Elina Raffaela Escobar, seorang gadis cantik dari keluarga broken home, terpaksa menanggung beban hidup yang berat. Setelah merasakan pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya, ia menemukan dirinya terjebak dalam kekacauan emosi.
Dalam sebuah pertemuan tak terduga, Elina bertemu dengan Adrian Volkov Salvatrucha, seorang CEO tampan dan misterius yang hidup di dunia gelap mafia.
Saat cinta mereka tumbuh, Elina terseret dalam intrik dan rahasia yang mengancam keselamatannya. Kehidupan mereka semakin rumit dengan kedatangan tunangan Adrian, yang menambah ketegangan dalam hubungan mereka.
Dengan berbagai konflik yang muncul, Elina harus memilih antara cinta dan keselamatan, sambil berhadapan dengan bayang-bayang masa lalu yang terus menghantuinya.
Di tengah semua ketegangan ini, siapa sebenarnya Adrian, dan apakah Elina mampu bertahan dalam cinta yang penuh risiko, atau justru terjebak dalam permainan berbahaya yang lebih besar dari dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lmeilan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Setelah berhasil lolos dari serangan mendadak itu, Adrian dan Elina akhirnya tiba di sebuah rumah besar milik Adrian di luar kota. Rumah itu tampak lebih seperti benteng dengan dinding-dinding tinggi dan penjagaan ketat di setiap sudut. Begitu mereka sampai, Adrian turun dari mobil dengan cepat, menarik Elina yang masih terpaku di tempatnya.
"I-ini dimana" tanya Elina merasa heran
"Masuklah, kita perlu bicara," ucap Adrian dingin, memegang erat tangan Elina. Ia menariknya menuju pintu utama yang langsung dibuka oleh Daniel, sang kaki tangan setia. Dengan langkah cepat dan tegas, Adrian membawa Elina menuju ruang pribadinya—sebuah ruangan besar dengan meja kayu di tengah dan beberapa kursi yang disusun rapi. Jendela besar di belakang meja memberikan pemandangan luas ke arah taman, tetapi Elina hampir tidak memperhatikannya. Kepalanya masih penuh dengan pertanyaan.
Ruang pribadi Adrian
Begitu mereka masuk, Adrian menutup pintu dan menatap Elina dengan tatapan serius, sesuatu yang membuat Elina semakin merasa tertekan. Ia tidak pernah melihat Adrian dalam keadaan setegang ini. Wajahnya yang biasanya dingin dan tenang kini terlihat penuh beban, seolah-olah ada sesuatu yang lebih berat dari sekadar serangan tadi.
"Aku tahu kau punya banyak pertanyaan," Adrian memulai, suaranya berat. "Dan aku akan menjawab semuanya, tapi kau harus mengerti bahwa hidupku bukanlah seperti yang kau bayangkan. Pernikahan ini tidak hanya tentang melindungimu, tapi juga tentang melindungi diriku dan—"
"Melindungi diri Tuan dari apa?" Elina memotong, suaranya bergetar di antara rasa takut dan amarah. "Tuan bilang akan melindungiku, tapi selama ini aku yang tidak tahu apa-apa tentang siapa sebenarnya Tuan. Aku merasa seperti terjebak dalam mimpi buruk yang tidak pernah bisa kubangunkan."
Adrian menghela napas panjang, mengusap wajahnya dengan tangannya. Ia tahu ini akan terjadi, tetapi menghadapi kemarahan dan ketakutan Elina tetap saja membuatnya merasa bersalah. "Dulu, aku pernah terlibat dalam dunia yang gelap. Dunia yang aku tinggalkan bertahun-tahun lalu, atau setidaknya, aku mencoba meninggalkannya. Tapi ada orang-orang yang tidak bisa membiarkan masa lalu berlalu begitu saja. Mereka masih mengejarku karena dendam, kekuasaan, dan uang. Apa yang terjadi malam ini adalah bukti bahwa mereka tidak akan pernah berhenti sampai mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan."
Elina terdiam, mencoba mencerna kata-kata Adrian. Ia merasakan ada lebih banyak yang tidak diungkapkan, dan perasaan tidak aman itu semakin menguat. "Dan aku... aku sekarang ada di dalam lingkaran ini juga?"
Adrian menatapnya dengan serius, "Ya, Elina. Dengan menikahiku, kau secara tidak langsung telah terlibat. Itulah sebabnya aku melakukan ini. Aku ingin kau aman, di bawah perlindungan penuh. Aku tidak bisa membiarkan mereka menyakitimu."
"Tapi anda juga tidak bisa mengontrol mereka sepenuhnya, kan?" suara Elina bergetar, "Kalau begitu, apa gunanya semua ini jika aku tetap dalam bahaya?"
Adrian terdiam sesaat, menundukkan pandangan. Ia tahu Elina benar. Tidak ada jaminan bahwa ia bisa sepenuhnya melindungi wanita itu dari bayangan gelap masa lalunya. Tapi satu hal yang pasti, ia tidak akan pernah berhenti mencoba.
"Aku akan melakukan segalanya untuk memastikan kau aman," ucap Adrian akhirnya. "Tapi aku butuh kau percaya padaku, Elina. Meskipun aku tidak bisa memberimu kepastian, aku ingin kau tahu bahwa aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu."
Elina menatap Adrian, matanya penuh keraguan dan ketakutan. Namun, di balik itu semua, ada sesuatu dalam suara Adrian yang membuatnya merasa bahwa pria ini benar-benar tulus. Mungkin ia tidak tahu segalanya, mungkin ia belum bisa memaafkan Adrian atas semua rahasia yang ia sembunyikan, tapi untuk saat ini, ia tidak punya pilihan selain percaya.
"Baiklah," Elina akhirnya mengangguk pelan. "Tapi aku ingin tahu semuanya, Tuan Adrian. Aku tidak mau hidup dalam kebohongan lagi. Jika Tuan ingin aku percaya padamu, anda harus mulai memberitahuku apa yang sebenarnya terjadi."
Adrian mengangguk, menyadari bahwa waktunya sudah tiba. "Baiklah. Aku akan menceritakan semuanya padamu, mulai dari awal."
Adrian menarik napas panjang sebelum mulai bercerita tentang masa lalunya. Dia berasal dari keluarga yang terlibat dalam dunia bawah tanah, mafia yang mengendalikan banyak bisnis gelap di berbagai negara. Adrian, bersama saudaranya Demian, pernah menjadi bagian dari organisasi itu, tetapi setelah beberapa kejadian tragis yang melibatkan keluarganya, Adrian memutuskan untuk keluar. Ia membangun kehidupannya sendiri sebagai pengusaha, namun jejak masa lalunya terus membuntutinya. Banyak musuh yang tidak pernah memaafkannya, dan mereka terus mencari cara untuk menghancurkan hidupnya, termasuk dengan menyerang orang-orang yang ia cintai.
Elina mendengarkan dengan seksama, hatinya terasa semakin berat dengan setiap kata yang keluar dari mulut Adrian. Dia tidak pernah membayangkan bahwa kehidupan Adrian sekompleks ini, begitu penuh dengan bahaya yang tersembunyi di balik fasad dinginnya.
Tapi satu hal yang Elina pertanyakan "orang yang Adrian Cintai??, apakah Adrian mencintainya? Ohhh mungkin itu hanya pemikiran anehku saja" ucap Elina meyakinkan dirinya.
"Jadi, siapa yang menyerang kita malam ini?" tanya Elina setelah beberapa saat hening.
"Mereka bagian dari kelompok lama yang dulu menjadi rival keluargaku. Mereka masih menyimpan dendam karena merasa telah kehilangan sesuatu yang berharga akibat tindakan keluargaku. Dan sekarang mereka melihatmu sebagai titik lemahku," jawab Adrian.
"Itulah sebabnya aku harus memastikan kau terlindungi. Karena mulai sekarang, mereka mungkin akan terus mencoba menyerang."
Elina merasakan jantungnya berdegup kencang. Ia merasa terperangkap dalam situasi yang semakin sulit untuk ia kendalikan. Tapi kali ini, ia tidak ingin hanya menjadi orang yang hanya mengikuti Saja. Ada sesuatu dalam dirinya yang ingin melawan, ingin mempertahankan hidupnya sendiri meskipun di tengah ancaman.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Elina akhirnya, suaranya lebih tegas dari sebelumnya. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan Adrian, meskipun hatinya masih dipenuhi ketakutan.
Adrian menatapnya, sedikit terkejut dengan keteguhan yang tiba-tiba muncul di mata Elina. "Kita harus terus waspada. Aku akan meningkatkan pengamanan, dan kau harus selalu berada di bawah pengawasanku. Mulai sekarang, kau tidak akan pernah keluar sendiri tanpa perlindungan."
Elina hanya bisa mengangguk. Meskipun ada ketidaknyamanan dalam menjadi 'tahanan' di rumah besar Adrian, ia tahu bahwa ini adalah langkah yang harus diambil demi keselamatannya. Adrian mungkin memiliki banyak rahasia, tetapi satu hal yang ia tahu pasti—pria ini tidak akan membiarkannya jatuh ke tangan musuh-musuhnya. Namun, pertanyaan yang terus menghantui pikirannya adalah sampai kapan mereka bisa bertahan dalam bayang-bayang ini?
Bagaimana dengan neneknya, pekerjaan, perkuliahannya bahkan kabar tentang keinginan ibunya bercerai dari ayah tirinya.
Semua itu menjadi pertanyaan besar bagi Elina. Bagaimana ia melewati semua masalah yang ada dan kembali menjalani kehidupan seperti biasanya yang penuh kesederhanaan.
Dan lebih dari itu, kapan Elina bisa benar-benar merasa bebas dari jerat kehidupan yang baru saja ia masuki itu?
Di sisi lain kota
Valeria Ivanova duduk di tepi ranjangnya, masih dihantui kemarahan dan rasa dikhianati. Malam itu, ia menyusun rencana balas dendamnya. Adrian Volkov Salvatrucha mungkin telah memilih Elina sebagai istrinya, tetapi Valeria tidak akan tinggal diam. Ia akan memastikan bahwa pernikahan itu tidak akan bertahan lama.
"Adrian mungkin berpikir dia bisa lepas dariku, tapi dia salah besar," gumam Valeria dengan senyum penuh rencana di bibirnya.
"Aku harus mencari cara agar dapat mengandung anak Adrian" ucap Valeria dalam hati sambil tersenyum penuh rencana
"Kau hanya milikku. Adrian hanya milikku". ucap Valeria penuh tekanan.