Hai ketemu dengan karya mommy terbaru lagi.
happy reading.
Yolanda Fox, wanita bersuami Mikel Smit sudah lima tahun bahtera rumah tangganya harus tergoncang dengan kehadiran orang ketiga yang di nikahi oleh suaminya tanpa sepengetahuannya.
"Kenalkan dia adalah Nikita istriku yang kedua," dengan santai Mikel berucap.
"KAU! TEGA!" marah, kesal, kecewa, hancur hatinya menjadi satu saat di paksa hadir ke rumah orang tua suaminya. di kira mau di cemooh atau di omong mandul seperti biasanya.
"Tunggu, Ola! Jangan buat seolah aku salah besar! Ini suamuanya karena kamu! Kamu tidak bisa hamil!" bentaknya.
Yolanda dengan menyeka air matanya dan menghempaskan tangan suaminya yang menenahannya lalu keluar dari rumah itu tanpa pamit lagi.
"Kamu tega!!!!!!!!" teriaknya di dalam mobil yang masih di halaman itu.
"Aku tidak terima!!!! aku harus membalas ini!!!!" amarah yang membuncah dalam dirinya.
Bagaimana kisah kelanjutan Yolanda? Apakah mampu memisahkan madunya? atau dia memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19: Kebocoran Rahasia
Beberapa bulan berlalu.
Di ruangan yang temaram, Marsel berdiri dengan tegang di depan seorang agen pencari, wajahnya memerah oleh amarah. Ia membentak keras, suaranya menggema di ruangan yang sepi.
“Sudah berbulan bulan kau bekerja untukku, tapi tak ada hasil! Kamu bahkan tak bisa menemukan keberadaan Nikita dan Michelle! Apa yang aku bayar selama ini, hah?” ucap Marsel melemparkan dokumen-dokumen yang ada di tangannya ke meja dengan kasar. Agen di hadapannya hanya bisa menunduk, mencoba menjelaskan tanpa menyulut emosi tuan besar yang kini berada di ambang kemarahan.
“Maaf, Tuan Marsel! Kami sudah mencoba semua metode. Kami menyisir setiap kontak dan tempat yang mungkin, tapi sepertinya mereka menghilang tanpa jejak. Terlebih dengan Tuan Axel yang mengendalikan banyak hal di belakang layar, kami kesulitan menembus pertahanan mereka,” jawab agen itu hati hati.
Brak!
Marsel menggeram.
“Aku tidak peduli dengan Axel! Tugasmu adalah menemukan Nikita dan Michelle, apapun caranya! Waktu semakin menipis dan aku tidak punya kesabaran untuk kegagalan ini.” marah Marsel.
Namun, di balik pintu yang sedikit terbuka, tanpa sengaja, Syakila berdiri terpaku, mendengarkan setiap kalimat penuh kebohongan yang keluar dari mulut suaminya. Mata Syakila melebar ketika ia mendengar Marsel menyebut nama Michelle.
“Michelle... anaknya Marsel?” Syakila bergumam pelan, tubuhnya mulai gemetar. Ia tak bisa mempercayai telinganya sendiri.
Detik demi detik terasa seperti palu yang menghantam kepala Syakila. Kebenaran yang selama ini tersembunyi, rahasia yang tak pernah ia duga. Michelle, yang ia anggap sebagai cucunya, ternyata adalah anak kandung suaminya sendiri. Pikirannya melayang, tubuhnya mulai lemas, dan perlahan lahan, kegelapan mengambil alih kesadarannya.
Dengan suara benda jatuh yang keras, tubuh Syakila terhempas ke lantai. Marsel yang mendengar suara itu segera berlari keluar, wajahnya pucat ketika ia melihat istrinya terbaring tak sadarkan diri di lantai.
“SYAKILA!!!!” teriak Marsel panik. Dia langsung memanggil bantuan untuk membawa istrinya ke rumah sakit.
***
Di rumah sakit, suasana menjadi tegang ketika Mikel datang dengan tergesa gesa setelah mendengar kabar bahwa mamanya pingsan dan tidak kunjung sadar. Wajahnya penuh kekhawatiran saat ia memasuki ruangan, melihat Syakila terbaring di atas ranjang dengan wajah yang pucat. Matanya perlahan terbuka, dan ia menatap Mikel dengan penuh kesedihan.
Setelah menanyakan kondisi Mamanya oleh pihak Dokter yang menanganinya, ternyata serangan jantung.
“Mama, ada apa? Kenapa Mama bisa pingsan?” tanya Mikel lembut, mendekati mamanya.
Syakila menatap putranya dengan mata yang penuh air mata. Tangannya menggenggam lengan Mikel erat, seolah ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting, tapi mulutnya terasa berat untuk mengungkapkan kebenaran yang ia ketahui.
Mikel!!! Maafkan Mama, mama egois!! Mama sangat beraalah padamu. Batin Syakila.
“Mikel... Mama tidak ingin bertemu dengan Papa untuk sementara waktu,” ucap Syakila pelan, suaranya serak. “Mama... Mama perlu waktu sendiri.” lanjutnya.
Tidak mampu untuk mengatakan yang sebanarnya saat ini.
“Kenapa, Ma? Apa yang terjadi antara Mama dan Papa? Apa Papa yang membuat Mama seperti ini?” tanya Mikel yang terkejut. Tidak biasanya orang tuanya diam begitu.
Syakila hanya menggelengkan kepala, air matanya jatuh membasahi pipinya.
“Jangan tanyakan dulu, Mikel. Mama belum siap membicarakannya. Tapi... untuk saat ini, Mama mohon... jangan biarkan Papa mendekat.” pintanya.
Mikel merasa bingung dan semakin khawatir. Ibunya tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya.
“Iya, Ma. Aku akan menjaga agar Papa tidak mengganggu Mama. Tapi, jika ada masalah di antara kalian, Mama harus katakan padaku. Aku bisa membantu.”jawab Mikel.
“Nanti, Mikel. Nanti Mama akan bicara. Sekarang... Mama hanya butuh waktu.” ucap Syakila menunduk, menggenggam tangan Mikel lebih erat.
***
Sementara itu, Marsel yang berdiri di luar ruangan tak henti hentinya memohon pada Mikel agar bisa bertemu dengan istrinya. Wajahnya penuh kekhawatiran, tapi ada rasa bersalah yang mendalam di balik tatapan tajamnya.
“Mikel, biarkan aku bicara dengan mamamu! Ini penting!”pinta Marsel, mencoba masuk ke ruangan, tapi Mikel dengan tegas menghalanginya.
“Papa, Mama tidak ingin bertemu dengan Papa sekarang! Mama bilang, dia butuh waktu untuk sendiri,” jawab Mikel tegas.
“Kamu tidak mengerti, Mikel. Ini urusan yang sangat penting!” ucap Marsel dengan nada mendesak, tapi Mikel tetap tidak bergeming.
“Apa yang terjadi, Pa? Kenapa Mama seperti ini? Apa Papa yang membuatnya sampai pingsan?” tanya Mikel dengan nada penuh curiga.
“Tidak, Mikel. Ini... sesuatu yang rumit. Kau tidak akan memahaminya.” ucap Marsel berusaha mengendalikan emosinya.
“Papa, selama ini aku sudah banyak menahan diri. Aku tidak ingin tahu urusan pribadi kalian, tapi jika Mama sampai minta dijauhkan dari Papa, pasti ada yang salah.” ucap Mikel memandang ayahnya dengan tatapan tajam.
Marsel terdiam, tak mampu menjawab. Pikirannya berputar, mencari alasan yang tepat, tapi ia tahu bahwa waktunya sudah hampir habis. Rahasia yang selama ini ia sembunyikan dari Syakila, dari Mikel, hampir terbongkar.
“Papa, jika ada masalah di antara kalian, selesaikan dengan baik-baik. Aku tidak akan ikut campur. Tapi tolong jangan buat Mama semakin tertekan.” lanjut Mikel mendesah panjang, mencoba menenangkan diri.
“Baiklah, Mikel. Aku akan menunggu. Tapi ingat, ini bukan sesuatu yang bisa diselesaikan dengan cepat.” ucap Marsel menunduk, tidak mampu menatap langsung mata anaknya.
Mikel hanya mengangguk, lalu masuk kembali ke dalam kamar rumah sakit untuk menemani ibunya. Sementara itu, Marsel keluar dari rumah sakit dengan hati yang semakin kalut, menyadari bahwa waktunya untuk menyembunyikan rahasia semakin menipis.
***
Malamnya, di kamar rumah sakit, Syakila masih terbaring lemah. Mikel duduk di sampingnya, menggenggam tangannya dengan lembut.
“Mama, aku tahu pasti ada sesuatu yang Mama sembunyikan dari Papa,” kata Mikel perlahan. “Apa pun itu, aku harap Mama bisa menyelesaikannya tanpa terlalu menyakiti diri sendiri.” pinta Mikel.
“Terima kasih, Mikel. Kamu selalu menjadi anak yang baik. Suatu hari nanti, kamu akan tahu semuanya. Tapi tidak sekarang.” ucap Syakila menghela napas panjang, menatap putranya dengan penuh kasih sayang.
Mikel mengangguk, meskipun hatinya penuh dengan pertanyaan yang tak terjawab. Sementara itu, di luar sana, Marsel berjalan keluar rumah sakit dengan langkah berat, menyadari bahwa kehancuran keluarganya sudah di ambang pintu.
***
Mikel sudah mulai kembali normal, walau belum sepenuhnya menghilangkan kebiasaan barunya, minuman beralkohol. Berangsur mulai akan kembali bekerja. Karena mamanya semalam sudah bicara dengannya.
"Mikel, kembalilah ke kantor! Sudah cukup kamu meninggalkannya!" pinta Syakila.
"Tapi, Ma," potong Mikel.
"Mama mohon," pinta Syakila.
"Baiklah, Ma. Tapi aku harus bersiap dulu." jawab Mikel.
...****************...
Hi! Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini ya.
Bagaimana respon kalian sejauh ini dengan karya mommy.
Keren banget 🔥😍