Menikah dengan tukang ojek membuat kakak iparku selalu membencinya, bahkan dia mempengaruhi kakak ku yang selalu melindungi ku kini membenciku dan suamiku. begitu juga kakak laki-lakiku.
namun semua akan terkejut atau tidak ketika mereka tau siapa suamiku?. simak ceritanya di DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31. Di Pecat
Mendengar istrinya di katakan jalang oleh Sintia, Arkan naik darah, lelaki tampan itu mendekati Sintia dengan sangat marah.
Pram, Sekali lagi terdengar tamparan yang juga sangat keras mendarat di pipi mulus Sintia, kali ini bukan Amira tetapi Arkan lah yang mendaratkan tamparan di pipi Sintia.
"Jangan pernah mengatakan istriku dan Kakak ipar ku jalang, mereka wanita yang sempurna, tidak seperti kamu yang mau di tiduri hanya demi uang." Ucap Arkan sangat marah pada Sintia.
Arkan merangkul Senja dan mendekap istri cantiknya itu yang lagi menangis. Senja tidak meronta, walau hatinya sedang sakit dia tetap mau di peluk oleh Arkan.
Senja hanya diam di dalam dekapan Arkan, dia tidak mau menambah masalah lagi, dia akan menanyakan siapa Sintia pada Arkan nanti saja kalau sudah tenang.
Mendengar penuturan Arkan, Sintia sangat terkejut, ternyata wanita cantik yang di dorong olehnya adalah istri Arkan, Sintia dalam keterkejutannya dia sangat marah pada Senja.
"Arga, kam...kamu sudah menikah, tidak, tidak mungkin, kamu pasti berbohong, kamu tidak mungkin menikah dengan wanita lain, kamu sangat mencintaiku 'kan?" Sintia tidak terima kalau Arkan menikah dengan wanita lain selain dirinya.
"Dengar baik-baik, ini istri ku dan aku sangat mencintainya, dia wanita yang setia dan mencintaiku apa adanya, tidak seperti dirimu yang memanfaatkan kekayaan ku, dan mengkhianati ku, apa sekarang kamu di campakkan oleh Boby, sehingga dengan tidak tau malu memvonis aku mencintai mu." Arkan sudah sangat membenci pengkhianat seperti Sintia.
Senja masih menangis di dalam dekapan suaminya. Arkan membelai surai istrinya dengan lembut, dia terus menenangkan istrinya agar berhenti menangis.
Sintia hendak menjambak rambut Senja yang sedang berada di dalam dekapan Arkan, namun aksinya terhenti karena Amira menarik tangannya dan menamparnya sekali lagi hingga Sintia terjatuh lagi kelantai.
Setelah Sintia terjatuh, Amira berjalan dan berjongkok di depan Sintia." Sudah ku katakan tadi, jangan pernah lagi menyentuh adik ku." Hardik Amira sangat marah pada Sintia.
Pram... Sekali lagi Amira menampar pipi Sintia dengan begitu keras. Sintia memegang pipinya yang sudah merah dan panas Karen sudah kena tamparan beberapa kali.
Arkan juga sangat marah, hampir saja Sintia menjambak rambut istrinya lagi, kalau tidak ada Amira, Sintia pasti sudah menjambak rambut Senja lagi.
"Ferdy, urus perempuan jalang ini, pastikan dia mendapat hukuman yang berat!" titah Arkan.
Ferdy yang mendapat perintah dari bosnya itu, dia langsung mendekati Sintia, namun Sintia dengan cepat merangkak dan memeluk erat kaki Arkan.
"Arga, tolong maafkan aku, aku menyesal telah meninggalkan mu, aku sangat mencintai mu, tolong kasih aku kesempatan untuk memperbaikinya, aku mohon." Sintia menangis memohon pada Arkan agar Arkan kembali padanya dan mencintainya seperti dulu lagi.
Melihat Sintia mengemis cinta dari Arkan, Amira menarik miring bibirnya, dia tersenyum mengejek. Biar pun dia emosi dan sedang marah, tapi dia juga bingung dengan kasak kusuk orang-orang yang ada di mall tersebut, tambah bingung lagi saat Arkan mengatakan kalau Sintia memanfaatkan hartanya.
Amira terus berfikir, siapa Arkan, dan kenapa orang-orang mengatakannya pemilik mall yang sedang di injak dirinya sekarang ini. Amir lebih baik diam, dia juga sama dengan Senja, kalau Senja berniat ingin menanyakan siapa Sintia pada Arkan, namun Amira ingin bertanya pada Senja siapa Arkan yang sebenarnya.
"Cukup, enyahlah dari hadapan ku, kamu pikir aku ini lelaki yang mudah kamu bodohi? Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang kedua kali, aku sudah menemukan hidupku, istriku adalah anugrah terindah yang Tuhan takdirkan untukku," Arkan tidak akan tertipu lagi oleh Sintia, apa lagi sekarang dia sudah memiliki istri yang sempurna seperti Senja, tidak akan ada lagi wanita lain di hatinya sampai kapan pun.
"Arga, aku mohon." Sintia tidak menyerah dia terus memohon pada Arkan agar kembali padanya.
Arkan menyentak kakinya hingga pegangan Sintia terlepas. "Ferdy bawa dia, urus dia agar tidak lagi membuat istriku menangis!" titah Arkan lagi.
Ferdy langsung menarik tangan Sintia pergi dari mall itu. Sintia terus meronta memohon dan memanggil -manggil nama Arga alias Arkan. Arkan tidak mengindahkan permohonan Sintia, lelaki tampan itu terus memeluk istrinya dengan erat agar istrinya tenang.
"Sayang, kamu tidak apa-apa 'kan? Kamu tenang, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti kamu lagi." Arkan terus menenangkan istrinya.
Senja yang sudah berhenti menangis, dia hanya mengangguk, namun dia tetap akan menanyakan siapa Sintia itu pada Arkan nanti.
Kemudian Arkan ke arah Amira yang sekarang sedang menatap tajam pada karyawan yang menghina Senja tadi.
Karyawan yang menghina Senja tadi sudah sangat takut, tubuh dan lututnya sudah sangat gemetar, dia sangat takut saat mendengar dan melihat kalau perempuan yang dia hina tadi adalah istri dari Arga sang pemilik mall tempat dia bekerja.
Karyawan itu sangat takut, apa lagi melihat tatapan tajam Amira padanya, Amira terlihat seperti singa yang ingin menerkamnya.
Sementara Ayu yang di percaya Arkan sebagai manager juga merasa takut, dia takut dikira tidak becus mengurus mall dan karyawannya.
Apa lagi saat dia melihat Arkan sangat mencintai dan menyayangi istrinya. Ayu takut di pecat dan di blacklist hingga tidak bisa mencari pekerjaan di tempat lain lagi, Ayu tau kalau Arkan sangat berpengaruh di kota ini.
"Kak Mira, terimakasih karena sudah menolong istriku, untung Kak Mira cepat datang kalau tidak aku sangat bersalah karena tidak bisa melindungi istri ku." Arkan sangat berterimakasih, karena Amira istrinya baik-baik saja.
Amira membalikkan tubuhnya menghadap Arkan dan Senja, dia tidak berani menatap wajah Arkan, Amira merasa malu karena sudah menghina dan membenci adik iparnya itu.
"Tidak usah berterimakasih, sebagai Kakak aku wajib melindungi dan membela adik ku. Aku juga minta maaf sama kalian, aku sudah menghina mu, dan juga menjebak Senja hingga di usir dari rumah." Amira berharap Arkan dan Senja mau memaafkannya, harapan nya sekarang adalah mengharap maaf dari kedua orang di depannya sekarang.
Amira menghampiri Senja yang berdiri di sisi Arkan, Amira meraih pundak Senja dia ingin Senja dan Arkan memaafkannya dan bisa tinggal. seperti dulu lagi.
"Tolong maafkan aku, aku menyesal, aku melakukan itu semua karena terpengaruh oleh mas Firman, tolong maafkan semua salah ku." Amira meminta maaf dengan setulus hatinya. Amira tidak mau saling membenci, kini Amira sadar kalau keluarga itu sangat penting dalam hidup nya.
"Sudah lah Kak, jangan di bahas lagi, aku dengan Senja sudah memaafkan Kakak Jauh sebelum Kak Mira meminta nya." Ucap Arkan dengan tulus memaafkan kakak ipar nya.
Mendengar Penuturan Arkan, Amira jadi terharu, adik iparnya itu ternyata sangat baik dia mau memaafkannya yang sudah menghina dan membenci nya. Amira menangis terharu dengan kebaikan Arkan.
"Terimakasih sudah mau memaafkan aku." Ucap Mira dengan mata yang sudah beranak sungai.
Melihat Amira menangis, Senja langsung memeluk tubuh Kakaknya yang nampak sudah kurus itu, kedua wanita itu menangis saling berpelukan.
"Sudah Kak, jangan menangis, semua sudah berlalu." Ucap Senja menenangkan Amira padahal dia sendiri juga menangis.
"Aku tidak menangis, aku terharu, aku sungguh sangat menyesal." Amira benar-benar menyesal telah jahat pada adik dan adik iparnya.
Sedangkan orang-orang yang tadi menonton pertengkaran, kini mereka juga berkaca-kaca melihat adik dan Kakak saling membela dan memaafkan.
Setelah drama air mata, Arkan memanggil Ayu sang manager yang berdiri tidak jauh dari dirinya. "Ayu, aku ingin karyawan yang sudah menghina istriku di pecat dengan tidak hormat!" titah Arkan tidak memberi kesempatan pada karyawan yang sudah kurang ajar pada istrinya.
Ayu melihat ke karyawannya yang sudah gemetar dan berkeringat dingin itu. Plak... satu tamparan melayang di pipi karyawan itu.
Karyawan yang menghina Senja itu memegang pipinya yang terasa panas dan perih karena tamparan keras dari ayu.
"Kamu keruangan ku, ambil gaji bulan ini, dan besok tidak usah datang lagi, kamu di pecat." Ayu mengatakan nya dengan tegas.
Bersambung.