🥇Juara 1 YAAW Periode 2 2024 Genre Pria
🏅Juara Tema Kreatif 'Harem'
Elang menjadi pemuas nafsu para wanita dewasa semenjak SMA. Ia terpaksa melakukan itu demi bertahan di kehidupan ibu kota yang keras. Sampai suatu hari Elang mendapat pelanggan yang membuatnya terjebak dalam masalah besar.
Takdir membawa Elang harus menjadi guru les privat putri dari salah satu pelanggannya. Terlebih putri pelanggannya itu adalah sahabat kekasihnya Elang. Parahnya ketiga perempuan itu sama-sama jatuh cinta pada Elang.
Inilah cerita Elang. Petualangannya dalam menghadapi banyak wanita di hidupnya. Bagaimana kelanjutannya? Apa Elang membiarkan banyak wanita berlabuh di hatinya? Atau dia memilih melabuhkan hatinya hanya untuk satu orang saja.
*Genre : Harem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11 - Sahabat
Elang menarik sudut bibirnya ke atas. Dia berkata, "Kalau aku miskin, memangnya kenapa?"
"Mungkin aku bisa memberimu tambahan uang," tanggap Amanda sembari menopang dagu dengan satu tangan. "Kau benar-benar tipeku. Aku heran kenapa Papah bisa memilih orang yang sangat sesuai seleraku," komentarnya.
"Maaf, kalau kau tertarik padaku, sebaiknya aku beritahu dulu kalau aku sudah punya pacar," ungkap Elang.
"Wah... Itu malah semakin membuatku menyukaimu!" sahut Amanda yang kini menyatukan kedua tangannya.
"Kau pasti gila," cibir Elang.
"Cewek gila memang julukan yang diberikan teman-temanku untukku," sahut Amanda.
"Ya, itu memang sudah sepantasnya." Elang sudah kehabisan kata-kata menanggapi Amanda. "Jadi kita akan lanjut belajar kan?" tanyanya.
"Kau mau tahu kenapa aku semakin menyukaimu saat tahu kau sudah punya pacar?" Amanda sama sekali tak menanggapi pertanyaan Elang. Ia justru melanjutkan topik pembicaraan sebelumnya.
'Astaga nih cewek. Cantik-cantik tapi cerewetnya minta ampun,' batin Elang. Dia memilih diam dan hanya tersenyum kecut.
"Karena jadi perebut punya orang itu lebih menantang. Aku suka sensasi itu. Di mataku, punya orang adalah yang paling menarik," jelas Amanda.
"Apa itu berarti cita-citamu ingin jadi pelakor?" Elang bertanya begitu karena bermaksud menyindir.
"Entahlah. Mungkin..." jawab Amanda.
Elang memutar bola mata jengah. Dia lalu menutup buku pelajaran. "Kalau kau terus mengobrol, sebaiknya aku pulang saja," katanya.
"Jika kau pulang sekarang, aku akan bilang ke Papah kalau kau tak mau mengajariku," ancam Amanda dengan senyuman manisnya. "Apa kau tidak tertarik pada cewek sepertiku?" tanyanya.
"Apa sikapmu pada semua cowok begini?" tanggap Elang.
"Tentu saja tidak! Hanya pada cowok yang menarik perhatianku. Biasanya mereka tak ada yang pernah bisa menolak pesonaku, dan aku pastikan kau pun juga begitu," goda Amanda seraya mengerlingkan salah satu matanya.
"Bagaimana bila aku adukan pada Papahmu kalau kau tidak serius belajar?" Elang balas mengancam.
Amanda malah tergelak. "Dia tidak akan mempercayaimu. Papah sangat menyayangiku lebih dari apapun," sahutnya percaya diri.
Elang menghela nafas panjang. Dia membuang muka dan sudah malas bicara lagi.
Amanda lagi-lagi terkekeh. "Oke, oke. Ayo kita belajar," ajaknya yang memilih mengalah.
"Dari tadi kek. Ngebacot aja mulutmu!" timpal Elang.
"Kau semakin manis kalau marah," tukas Amanda.
"Bacot!" balas Elang. Dia segera kembali membuka pelajaran. Untung saja Amanda sudah mau serius memperhatikan pelajaran.
Dua jam berlalu, les pun berakhir. Elang sekarang bersiap untuk pulang.
"Kau pasti sangat populer kan di sekolah?" tanya Amanda.
"Nggak tahu. Lagian aku nggak peduli," jawab Elang.
"Sampai ketemu lusa ya," ujar Amanda seraya melambaikan tangan dan tersenyum dengan manis. Membiarkan Elang berlalu pergi.
Amanda bergegas mengambil ponsel. Dia menemukan ada panggilan tak terjawab dari sahabatnya. Buru-buru Amanda telepon balik sang sahabat.
"Kau kemana saja? Kok nggak diangkat-angkat teleponku," protes sahabat Amanda dari seberang telepon.
"Sorry... Tadi habis ngeladenin cogan," jawab Amanda.
"What?! Cowok mana lagi coba?"
"Dia guru les privatku, Ra. Papah aku pintar banget cariin guru les begitu."
"Yang benar? Lain kali coba di foto orangnya. Aku jadi kepo!"
"Nanti ya, Ra. Pokoknya dia ganteng banget. Btw, kenapa kau nelepon?"
"Aku cuman mastiin. Malam ini jadi kan kita pergi ke klub?"
"Jadi lah! Pokoknya siap-siap aja jam sembilan malam. Kita ketemu di sana."
Obrolan Amanda dan sahabatnya berakhir di sana. Sahabat Amanda itu tidak lain adalah Dara, kekasihnya Elang sendiri.