Berawal dari Marley yang menolong gadis kecil yang ia beli dari Klub malam, dengan bayaran yang tinggi.
Sebagai seorang Cassanova, tentunya Marley menginginkan hal ranjang kepada gadis yang telah ia tolong.
Tapi, Bintang memberi syarat sebelum menyentuh nya harus menikahi nya terlebih dahulu. lalu bagaimana dengan Marley? apakah mereka akan menikah hanya karna darah perawan yang diinginkan Marley?
Ayo baca dan jangan lupa Vote, Follow, like, dan komentar agar novel ini bersinar terang:)
Follow IG:authorhaasaanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Dua Puluh
Perlahan Marley berbalik arah, yang pertama kali ia lihat adalah sang ibu. Sinta menatap nya penuh mengintimidasi, dan langsung menghampiri nya.
“Astaga, menantu ku!” Ucap nya penuh histeris, Marley sudah menduga jika hal ini akan terjadi.
Bintang tidak tahu harus berekspresi seperti apa, bagaimana kalau ibu mertua nya menanyakan tentang penyebab nya sakit seperti ini. Marley membawa Bintang masuk, disusul oleh Sinta.
“kenapa kau tidak ada menjawab pertanyaan ibu, Marley?” Tanya Sinta lagi, kali ini lebih menuntut jawaban.
“Bintang sakit, Bu. Aku tidak bisa mengabarimu, karna aku merasa..”
“Sudah! Kau memang selalu saja seperti itu, tidak pernah mau melibatkan ibu dalam setiap masalah mu.” Kata Sinta ketus, ia meraih tangan Bintang. Menggenggam tangan kurus itu dengan penuh kasih, Marley hanya menghela napas panjang saja melihat nya.
“Kau semakin kurus saja dari pertama aku melihat mu? Apa Marley tidak memberi mu makan?” Tanya Sinta sedikit menyindir putra nya.
“Jangan mulai menyudutkan ku begitu, Bu.” Ucap Marley, ia malas sekali jika ibu nya sudah dalam mode nyebelin seperti ini.
Sinta seakan tak perduli dengan perkataan putra nya, ia terus memandang wajah menantunya.
“Ibu sudah tanya kepada dokter, katanya bisa pulang siang ini. Kalau begini, tinggallah bersama ibu saja.”
“Tidak! Aku tidak mau, kami ingin tinggal di Apartemen saja.” Tolak Marley dengan cepat, Bintang mengikuti saja kemauan dari Marley.
“ibu tidak akan mendengarkan alasan mu, kau selalu saja beralasan terus menerus. Intinya, kalian nanti tinggal sama ibu!” Ucap Sinta dengan tegas, terdengar tidak mau ada bantahan lagi.
Marley memijat kedua ujung alis nya, karena ibu nya selalu saja berbuat sesuka nya.
Marley melihat kedua wanita itu bercerita panjang lebar, ibu nya benar-benar cerewet.
Marley mendapat pesan dari Alga, yang mengatakan jika dirinya sudah akan datang untuk mengantar mereka pulang ke Mansion Utama.
“Ibu, apa Alga yang memberitahu mu?”tanya Marley, dengan cepat Sinta mengangguk.
Marley merutuki kesalahan dari Alga, yang telah berani mengatakan semua nya kepada Sinta. Dan mengakibatkan dirinya harus tinggal di Mansion Utama, yang penuh peraturan yang menyesakkan nya.
“Kena kau nanti!” Ancam Marley yang tentunya di dalam hati.
Dan kini mereka sedang berada di perjalanan pulang menuju Mansion Utama, Marley duduk disamping Alga yang sedang fokus menyetir. Mata Marley terus memerhatikan Bintang yang duduk bersama ibu nya, wanita itu begitu cantik dimata nya.
Hingga tak terasa akhirnya mereka sampai di Mansion Utama, para pelayan membawa Sinta dan Bintang untuk masuk. Marley berada di luar bersama Alga, sepanjang perjalanan tidak ada sedikitpun Alga merasa bersalah.
“kelihatan nya sekarang kau memang sudah banyak memiliki waktu senggang ya?”
Alga membeku mendengar pertanyaan itu, ia tahu apa artinya. “Ah tidak juga, Tuan. Aku selalu sibuk, kau tahu sendiri bukan?” Jawab Alga dengan diselingi tawa nya.
Tawa itu langsung terhenti kala melihat tatapan tajam dari Marley, “jika sibuk, kau tidak ada waktu untuk melakukan kesalahan mu hari ini!”hardik nya, Alga menunduk saja.
Marley menghela napas panjang, untuk tidak marah lagi dengan semua hal yang terjadi. Tapi, kelakuan Alga harus mendapatkan hukuman nya.
“Bulan ini gaji mu dipotong 10%!” Ucap Marley tanpa memikirkan bagaimana respon dari Alga.. Ia berlalu pergi begitu saja masuk ke dalam Mansion.
Alga tidak panik, karena ada Sinta yang melindungi nya. Ia hanya menghela napas panjang melihat kelakuan tuan nya, yang sesuka nya dan terkadang mau menang sendiri saja.
Marley terus melangkah masuk, para pelayan menunduk hormat kepada nya. Ia terus berjalan hingga menaiki tangga, karna Marley yakin jika Bintang berada di kamar nya.
Kala menaiki tangga, Marley mendengar Bintang berbicara kepada Sinta.
“Makanan apa yang disukai Marley, bu?” Tanya Bintang, Sinta tersenyum mendengar nya.
“Anak itu suka dengan makanan yang tidak manis, asal manis nya tidak terlalu berlebihan maka dirinya akan suka.” Jelas Sinta, Bintang mendengar kan nya dengan baik.
Marley tersenyum tipis, rasanya sangat hangat kala mengetahui ada orang yang memperhatikan. Marley belum pernah merasakan nya, dulu dengan Sarah.. Hanya dirinya yang berperan besar dalam setiap hubungan.
“Sayang..” Panggil Marley, ia mengecup pucuk kepala Bintang dengan mesra. Sinta tersenyum melihat nya, ia suka dengan cara putra nya memperlakukan Bintang.
“Ibu akan menyiapkan makan malam, kalian masuklah kedalam kamar.” Ucap Sinta, ia berlalu pergi meninggalkan Bintang dengan Marley.
Karena telah sehat sempurna, Bintang tak memerlukan kursi roda lagi. Ia sudah bisa berdiri sampai lama, tapi dilarang untuk melakukan pekerjaan berat dulu.
Marley menggendong Bintang ala bridal style, membawa istri mungil nya untuk ke kamar nya. Bintang adalah wanita pertama yang tahu kamar nya mulai dari masa kecil, wanita yang lain tidak pernah.
Kala memasuki kamar Marley, Bintang merasakan aura yang berbeda. Kamar Marley kelihatan lebih manly dari pada yang di Apartemen, banyak foto masa kecil dan foto masa-masa kuliah nya.
Marley perlahan menurunkan Bintang, membiarkan wanita itu bergerak sesuai naluri hati. Bintang langsung menuju foto masa kecil Marley yang terpajang banyak di dinding, ia tersenyum melihat nya.
Dari kecil Marley terlihat seperti anak bule, sampai sekarang pun begitu. Mata Marley yang bewarna cokelat tajam, dan hidung mancung nya benar-benar sebagai pelengkapnya.
Marley membuka kemeja nya, ia gerah ingin mandi saja rasanya. “Mau ikut mandi?”
Bintang tidak tahu kenapa Marley selalu tidak malu untuk mengajak nya melakukan banyak hal, apa lagi melakukan hal yang aneh-aneh.
“Aku tidak boleh mandi untuk hari ini, besok pagi baru..” Jawab Bintang, Marley menarik tangan Bintang agar berada dipelukan nya.
“Besok pagi kita akan mandi bersama.” Kali ini Bintang tak tahu, apakah ini perintah atau permintaan.
“Apakah ini permintaan?”
“Tidak, ini perintah Bibin..”
Marley merela pelukan nya, ia tidak tahu mengapa semenyenangkan ini memeluk Bintang. Tubuh nya lembut sekali, dan memiliki wangi seperti anak bayi.
Marley memeluk Bintang lagi, sampai Bintang merasa engap. “Lepas, Marley. Aku sesak..”
“ulangi lagi”
“Lepas Marley sayang, istrimu ini merasa sesak karena terus kau peluk seperti itu.” Ucap Bintang mengulang, barulah Marley melepas pelukan nya.
Marley mengecup bibir Bintang sekilas, lalu pergi menuju Bathroom. Bintang tersenyum melihat kepergian nya, ia memegang bibir nya yang baru saja mendapatkan kecupan manja dari Marley.
~
Kala makan malam, Marley dan Bintang ternganga kala melihat banyak nya menu makanan yang tersaji. Seperti penyambutan tamu saja, Sinta benar-benar selalu berlebihan.
Sinta menyuruh pasutri itu untuk duduk berhadapan dengannya, bahkan Bintang bingung harus makan yang mana.
Marley menuangkan nasi untuk Bintang, lalu ke dirinya sendiri.
“Mau apa?” Tanya Marley, Bintang menunjuk kearah ayam goreng.
Marley mengambil sepotong, lalu juga mengambilkan menu lain untuk Bintang. Seperti nya Bintang bingung karena belum pernah memakan menu yang ada, dan itu benar.
Kala melihat Marley memulai makan nya, Bintang pun memulai makan nya juga. Ia tersenyum senang, benar-benar masakkan nya yang sangat enak.
“Enak kan, sayang?” Tanya Sinta, Bintang mengangguk cepat. Ia suka sekali, bahkan sampai tidak bisa berkata kata lagi.
Bintang tidak pernah makan dengan layak di rumah nya dulu, selalu makan sisa yang telah di buang Erin. Hal itu adalah penyebab Bintang memiliki tubuh yang kecil dan kurus, selayaknya orang yang kekurangan gizi.
Marley sedang berusaha memperbaiki gizi Bintang, memberikan makanan yang banyak agar tubuh Bintang sehat dan tidak mudah sakit.
Hampir semua menu habis oleh Bintang, Marley sampai ternganga melihat nya. Tapi, senang karena Bintang mulai sehat kembali.
“Ibu ingin bicara dengan mu, Marley. Temui ibu di ruang kerja, jangan lama-lama.” Kata Sinta, ia bangkit karena telah selesai makan.
Bintang menatap Marley lugu, ia menjadi penasaran hal apa yang akan dibicarakan oleh Sinta kepada suami nya.
“Kau tunggu saja di ruang tengah, nanti kita akan naik sama-sama ke kamar.” Ucap Marley, Bintang mengangguk saja.
Bintang dan Marley menuju ruang tengah, yang berdekatan dengan ruang kerja milik Marley. Bintang diarah kan Marley untuk duduk di sofa, lalu Marley pergi ke ruang kerja.
Yang menyambut Marley adalah Sinta yang menatap nya tajam, “kau berhubungan dengan Vanya didepan Bintang?”