumu langsung bangun. Tapi ia langsung meringis.

Seluruh tubuhnya sakit semua. Tulangnya bagaikan remuk.

Dipaksakannya menyeret langkah dengan tertatih-tatih memasuki ruangan tempat tinggalnya.

Perlu perjuangan yang besar untuk ia bisa masuk ke dalam dan menutup pintu.

Mumu kembali tergeletak di lantai.

Rupanya tubuhnya memar kebiruan.

Kepalanya sakit seakan mau pecah.

Tapi Mumu tidak memiliki obat untuk mengobati atau sekadar penahan sakit bagi tubuhnya.

Mumu hanya bisa mendesis sambil memejamkan mata.

Seperempat jam kemudian Mumu memaksakan dirinya untuk duduk. Lalu ia mengambil posisi pernafasan yang biasa ia praktekkan.

Ia mulai mengatur nafasnya dengan perlahan. Sulit untuk bisa konsentrasi karena dipengaruhi oleh rasa sakit di sekujur tubuh.

Tapi Mumu memaksakan dirinya.

Entah berapa lama waktu berlalu, akhirnya nafas Mumu mulai mengalir dengan teratur.

Pelan semakin pelan. Nafasnya membentuk ritme yang alami.

Setengah jam waktu berlalu tanpa terasa. Perlahan Mumu membuka matanya. Ia memeriksa tubuhnya sekali lagi. Noda biru sudah tidak ada lagi. Hilang tak berbekas. Sedangkan rasa sakit sudah jauh berkurang.

Sungguh metode pernafasan yang ajaib.

Mumu merasa kembali bertenaga. Oleh sebab itu ia langsung memencet titik-titik saraf sehingga rasa sakit yang ia alami sudah hilang sepenuhnya.

Sungguh suatu ilmu yang ajaib sekali. Mumu tak bisa berkata-kata saking senangnya ia atas karunia ilmu tersebut.

Mumu meregangkan tubuhnya. 'Uh, nikmatnya'.

Tiba-tiba Mumu teringat motornya. Jika hilang matilah ia dimarah sama pak Wahab.

Mumu cepat-cepat membuka pintu.

Di sana, diparkiran masih ada motornya.

Jadi ini bukanlah kasus pencurian!

'Mereka sengaja memancing aku keluar kamar dengan pura-pura ingin mencuri motor sedangkan kawannya menunggu di samping ruangan ini.' Mumu mengangguk-angguk seolah-olah sudah mengerti dengan jalan cerita.

Jika saja Mumu tidak bertindak implusif, maka trik mereka tidak akan terlaksana.

'Tapi siapa mereka? Pasti ada orang yang menyuruh mereka.'

Mumu menduga hanya Rani yang mungkin otak di balik kejadian ini. Tapi itu baru sebatas dugaan semata.

...****************...

Mirna sedang berjalan di taman belakang rumahnya. Mamanya memang suka memelihara berbagai jenis kembang dan pohon bonsai.

Selain halaman depan yang sudah dipenuhi dengan berbagai kembang, halaman belakang pun disulap menjadi sebuah taman kecil yang asri.

Mirna kemudian duduk di bangku taman. Tubuhnya sudah tidak lemah lagi. Raut wajahnya kembali memancarkan kecantikan alami. Pemuda mana pun yang melihatnya pasti dada mereka akan bergetar.

Mirna sedang merenungkan persoalan yang terjadi dalam rumah tangga papa dan mamanya.

Tadi malam mereka kembali bertengkar. Walaupun mamanya sudah berusaha untuk memaafkan papanya karena beristri lagi. Tapi terkadang sikap papanya semakin menjadi-jadi menurut Mirna.

Mirna kadang terfikir apa seperti inikah sikap laki-laki jika sudah punya kekuasaan dan kekayaan?

Mereka sering bertindak dan membuat keputusan sendiri pada hal ada pasangan yang bisa diajak berembuk.

Seperti punya masalah perseteruan tadi malam. Mamanya tanpa sengaja mengetahui sebagian besar gaji papanya ditransfer ke istri mudanya. Pada hal Mirna dan mamanya juga membutuhkan uang yang banyak. Malah untuk biaya kuliah Mirna nanti dibebankan ke mamanya dengan alasan papanya ingin fokus membiayai anak dari istri mudanya.

Jangankan mamanya, Mirna saja pasti terpancing emosinya.

Mirna pun heran kenapa sikap papanya berubah drastis begitu.

"Biip biiip," Handphonenya tiba-tiba bergetar membuyarkan lamunan Mirna. Sebuah pesan. Nomor baru.

"Mirna saya*g kemana saja kamu sudah lama tidak kelihatan? Aku kangen lho. Apa lagi..."

Mirna gemetaran. Marah, malu dan dendam bercampur menjadi satu. Ini pasti nomor Andika si bang*at itu. Mirna cepat-cepat memblokir nomornya. Ini nomor barunya. Nomor yang lama sudah Mirna blokir dari sejak dulu.

'Dari mana dia tahu bahwa aku pulang ke Selatpanjang? Gawat ini. Seminggu lagi dia ingin datang ke sini. Apa yang harus aku lakukan?' Mirna panik.

Jika sudah berkaitan dengan Andika, kecerdasan Mirna mendadak beku.

Mungkin saking marah dan juga malu sehingga Mirna tak bisa berfikir jernih.

Suasana hati Mirna menjadi buruk. Pada hal dia baru saja mulai berusaha melupakan masalah dirinya. Tidak ada angin tidak ada hujan Andika kembali menghantuinya.

Tubuh Mirna mendadak lemas, tak bertenaga. Tanpa sadar dia mulai terisak.

1
Ahmad R Laros
lekasi d perkuat ilmunya musuh juga kuat
Ahmad R Laros
guna2 minggir yakin pada yg kuasa mumu
Ahmad R Laros
orang tua d kibuli
Ahmad R Laros
perempuan bego ya gitu mudah d hasut
Rikeu Andriati
pusing bacanya ruwet
Ahmad R Laros
itulh manusia
Ahmad R Laros
kejam
Darko Benai
Luar biasa
Ahmad R Laros
lakok ngalntur kmn lagi thor orang tuntaskan dulu yg d tolong2 itu gmn handoko gmna seno gmn tau lain pulau
Ahmad R Laros
mencuri seno kya msa kecilku
Ahmad R Laros
hhhh dalh sangka
Ahmad R Laros
mati juga kau sanusi d mkn jin
Ahmad R Laros
makanan mengandung santet hhha
Ahmad R Laros
temui mumu berjanji jadi anak buah mumu biar d lepaskan segelnya
Ahmad R Laros
ini agak pas alurnya
Darko Benai
Luar biasa
Ahmad R Laros
author koclok gmn cara kmu mernagkai novel berantakan
Ahmad R Laros
wealah ada santet juga ya thoor
Ahmad R Laros
dokter berobat altf
Ahmad R Laros
ceritanya lompat2 g jelas alurnya thoor d awal bagus semakin kesini knpa kacau
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!